..Ibadah qurban itu berarti perlu disiapkan dengan beternak yg baik !

Senin, 30 April 2012

Ubi Kayu Potensial Dikembangkan di Kaltim

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ubi Kayu Potensial Dikembangkan di Kaltim

Kaltim Bisa Hasilkan 200 Juta Ton/Tahun

Ubi kayu (Manihot esculenta) atau singkong masih dianggap sebagai 'makanan kedua' setelah nasi. Padahal, ubi kayu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di sebagian warga di Indonesia. Selama ini, ubi kayu hanya dikenal sebagai cemilan dalam bentuk gorengan yang dijual di pinggir-pinggir jalan atau paling tinggi hanya dibuat tepung untuk olahan kue, padahal komoditi ini bisa menjadi bahan olahan lain yang bernilai ekonomi bagus dan tentunya juga dengan harga jual tinggi.

Beberapa tahun ke depan, ubi kayu dipastikan akan naik kelas karena dapat menjadi sumber energi terbarukan atau bioenergi setelah diolah dan diproses secara kimia menjadi beberapa produk bernilai ekonomi tinggi.
 
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Ratna Shanti yang memaparkan potensi ubi kayu yang dapat dikembangkan di Kaltim. Apalagi, ubi kayu merupakan tanaman yang mudah tumbuh dimana saja bahkan di tanah tandus  sekalipun ubikayu mudah tumbuh.
 
Dalam makalahnya dipaparkan, desiminasi tentang Potensi Sumber Daya  Alam Kaltim menyebutkan bahwa ubi kayu dapat dikembangkan menjadi beberapa produk bernilai ekonomi tinggi, berupa pakan ternak, bio-energi, yakni etanol dan spiritus serta bahan agro-industri lain, yaitu stereofoam, fiber, bahan serat pakaian, plastik, lem dan lain-lain.
 
Menyongsong Kaltim sebagai provinsi Agroindustri dan Energi terkemuka masa depan, kesiapan Kaltim untuk mengembangkan Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diperbarui (renewable resources) melalui tanaman kelapa sawit, ubi kayu, padi dan aren, menjadi sangat penting.
 
Data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura menyebutkan potensi pengembangan ubi kayu di Kaltim sangat besar mengingat luasnya lahan yang masih tersedia. Lahan kering yang tersedia 2.861.116 hektare, sementara lahan yang telah ditanami ubi kayu 7.932 hektare dengan produksi 16,03 ton per hectare. Produksi produksi ubi kayu Kaltim  saat ini baru mencapai 125.714 ton.
 
“Saat ini ada beberapa jenis atau varietas ubi kayu yang cocok dikembangkan di Kaltim,L yakni jenis local, adira, malang,  gajah, mekar manik, dan darul hidayah. Bahkan, varietas seperti gajah dan darul hidayah mampu menghasilkan 100-150 ton per hektare,” ujarnya.
 
Jika diutak-atik, dengan luas lahan kering mencapai 2.861.116 hektare jika dikalikan rata-rata 100 ton per hektare, Kaltim dapat menghasilkan lebih dari 200 juta ton ubi kayu dengan masa tanam 8-9 bulan.
 
Ratna Shanti mengatakan, permintaan ubi kayu secara Internasional tidak pernah terpenuhi oleh Indonesia. Salah satu importir ubi kayu dalam bentuk umbi basah dan kering adalah China. Pabrik ubi kayu kering atau gaplek  di China selalau kekurangan bahan baku. China yang menjadikan ubi kayu sebagai tepung, serat sintetis, bio etanol dan lain-lain.
 
Kendala yang dihadapi Indonesia, khususnya Kaltim, ujar Ratna adalah persaingan ekspor ubi kayu dengan negara Thailand dan Vietnam serta jika terjadi penurunan harga komoditas ubi kayu dunia. Saat ini, harga internasional ubi kayu basah Rp600 per kilogram.
 
Menurutnya, yang harus dilakukan Pemprov Kaltim saat ini adalah membuat gerakan sosialisasi dan memotivasi petani untuk menanam ubi kayu varietas unggul. Selain itu, perlu melaksanakan intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi untuk ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.
 
“Selain itu,  tentunya melakukan penelitian tentang pemanfaatan ubikayu menjadi produk industri hilir untuk mendapatkan nilai tambah. Setelah itu, tugas pemerintah untuk berpromosi mencari investor untuk menanamkan modal dalam industri ubi kayu,” ujarnya. (mar)


Sumber : http://www.poskotakaltim.com/berita/read/10575-Ubi%20Kayu%20Potensial%20Dikembangkan%20di%20Kaltim

Sistem Imunisasi Tingkatkan Produksi Padi



 

Sistem Imun Tingkatkan Produksi Padi

Pemkot dalam upaya peningkatan hasil pertanian, salah satunya telah mengadopsi pendekatan Pengelolaan Tani Terpadu (PTT) padi yang diintroduksikankan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim sehingga produktivitas padi juga meningkat.

Menurutnya teknologi ini menekankan pada penggunaan benih berlabel, pemupukan yang berimbang, cara tanam legowo, cara pengairan intermitent serta pengendalian secara terpadu. Sehingga produktivitas padi dapat terus ditingkatkan yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan petani, mendorong dan meningkatkan kerja keras petani serta petugas dalam mewujudkan pembangunan pertanian dan perkebunan
 
”Kepada para petugas, khususnya yang membidangi pertanian dan perkebunan harus selalu mendampingi para petani di lapangan untuk mensukseskan ketahanan pangan disamping memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam yang ada di daerah," ungkap Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Kehutanan Kota Samarinda, Marwansyah, saat melakukan panen raya perdana padi unggul varietas cibogo di Dusun Muang Dalam Kecamatan Samarinda Utara, baru-baru ini.
 
"Semua pihak hendaknya dapat mengambil satu peran dalam pelaksanaan pembangunan itu sendiri agar merasa memiliki serta bertanggungjawab terhadap hasil pembangunan menuju peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, secara khusus dari sektor pertanian Kota Samarinda," lanjut Marwansyah.
 
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani sumber Rejeki sebagai pemilik lahan pertanian seluas 4 hektar tersebut mengatakan program imunisasi pada tanaman padi yang dilakukan sejak tahun 2008 tersebut sangat baik hasilnya, mengingat terjadi peningkatan hasil produksi padi yang sebelum menggunakan sistem imun hanya 5–6 ton per hektar maka sejak menggunakan sistem imun menjadi 7–9 ton per hektarnya. (john)

Sumber : http://www.poskotakaltim.com/berita/read/10653-Sistem%20Imun%20Tingkatkan%20Produksi%20Padi
 

Populasi Kerbau Mempengaruhi Luasan Sawah di Perbatasan




 

Populasi Kerbau Mempengaruhi Luasan Sawah di Perbatasan

Populasi kerbau yang berada di daerah perbatasan khususnya di kawasan Krayan Kabupaten Nunukan sangat berpengaruh terhadap pengembangan kawasan dan  luasan sawah untuk penanaman padi di daerah perbatasan


“Produksi Padi atau Beras Adan Krayan Kabupaten Nunukan mengalami penurunan, ternyata kondisi ini dipengaruhi oleh berkurangnya populasi kerbau di daerah tersebut. Salah satunya, beberapa waktu lalu masyarakat setempat menjual kerbau bantuan Pemprov Kaltim hanya untuk membuat jalan,” kata Kepala Dinas Peternakan Kaltim Ir H Ibrahim, pada Rapat Konsultasi dan Koordinasi  Teknis Daerah Pembangunan Peternakan se-Kaltim 2012 di Tenggarong, Senin (20/2).
 
Menurut dia, bantuan yang diberikan pemerintah berupa kerbau bagi masyarakat perbatasan tersebut hingga saat ini populasinya terus mengalami perkembangan. Namun, beberapa waktu lalu puluhan ekor kerbau telah dijual masyarakat setempat.
 
Penjualan  tersebut dilakukan masyarakat guna mendanai dan membiayai pembangunan jalan umum untuk menuju jalur perbatasan dengan Malaysia. Untuk memudahkan keperluan masyarakat setempat dalam memenuhi kebutuhan hidup maupun keperluan perdagangan.
 
Namun, akibat dari penjualan kerbau tersebut berimbas pada menurunnya luasan lahan sawah di wilayah perbatasan. Sebab, kerbau-kerbau tersebut selama ini dikembangkan populasinya sekaligus untuk membantu kegiatan masyarakat dalam menggarap sawahnya.
 
Karenanya, untuk memudahkan kegiatan penggarapan sawah dan meningkatkan kembali luasan sawah tersebut, maka masyarakat akan meminta kepada Gubernur agar dapat memberikan bantuan kerbau sebagai ganti kerbau yang telah dijual masyarakat perbatasan itu.
 
“Dalam waktu dekat ini rencananya pemerintah khususnya Pemprov Kaltim melalui Dinas Peternakan Kaltim akan kembali memberikan bantuan kerbau kepada masyarakat perbatasan tersebut, sehingga kerbau dapat dikembangkan sekaligus dapat membantu masyarakat mengembangkan luasan sawah untuk penanaman Padi Adan Krayan,” ujar Ibrahim.
 
Selain itu, bantuan sapi yang telah disalurkan di perbatasan tersebut dari 55 ekor hingga saat ini populasinya telah berkembang mencapai 500 ekor. Kondisi ini tentu menunjukkan potensi pengembangan subsektor peternakan baik kerbau maupun sapi sangat potensial untuk dikembangkan.
 
“Pengembangan peternakan sapi di perbatasan sangat besar potensinya. Walaupun untuk penyalurannya harus menempuh jalur laut atau suangai bahkan jalur udara atau menggunakan pesawat sebagai alat angkutnya. Berarti memerlukan biaya yang besar, tetapi ini menunjukkan komitmen Pemprov Kaltim mewujudkan program prioritas Gubernur Awang Faroek untuk pengembangan pertanian dalam arti luas di perbatasan,”papar Ibrahim. (mar)

Sumber : http://www.poskotakaltim.com/berita/read/15282-Populasi%20Kerbau%20Mempengaruhi%20Luasan%20Sawah%20di%20Perbatasan

Food Estate Barometer Keberhasilan Pertanian Kaltim




Food Estate Barometer Keberhasilan Pertanian Kaltim

 Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menegaskan kesuksesan program food rice estate di seluruh kabupaten Kaltim akan menjadi barometer atas keberhasilan pembangunan pertanian di Kaltim


“Kita semua akan melihat dengan etrwujudnya program rice food estate di Kaltim akan menjadi dasar kesuksesan pembangunan pertanian di daerah. Bahkan, keberhasilan ini akan mampu mengangkat Kita serta nasional untuk ketahanan pangan dalam jangka panjang, keberhasilan pembangunan program ketahanan pangan ini haruslah menjadi pekerjaan kita bersama baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota serta masyarakat terlabih pihak swasta,” tegas Awang Faroek pada Forum Petani di UPTD Bapeltan Sempaja Samarinda, beberapa hari lalu.
 
Menurut Awang, lahan yang tersedia hingga saat yang potensial untuk pengembangan program food rice estate di seluruh wilayah kabupaten sudah melebihi 343 ribu hektar. Bahkan,  sudah ada sekitar 21 investor yang ingin berinvestasi di sektor pertanian ini dengan luasan lahan diperlukan mencapai 535 ribu hektare.
 
"Sedangkan yang sudah dipastikan untuk digarap guna keperluan pembangunan food rice estate ini sekitar 100 ribu hektare untuk tahap awal yang ditangani BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Diantaranya PT Sang Hyang Sri, PT Pertani, PT Pupuk Kaltim dan Pusri Holdings," ujarnya.
 
Apalagi lanjut Awang, pertanian dalam arti luas telah menjadi program prioritas Pemprov Kaltim dan sejak 2009 lalu telah digadang sebagai program pembangunan pro rakyat. Melalui program ini akan dapat terciptanya peluang usaha yang berimbas pada pengentasan kemiskinan.
 
"Selain itu, program pro rakyat ini mampu membuka kesempatan kerja bagi masyarakat yang berarti akan dapat mengurangi pengangguran. Sehingga program pro rakyat ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tandas Awang.
 
Awang menjelaskan, berbagai program telah disiapkan pemerintah dalam pembangunan pertanian dalam arti luas. Misalnya, perikanan dan kelautan, kehutanan melalui program HTI (Hutan Tanaman Industri)  dan perkebunan serta peternakan maupun pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
 
“Kaltim dengan segala potensi kewilayahannya merupakan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha dan perekonomiannya. Kondisi ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan, selama masyarakat mau untuk berusaha dan memberdayakan dirinya,” ujarnya.
 
Karenanya, SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait dapat menyusun rencana kerja yang benar-benar menyentuh pada rakyat. Sehingga, kegiatan yang laksanakan selain untuk peningkatan pembangunan daerah juga berdampak pada peningkatan dan pemberdayaan perekonomian masyarakat.
 
“Seperti yang kita lakukan saat ini dengan adanya Forum Petani yang terdiri dari KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan), Ikamaja (Ikatan Keluarga Alumni Magang Jepang) dan P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya) hendaknya menjadi motor penggerak kegiatan  pertanian di daerahnya, sehingga apa yang menjadi keinginan kita yaitu Kaltim sebagai lumbung pangan bisa tercapai,” kata Awang. (mar)


Sumber : http://www.poskotakaltim.com/berita/read/15455-Food%20Estate%20Barometer%20Keberhasilan%20Pertanian%20Kaltim

Kamis, 26 April 2012

Rp 1,65 Miliar untuk Petani Jeruk di Nunukan

 
Rp 1,65 Miliar untuk Petani Jeruk 
di Nunukan


NUNUKAN,tribunkaltim.co.id
- Pemerintah Kabupaten Nunukan mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,65 miliar untuk pengembangan bibit jeruk di Nunukan. Bantuan ini berasal dari bantuan sosial dan langsung disalurkan ke rekning masing-masing kelompok tani.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Yopy F Wowor mengatakan, Pemkab Nunukan memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan sektor pertanian dan peternakan. Selain memberikan bantuan jeruk, Pemkab Nunukan juga memberikan banyak bantuan lainnya kepada para petani di daerah ini.

"Kita juga memberikan bantuan untuk pengembangan padi sawah mulai dari pupuk, kapur, bibit dan obat-obatan," ujarnya.

Adapula bantuan penggilingan adi yang tahun ini dialokasikan satu unit. Selain itu pemerintah memberikan bantuan bibit ubi kayu jenis ubi gajah dan 112 ekor ternak sapi bantuan Pemprov kaltim.
"Itu nanti kita sesuaikan, karena jumlah permintaan kelompok tani cukup banyak. Kita sesuaikan nanti," ujarnya.

Untuk mendapatkan bantuan tersebut tidaklah terlalu sulit. Setiap kelompok tani cukup mengajukan proposal yang diketahui penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan kepala desa setempat. Selanjutnya permohonan itu disampaikan kepada Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan.

Dari proposal yang masuk, selanjutnya Tim Dispertanak Nunukan akan melakukan verifikasi diantaranya meneliti berkas-berkas yang telah dikirimkan kelompok tani untuk mengetahui kebenarannya.

"Saya tidak ingin nanti kelompok tani ini, ada kelompk tani bodong. Asal-asalan. Kelompk tani hanya tiga orang, ini membentuk kelompok tani yang lainnya nama-nama titipan. Kita bentuk tim verifikasi daripada kelompok tani yang layak mendapatkan bantuan. Saya juga tidak mau petaninya belum siap kita berikan bantuan," ujarnya.

Tahun ini Dispertakan Nunukan terus berupaya meningkatkan produksi pertanian di daerah ini. Pihaknya pada tahun ini kembali mengembangkan padi hybrida sebagai bibit unggul.
"Orientasi kita kepada produksi pangan. Kita mendukung program pusat maupun provinsi bahwa pangan harus kita siapkan. Karena diantara pangan ini ada padi, ubi kayu, jagung, kemudian holtikultura," ujarnya.

Untuk pengembangan padi, dilakukan terobosan baru dengan uji coba pengembangan padi hybrida di lahan seluas 30 hektare. Pengembangan padi ini akan didukung penuh dengan sistem mekanis dan full saprodi.

"Kita ketahui hybrida suatu bibit unggul yang semuanya harus terpenuhi. Ini masih dalam uji coba mudah-mudahan bulan depan kita sudah bisa lakukan, siap tanam. Karena saya masih menunggu mesin tanam. Ini yang kita adakan bantuan dari pihak ketiga," ujarnya.

Penulis : Niko Ruru
Editor : Adhinata Kusuma
Sumber : Tribun Kaltim
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/04/25/rp165-miliar-untuk-petani-jeruk-di-nunukan

Produksi Padi di Nunukan Mencapai 40 Ribu Ton



 
 
Produksi Padi di Nunukan Mencapai 
40 Ribu Ton


NUNUKAN,tribunkaltim.co.id
- Produksi pertanian di Kabupaten Nunukan hingga April ini sudah melampui target dari Pemprov Kaltim. Bahkan, produksi padi di Nunukan perhaktarnya, sudah berada diatas target nasional.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Yopy F Wowor mengatakan, tahun 2012 produksi padi di Kabupaten Nunukan ditargetkan mencapai 43.000 ton.

"Dari bulan ini sudah tercapai sekitar 40 ribu-an, sehingga saya optimistis target 40 ribuan ton tercapai. Itu dari sisi produksi padi," ujarnya.

Nunukan selama ini juga dikenal dengan padi unggulannya, yakni padi organik Adan yang tumbuh di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan. Tahun 2010 produksi padi Adan mencapai 13.960 ton gabah kering giling. Adapun hingga November 2011, produksi padi Adan sebesar 8.906 ton GKG.

Untuk melindungi harga padi dimaksud, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia telah memberikan sertifikat indikasi geografis (IG) atas salah satu jenis padi adan.

Yopy mengakui, selama ini produksi padi di Nunukan lebih banyak dipasarkan di Malaysia. Termasuk padi organik dari Krayan dan Krayan Selatan.

"Untuk padi Adan sedikit sekali yang kita bawa ke Nunukan karena terkendala ongkos angkut. Kalau Sebatik sebagai daerah lumbung padi, juga keluar. Untuk Nunukan, Sembakung, Lumbis juga," ujarnya.

Namun belakangan ini permintaan beras lokal juga ikut meningkat. Banyak pegawai di Nunukan yang sudah mulai menyenangi produksi padi lokal. "Karena makin tinggi pendidikan, makin tinggi pengetahuan, makin mendekati padi-padi yang baru, padi yang kurang menggunakan bahan kimia," ujarnya.

Dari ketahanan, padi lokal memang lebih cepat rusak dibandingkan padi-padi yang berasal dari Surabaya dan Sulawesi. Hal ini disebabkan, padi-padi lokal tidak menggunakan pengawet.
"Sempai detik ini sudah lumayan. Ini sudah musim panen bahkan ditingkat petani mereka menjual harga terendah Rp7 ribu sampai Rp7500. Kalau dikemas belum bisa, karena daya tahannya. Karena itu petani menggiling sesuai permintaan," ujarnya.

Selain padi, Dispertanak Nunukan pada tahun ini mulai melakukan penanaman jeruk seluas
120 hektare. Saat ini program tersebut sudah mulai terlaksana dan diperkirakan telah mencapai 30 persen dari rencana.

Lahan pertanian di Nunukan diperkirakan mendekati 10 ribu hektare. Luasan tersebut didasarkan pengukuran yang dilakukan di lapangan. Dari luasan tersebut sebagian sudah dimanfaatkan sesuai harapan yakni menuju intensifikasi. Ada juga lahan yang hanya sekali garap.

"Nah kita upayakan pada tahun ini kita tingkatkan kembali. Dalam arti pemanfaatannya yang semula setahun sekali garap, menjadi dua kali. Kita akan menuju mekanisasi ke intensifikasi," ujarnya.

Ketua LSM Pancasila Jiwaku Mansyur Rincing mengatakan, Kabupatan Nunukan membutuhkan pusat kegiatan pertanian yang luasan lahannya harus lebih dari 20 ribu hektare. Nantinya di atas lahan tersebut harus dilengkapi berbagai sarana dan prasarana seperti mess, aula, tempat praktik dan tempat penelitian.

"Dengan begitu, pengembangan di sektor pertanian itu bisa lebih cepat," ujarnya.

Penulis : Niko Ruru
Editor : Adhinata Kusuma
Sumber : Tribun Kaltim
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/04/25/produksi-padi-di-nunukan-mencapai-40-ribu-ton

Selasa, 24 April 2012

Kiat Membuat Durian Berbuah di Luar Musim






Kiat Membuat Durian Berbuah di Luar Musim

Teknik penerapan memunculkan buah durian di luar musim perlu menggunakan beberapa bahan aktif zat pengatur tumbuhan (ZPT). Zat tersebut berperan aktif untuk mengubah alur pertumbuhan pada sel tanaman dengan cara menghambat pada waktu fase pertumbuhan vegetatif agar dapat merubah secepatnya muncul fase generatif (cepat berbunga dan berbuah).

Pengaturan
Tanaman yang ingin dibuahkan di luar musim harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:

  • Tanaman sehat, dengan ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau tua mengkilap dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
  • Tanaman sudah cukup umur atau sudah pernah berbunga.
  • Lebih utama tanaman tidak dalam fase tidak adanya pertumbuhan tunas tanaman dan daun baru (pupus).

Teknologi Pembuahan buah durian di luar musim sudah banyak dilakukan pada jaman nenek moyang kita dulu dengan cara mekanis antara lain:

  1. Kerat : Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang lingkaran pohon sampai kelihatan pembulutl xylem (kayu pohon).
  2. Pruning: Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.
  3. Pelukaan: Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bisa dengan mengerok, mencacah, memaku atau mengiris kulit kayu.
  4. Pengikatan: Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transpor hasil fotosintesa pembuluh floem terhambat.
  5. Stressing air: Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik layu permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.

Kelima teknologi pengamatan konvensional ini, pada prinsipnya adalah merubah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) dalam tanaman.

Cara konvensional ini mempunyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil tapi kalau tidak pas ya gagal. Dalam berbudidaya cara konvensional tersebut tidak direkomendasikan, karena selain tidak bisa memberikan kepastian, juga dapat mengakibatkan kerusakan pohon secara fisik dan fisiologis.

Cara terkini untuk membuahkan buah di luar musim yang terukur dan paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan agro-chemica (kimia pertanian), berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Teknologi agro-chemical ini merubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat rase pertumbuhan vegetatif dengan peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul rase generatif - bunga dan buah.

Bahan aktif ZPT yang dapat dibeli dan dipergunakan untuk membuahkan durian di luar musim diantaranya adalah kimia pertanian (NAA, Auxin, dan Paklobutrazol). ZPT tersebut bisa dibeli di taka pertanian/toko kimia, Hortimart AgroCenter Bawen-Semarang dan Trubus-Ungaran. IndoBel hasil ekstraksi bahan-bahan hayati dan organik bermutu tinggi yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Produk Indobel bisa didapat melalui sistem Penjualan Berjenjang (Multi Level Marketing), tidak dijual melalui toko-toko.

Cara kerja dari ZPT kimia pertanian
Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), adalah jenis ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm/dibaca petunjuk pemakaian pada label kemasan, dengan cara disemprotkan pada pangkal/cabang batang yang telah diperiksa akan kemunculan bunga dan ke seluruh bagian bawah daun terutama tepat pada stomata daun. Sebaiknya penyemprotan dilakukan pada waktu pagi hari (jam 06.00 - 10.00).

Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk dagang tertentu, karena harganya per miligramnya yang sangat mahal. Tergolong dalam bahan laboratorium yang bisa didapatkan di toko bahan kimia. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek batang, memperpanjang titik tumbuh serta mencegah gugur daun dan buah.

Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol. Cultar. Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan memacu fase generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan. batang dan dahan getas daun mengeriting dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti efektif dipergunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.

Pada dasarnya penggunaan ZPT ini dilakukan pada saat tanaman dibuahkan di luar musim dengan memastikan kondisi tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan.

Cara kerja Zat Perangsang Tumbuh IndoBel yaitu jika menginginkan panen durian bulan Agustus - November, maka sekitar bulan Maret tanaman pada blok disemprotkan POWER NUTRITION per 10 liter air per pohon dan akan lebih bagus ditambah penyemprotan 3-4 tutup POC NASA I tutup HORMONIK per tangki setiap 7-10 hari sekali sebanyak 3-4 kali + dipupuk NPK. Selain itu kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan. Jika waktu pengeringan turun hujan. tanah di sekeliling tanaman dalam radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air. Setelah bunga mekar dan menjadi buah atau 2 bulan setelah bunga mekar + dipupuk NPK, usahakan tanaman tidak mengeluarkan tunas daun karena dapat menyebabkan terjadinya perebutan unsur hara antara buah dan daun. sehingga perlu disiram/disemprot POWER NUTRITION lagi (I botol untuk 30-50 pohon).

Penyerbukan
Tidak semua bunga bisa menjadi buah karena bunga durian mekar pada sore sampai malam hari sehingga tidak banyak serangga penyerbuk. Selain itu juga tidak semua bunga durian muncul secara bersamaan. padahal penyerbukan berhasil jika serbuk sari dan kepala putik harus matang secara bersamaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyerbukan buatan. Caranya sapukan kuas halus pada bunga mekar pada malam hari. Untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas. sebaiknya dalam. satu areal penanaman tidak hanya satu jenis varietas tertentu. tetapi dicampur dengan varietas yang lain.

Penjarangan buah
Penyeleksian buah perlu dilakukan bila buahnya terlalu lebat atau terkena hama penyakit, dilakukan setelah musim gugur bunga. berdiameter 5 cm. Pelihara buah yang bentuknya. baik dan bebas dari hama dan penyakit serta menyisakan 1-2 buah. jarak ideal buah satu dengan yang lain sekitar 30 cm. Catat setiap kegiatan penjarangan buah pada kartu kendali. Untuk mencegah kerontokan buah setelah buah berumur 10 hari sejak terbentuk. lebih bagus jika diberikan pupuk makro NPK (0.5-1 kg/pohon) ditambah POWER NUTRION (I botol untuk 30-50 pohon).

Penyiangan
Bersihkan tanaman dari tanaman/rumput lain yang mengganggu dengan cara mencabut atau memotong serta mencangkul (diameter I m dari pohon durian). Pada musim kemarau biarkan gulma tumbuh di luar kanopi untuk mengurangi penguapan air. Catat dalam kartu kendali semua kegiatan penyiangan.

Pengairan
Penyiraman dapat dilakukan pada sore hari agar tidak terjadi penguapan. Penyiraman secara semi manual dilakukan dengan menggunakan pipa lateral/selang plastic yang dapat dipindahkan. Air dialirkan melalui parit-parit di setiap sisi pada alur tanaman sesuai dengan kebutuhan. Pada waktu berbunga dan berbuah, penyiraman harus ditangani lebih intensif misalnya 1-2 kali sehari karena pada masa ini jumlah air yang dibutuhkan 100-300 liter per pohon dan dalam perawatan biasa dilakukan 2-3 kali seminggu dan jangan sampai air menggenang pada lahan kebun. Setelah panen, pohon perlu banyak air untuk memulihkan diri dari keadaan stress ke keadaan normal. Pelaksanaan segera diikuti dengan pemupukan. Catat setiap kegiatan penyiraman pada kartu kendali.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Pengendalian hama/penyakit dan gulma dilakukan secara berkala dengan cara: mengamati OPT seminggu sekali, mengidentifikasi gejala serangan, jenis OPT dan musuh alaminya. Tentukan ambang batas pengendalian dengan cara membuat ambang batas yang masih ditolerir. Tetapkan alternatif pengendalian untuk hama dan penyakit dengan tara hayati/biologis, perbaikan tekhik budidaya, membuang bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya dan membuat perangkap untuk hama lalat buah. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir. Bila melewati ambang batas ekonomi, maka pestisida dapat digunakan secara berkala. Penggunakan Bio pestisida atau pestisida sebaiknya terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan tahun 2003. Catat kegiatan pengendalian hama penyakit pada kartu kendali.

Hama dan Penyakit yang menyerang pada tanaman durian

Lalat buah (dacus dorsalis)
Gejala buah menjadi busuk berulat dan akhirnya rontok. lalat betina yang ujung perutnya runcing mirip lebah. Menaruh telur dengan cara menyuntikkan ke bagian dalam buah, telur menetas menjadi ulat dan menyantap daging buah.

Pengendalian cara kultur teknis yaitu sanitasi lingkungan yaitu pengumpulan buah yang terserang, baik yang jatuh maupun yang masih di pohon. Kemudian dimusnahkan. Pengendalian dengan tanaman perangkap yaitu menanam selasih di sekeliling kebun. Bisa juga dilakukan dengan pengasapan tidak sampai terbakar ke seluruh bagian tanaman.

Pengendalian mekanik: Menggunakan perangkap atraktan (metil eugenol. protein hidrolisa. atau selasih) dalam alat perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah.

Ulat penggerek batang (Xyleutes leucantus don Zeuzera caffiae)

Gejala ; Serangan ditandai dengan menumpuknya kotoran dibawah batang (keluar air dan kotoran berwarna merah) tanaman yang terserang akan layu dan mati.

Pengendalian dengan cara mekanis/ kultur teknis yaitu dengan memotong 5 cm bagian lubang gerek batang tanaman yang terserang kemudian dimusnahkan, bisa juga dilakukan dengan memasukkan kawat ke dalam lubang dengan harapan ulat terkena dan mati.

Pengendalian dengan cara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif Tamaron 0,3 % dan Diazinon 0,5 % yang disemprotkan sesuai dosis. Dan banyak lagi hama pada tanaman durian yang perlu diwaspadai.

Penyakit tanaman durian

Penyakit Busuk Akar (Pythium vxans.)
Gejala; Bercak nekrotik pada akar lateral. dimulai dari ujung akar, tanaman akan layu dan mati. Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat. Pengendalian Tanaman yang terserang dimusnahkan dan dibakar.

Penyakit Jamur Upas (pink disease)
Gejala munculnya cairan kuning pada bagian batang terserang dan diselimuti dengan benang-benang jamur berwarna mengkilat berbentuk seperti laba-laba sehingga menyebabkan kematian pada batang. Pengendalian; Potong bagian terserang, kurangi kelembaban.

Panen
Waktu panen durian berbeda tergantung jenis varietas. jenis montong sekitar 125 - 135 hari setelah bunga mekar. jenis chanee sekitar 110 - 116 hari setelah bunga mekar. Buah durian mengalami tingkat kematangan sempurna 4 bulan setelah bunga mekar. Waktu petik berdasar tanda-tanda fisik, misal ujung duri coklat tua, garis-garis di antara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah dibengkokkan, ruas-ruas tangkai buah membesar, baunya harum, terdengar bunyi ksar dan bergema jika buah dipukul. Panen dilakukan dengan cara memetik atau memotong tangkai buah sejauh mungkin di atas buku-buku di pohon dengan pisau. Usahakan buah durian tidak sampai terjatuh karena akan mengurangi kualitas buah. Buah dipetik ketika tingkat kematangannya sekitar 80-85%.

Dalmadi BBP2TP, Badan Litbang Pertanian (Sumber : Sinar Tani)

Sumber : http://distan.kalselprov.go.id/2010/03/kiat-membuat-durian-berbuah-di-luar-musim/

PEMBUAHAN LAI DILUAR MUSIM

Sumber Gambar: Agus Priyono ( Edit, Alfiansyah BKPP )

PEMBUAHAN LAI DILUAR MUSIM


Buah-buahan merupakan salah satu bahan pangan sumber gizi, mineral, dan vitamin bagi manusia. Permintaan terhadap buah-buahan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat serta meningkatnya pemahaman akan pentingnya nilai gizi.

Selain sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral buah-buahan juga mengandung bahan antioksidan yang mampu menunda atau mencegah penuaan sel dan jaringan, dan serangan kanker (Rai dan Poerwanto, 2008).

Buah Lai merupakan salah satu buah-buahan tropis yang saat ini telah populer sebagai sumber pangan bergizi dan buah eksotik khas Kabupaten Kutai Kartanegara. Selama ini buah lai dikenal sebagai buah musiman yang dihasilkan setahun sekali. Musim buah lai berlangsung selama 2-3 bulan setiap musimnya. Musim buah lai normal di Desa Batuah berlangsung antara akhir Desember sampai awal Maret.

Sebagai bahan pangan permintaan buah lai terjadi sepanjang tahun, sedangkan suplai secara alamiah hanya selama musimnya (on season) saja. Untuk mengurangai ketergantungan terhadap musim alamiahnya atau setidak-tidaknya memperpanjang musim atau perentangan periode pembuahan dapat dilakukan rekayasa dengan teknik budidaya atau dikenal dengan produksi buah di luar musim (off season).

Upaya mencoba produksi buah lai di luar musim telah dilakukan di Desa Batuah baik maju atau mundur dari musim normal bahkan dilakukan secara ektrim 5-6 bulan lebih awal. Pembuahan ekstrim di luar musim berhasil dilakukan di Desa Batuah Kecamatan
Loa Janan Kabuapaten Kutai Kartanegara pada tanaman lai kultivar Mahakam dan Kutai. Perlakuan pengaturan unsur hara dan pemangkasan (tanpa ZPT), suplai unsur hara memperhatikan cara rilis pupuk, cara aplikasi, dan keadaan cuaca. Perlakukan akhir November 2010 berhasil di panen tanggal 16 Juni 2011 kemudian dipamerkan pada Penas XIII Tanggal 18-23 Juni 2011 di Tenggarong. Perlakukan plus ZPT (paclobutrazol) dilakukan pada 14 pohon kultivar Lai Mahakam dan 3 pohon kultivar Lai Kutai berumur 4-5 tahun yang belum pernah berbuah. Perlakukan ZPT pada tanggal 9 Januari 2011 dan bunga mulai mekar awal April 2011 dan siap dipanen pada bulan Agustus 2011.

Varietas Unggul

Buah lai varietas unggul belum banyak konsumen yang mengenalnya, karena memang baru dirilis dan dikembangkan. Kebun hasil pengembangan dengan Teknologi Top Working panen perdananya Agustus 2011. Berikut adalah lai varietas unggul nasional yang berasal dari Desa Batuah, yaitu:

1. Lai Batuah

Merupakan lai pertama asal Desa Batuah yang dirilis sebagai varietas unggul nasional pada tahun 2006 melalui Kepmentan Nomor: 548/Kpts/SR.120/9/2006. Buahnya
berwarna kuning, berat buah 1,5-1,6 kg. Daging buahnya kuning kemerahan, tekstur halus; aromanya tidak tajam; dan rasa daging buah manis, kandungan gula 22,48%.
Bagian yang dapat dimakan 39,2%. Daya simpan buah 7-9 hari setelah panen. Hasil 300-400 buah per pohon. Beradaptasi dengan baik didataran rendah 10-100 m dpl.

2. Lai Kutai

Rilis tahun 2007 melalui Kepmentan Nomor: 482/Kpts/SR.120/9/2007. Buahnya berwarna kuning, berat buah 1,4-1,9 kg. Daging buahnya kuning cerah (orange), tekstur halus tidak berserat; aromanya tidak tajam; dan rasa daging buah manis, kandungan gula 12,86%. Bagian yang dapat dimakan 31-35%. Daya simpan buah 7-8 hari setelah panen. Hasil 140-285 kg/pohon/ tahun. Beradaptasi dengan baik didataran rendah 10-100 m dpl.

3. Lai Mahakam

Rilis tahun 2009 melalui Kepmentan Nomor: 3507/Kpts/SR.120/10/2009. Buahnya berwarna kuning tua. Warna daging buah kuning dengan semburat jingga (marker), tekstur agak keras, rasa daging buah manis agak berlemak, kandungan gula 17o brix. Bagian yang dapat dimakan 31-35%. Daya simpan buah 7-8 hari setelah panen. Hasil 140-285 kg/pohon/ tahun. Beradaptasi dengan baik didataran rendah 10-100 m dpl.

Mudah dibuahkan di Luar Musim

Pembuahan di luar musim pada lai kultivar Mahakam dan Kutai dilakukan sejak tahun 2007 sampai sekarang pada tanaman lai umur ± 17 tahun dan menunjukkan bahwa kedua kultivar lai tersebut sangat respon terhadap perlakuan pembuahan di luar musim walaupun tanpa perlakukan ZPT (zat pengatur tumbuh). Perlakuan yang utama adalah pengaturan unsur hara, stres air, dan menyesuaikan dengan radiasi surya.

Sebelum panen pada Januari 2007 telah dilakukan perlakuan pada Oktober 2006 dan panen pada Mei 2007 dan sampai Juni 2011 telah dipanen enam kali buah lai kultivar Mahakam dan tujuh kali buah lai kultivar Kutai dan jika tidak ada halangan sampai Desember 2011 akan dipanen sekali lagi buah lai kultivar Kutai dari pohon yang sama.

Pemupukan Faktor Utama

Unsur hara menjadi faktor pembatas produksi tanaman lai, untuk mendapatkan produksi maksimal diperlukan pemupukan berimbang sesuai kebutuhan tanaman. Masalahnya kemampuan untuk mengidentifikasi keadaan masing-masing pohon secara cepat dan ekonomis belum banyak yang menguasai.

Tanaman menghasilkan (TM) diberikan pupuk tiga kali setahun. Pemupukan pertama (P-I) diberikan setelah panen berupa pupuk kompos/organik, dolomit, dan pupuk majemuk (NPK) dengan kadar unsur hara yang seimbang tujuannya untuk memacu pertumbuhan tunas.
Pemupukan kedua (P-II) diberikan 2-3 bulan setelah P-I, menggunakan pupuk majemuk yang kadar P2O5 yang lebih tinggi, tujuannya untuk persiapan dan memacu pembungaan. Pemupukan ketiga (P-III) diberikan dua bulan setelah persarian menggunakan pupuk yang kadar K2O-nya lebih tinggi, tujuannya agar kualitas buah lebih baik dan lebih tahan terhadap serangan hama/ penyakit Pemangkasan bentuk diperlukan untuk membentuk kerangka tanaman agar berproduksi maksimal. Pemangkasan pemeliharaan untuk membuang cabang sakit dan cabang yang tidak efektif untuk fotosintesis. Pengairan diberikan untuk tanaman lai dimusim kemarau, kebutuhan air ± 40-60 liter air per hari.

Pengendalian hama dan penyakit dengan teknik pengendalian hama terpadu. Hama yang sering ditemukan adalah penggerek cabang, kutu putih dan bajing. Penggerek buah jarang ditemukan, serangannya ringan dan tidak setiap musim ditemukan. Penyakit yang sering menyerang adalah hawar daun, busuk buah, dan busuk akar. Tanaman yang terpelihara dengan baik mulai menghasilkan pada umur lima tahun dengan produksi yang terus meningkat sesuai umur tanaman.

Sumber : http://cybex.deptan.go.id/lokalita/pembuahan-lai-diluar-musim

Senin, 23 April 2012

Dengan Panen Mangga di luar Musim Harga Bisa Meningkat







Bisa Dipanen Tiap Saat, Kebun Mangga Off Season Makin Luas

Laporan wartawan KOMPAS Timbuktu Harthana

CIREBON, KOMPAS.com - Luasan lahan pohon mangga yang dibudidayakan untuk bisa panen di luar musim atau off season di Kabupaten Cirebon terus bertambah. Saat ini, lahannya sudah mencapai lima persen dari total lahan kebun mangga di Cirebon yang sekitar 9.000 hektar.

Menurut Herman Hidayat, Kepala Seksi Buah-buahan Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, luas kebun mangga yang sudah dibudidayakan panen di luar musim saat ini berkisar 400-500 ha, atau lima persen dari total luas kebung mangga di Cirebon.

Peningkatan luasan lahan itu dipicu keuntungan panen di luar musim yang lebih besar dari panen biasanya. Sebab, harga jual buah mangga off season dua kali lipat dari harga saat panen raya. Saat panen raya, harga mangga gedong gincu yang matang pohon Rp 12.500-Rp 15.000 per kilogram, sedangkan harga saat panen di luar musim mencapai Rp 25.000 per kg.

"Petani sekarang sudah pandai. Mereka tahu keuntungan panen off season lebih besar, sehingga bertahap luas kebun off season meningkat," ujar Herman, Kamis (28/5). Jenis mangga yang dibudidayakan pada lahan-lahan yang sudah bisa panen luar musim adalah gedong gincu, cengkir, dan arum manis.
Beberapa wilayah sentra mangga di Cirebon yang telah menerapkan pembudidayaan panen luar musim adalah di Kecamatan Sedong, Greged, Astanajapura, dan Beber. Lahan terluas yang telah menerapkan off season adalah di Kecamatan Sedong, diperkirakan mencapai 50 ha.

Sementara itu, menurut Haeudin (45), petani mangga gedong gincu di Desa Sedong Lor, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, jumlah petani mangga yang tertarik membudidayakan mangga off season makin banyak. Tahun lalu, hanya seorang, tahun ini bertambah empat orang. Sebab, keuntungan panen meningkat, karena dalam setahun pohon mangga bisa panen dua kali. Perbandingannya, jika tahun lalu satu pohon produktivitasnya hanya 25 kg, kini naik menjadi 37 kg per pohon.

Akan tetapi, tidak semua pohon bisa dioptimalkan untuk panen di luar musim, karena kualitas dan perawatan pohon mangganya harus prima. Dari 100 pohon mangga, yang dapat panen di luar musim saat ini baru 30 pohon. Selain itu, petani mangga juga butuh modal yang besar. "Biasanya ongkos produksi satu pohon hanya Rp 50.000 per musim (tahun), jika ingin panen off season ongkos produksinya sekitar Rp 200.000 per pohon," tambah Haerudin.

Sumber : http://www.facebook.com/media/set/?set=a.267281639969295.70324.252901458073980&type=3

Dengan Induksi Pembungaan Jeruk Bisa Panen Sepanjang Tahun




INDUKSI PEMBUNGAAN, STRATEGI PANEN JERUK DI LUAR MUSIM

Oleh : Sutopo (Hp. 085649664488-081233440678)

Induksi (merangsang) pembungaan pada beberapa tanaman tahunan dapat dilakukan dengan cara kimia dan mekanis. Prinsip cara kimia adalah merubah fisiologis tanaman dengan menghambat fase pertumbuhan vegetatif melalui peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul fase generatif, bunga dan buah. Zat pengetur tumbuh (ZPT) yang sering digunakan untuk induksi adalah NAA, Auxin, Gibberelin, Paklobutrazol dan Potasium Klorat (KClO3).

Hasil cara kimia lebih pasti, tetapi tidak diajurkan pada tanaman jeruk karena efek sampingnya tidak baik terhadap kondisi tanaman dan kesehatan manusia. Induksi pembungan secara kimia sering mengakibakan tanam semakin hari semakin merana, daunnya banyak yang dan rontok, dahan ranting mengkerut dan mudah patah dan bahkan tanaman mati.

Induksi pembungaan secara mekanis dapat dilakukan dengan beberapa cara :

  • Pengeratan batang/cabang : mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang ling­karan pohon sampai kelihatan pembuluh xylem (kayu pohon).
  • Pemangkasan cabang (pruning) : memangkas cabang dan ranting, hingga pohon tidak terlalu lebat.
  • Pelukaan : melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bisa dengan mengerok, mencacah, mema­ku atau mengiris kulit kayu.
  • Pengikatan : mengikat erat pohon de­ngan kawat hingga transpor hasil fotosintesa pembuluh floem terhambat.
  • Pengeringan (Stressing air) : Mengeringkan lahan hingga waktu tertentu, kemudian dilakukan pengairan hingga jenuh.

Bagi tanaman jeruk yang mempunyai perakaran efektif relatif dangkal, kombinasi cara pengeringan, pemangkasan dan pemupukan merupakan cara induksi pembungaan yang teruji paling tepat. Induksi pembungaan yang mengakibatkan pelukaan kulit tidak dianjurkan karena batang tanaman jeruk peka terhadap penyakit Diplodia dan hasilnya tidak memberi kepastian. Prinsip induksi pembungan secara mekanis adalah merubah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) dalam tubuh tanaman karena faktor tanaman yang banyak mempengaruhi induksi pembungaan adalah kandungan nitrogen, karbohidrat, dan nisbah C/N yang terdapat dalam tanaman.

Faktor lingkungan antara lain kegiatan pemupukan dan unsur iklim seperti suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, kekeringan, panjang hari, dan intensitas radiasi mempengaruhi induksi pembungaan melalui perannya dalam proses fisiologis tanaman.

Penerapan Tehnik Induksi Pembungaan :

- Lakukan pemupukan saat 4 bulan sebelum panen dan pertahankan agar tanah tetap lembab.

- Kurangi pengairan saat sekitar 1 – 2 bulan sebelum panen. Pengurangan kelembaban tanah akan menghambat pertunbuhan vegetatif tanaman yang berarti hasil fotosintesis lebih banyak digunakan tanaman untuk memulai pembentukan organ generatifnya.

- Setelah panen lakukan pengeringan dan jaga agar tidak ada air yang masuk kebun. Stressing air tidak langsung menyebabkan tanaman berbunga, tetapi menyebabkan terjadinya induksi bunga atau terjadinya transisi dari fase vegetatif menuju fase generatif. Induksi bunga terjadi karena adanya perubahan perimbangan produksi hormone giberelin, sitokinin dan ABA serta meningkatnya rasio karbon dan nitrogen pada pucuk tanaman. Produksi hormon giberelin dan sitokinin pada saat stress air menurun sebaliknya kandungan ABA meningkat yang merupakan salah satu ciri awal tanaman mulai berbunga. Jika masa pengeringan terlalu pendek bunga yang dihasilkan hanya sedikit, sebaliknya jika terlalu panjang bunga yang muncul berlebihan tetapi banyak yang gagal.

- Lakukan pemangkasan. Bagian yang harus dipangkas adalah sisa tangkai pendukung buah, tunas liar, ranting tidak sehat, dan ranting yang rimbun.

- Lakukan pengolahan tanah, pembersihan gulma, pemberian pupuk kandang, dan buat saluran draenase yang dalam pada lahan sawah untuk mempercepat pengeringan lahan.

- Keringkan lahan selama 2 sampai 3 bulan sebelum waktu pembungaan yang dikehendaki. Selesai masa stressing air (sekitar 2 – 3 bulan dari panen), segera lakukan pemupukan (dosis anjuran) diikuti oleh irigasi yang cukup agar bunga berdiferensiasi dan berkembang lebih lanjut. Dengan kata lain, agar primordial bunga dapat berkembang dan tumbuh menghasilkan bunga sempurna, tanaman memerlukan kondisi lingkungan yang optimal.

- Perlakuan stressing air di wilah yang memiliki curah hujan tinggi bisa dilakukan dengan membuat saluran drainase yang dalam diantara 1 atau 2 baris tanaman dan lahan di bawah tajuk ditutup mulsa plastik hitam perak selama 2 – 3 bulan.

Tanaman yang akan diinduksi pembungaannya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tanaman harus sudah melewati fase juvenile (vegetatif). Saat kritis proses pembungaan terletak pada tahap induksi bunga yaitu saat terjadi transisi dari fase vegetatif ke fase generatif/ reproduktif. Perubahan fase tersebut dipengaruhi oleh antara lain varietas dan lingkungan. Sebagai contoh kelompok jeruk siam biasanya mempunyai fase juvenile lebih singkat dibandingkan dengan jeruk keprok, pamelo dan jeruk manis. Jika fase juvenile belum terlewati, penerapan teknologi off season tidak memberikan hasil yang baik bahkan berdampak merusak tanaman.

Tidak sedang bertunas dan mata tunas matang fisiologis.
Saat pertunasan banyak energi (karbohidrat) yang dibongkar untuk pertumbuhan tunas dan hanya sedikit yang bisa digunakan untuk mendorong pembungaan. Induksi pembungaan pada kondisi ini lebih banyak kegagalannya. Selain tanaman tidak sedang bertunas, tanda tanaman siap dirangsang pembungaannya adalah mata tunas pada ranting telah bernas terutama ranting yang sebelumnya tidak mendukung buah.

Tanaman harus sehat dari akar sampai ujung daun agar tahan terhadap cekaman yang kita berikan (stress air dan pemangkasan, dll). Hal ini bisa dicapai jika pemberian nutrisi dan pengendalian hama penyakit sebelumnya dilakukan secara optimal.

Lakukan saat buah tidak terlalu lebat. Untuk menghasilkan buah yang lebat, tanaman menghabiskan sangat banyak energi (karbohidrat) sehingga ranting tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk membentuk organ generatif. Jika dipaksakan dipacu pembungaannya, tanaman justru akan merana bahkan mati. Oleh karena itu, saat berbuah lebat harus dilakukan penjarangan agar energi untuk pertumbuhan buah seimbang dengan energi untuk menghasilkan tunas generatif.

Tersedia pengairan.
Masa stressing air yang optimal mengakibatkan akumulasi energi pada mata tunas. Energi tersebut selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan vegetatif (pertunasan) dan pembungaan pada saat lahan dipasok air yang cukup melalui hujan atau irigasi. Munculnya bunga tersebut harus didukung oleh kondisi lingkungan yang optimum termasuk air agar bunga dapat berkembang menjadi buah. Oleh karena itu jika setelah pembungaan tidak ada pasokan air hujan maka proses pembuahan mengalami kegagalan.

Sumber : http://kpricitrus.wordpress.com/2012/04/06/induksi-pembungaan-siasat-panen-jeruk-di-luar-musim/

Senin, 16 April 2012

Catatan yang tercecer : Pupuk Azolla Mampu Tingkatkan Produksi Padi

Pupuk Azolla Mampu Tingkatkan Produksi Padi

Kamis, 10 Agustus 2006

Penulis: Muhammad Fauzi (JAKARTA--MIOL)

Pupuk organik Azolla mampu meningkatkan produksi padi hingga sembilan ton per hektare. Padahal umumnya dengan pupuk anorganik (buatan) hanya enam ton per hektare.Demikian diungkapkan mantan Direktur Pupuk Sriwijaya Zaenal Sudjais, peneliti dan pengguna azolla Sudiono dan Ketua Badan Pertimbangan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Siswono Yudo Husodo, di Jakarta, Selasa (8/8).

Sudjais mengatakan, dua tahun sebelum pensiun dari Pupuk Pusri, dia menyadari banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk buatan secara terus menerus mengakibatkan kandungan organik tanah (humus) menurun drastis. Akibatnya kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air, hara dan kehidupan biota cenderung menurun.

"Ibaratnya tanah pertanian kita selama lebih 30 tahun ini dalam kondisi lapar dan lelah, meskipun penggunaan pupuk anorganik ditingkatkan. Azolla mampu merevitalisasi tanah karena tanaman tersebut merupakan unsur nitrogen yang dibutuhkan tanaman, khususnya padi," kata Sudjais.

Azolla merupakan tanaman paku air yang tersebar di daerah tropik dan subtropik. Azolla mengandung N (nitrogen) sekitar 4%-5% dan tanaman ini mampu menimbun N sebanyak 25-30 kg N per hektare selama 30 hari.

Beberapa negara di Asia telah menggunakan azolla sebagai pupuk biologi. Antara lain, China, Srilanka dan Thailand.

Sementara itu Sudiono mengungkapkan mengetahui azolla sejak 1991 dari berbagai bacaan. Awalnya dia hanya menjadikan azolla sebagai pupuk organik namun, seiring perkembangan ternyata azolla juga bisa untuk pakan ternak (itik, dan babi).

"Selama menggunakan pupuk azolla hasil panen padi meningkat. Satu hektare dengan penggunaan 2 kuintal azolla mampu menghasilkan sembilan ton padi. Padahal pupuk buatan maksimal enam ton saja," kata Sudiono yang mantan penyuluh pertanian di Kabupaten Malang ini.

Di mata Sisiwono, sebenarnya International Rice Reseach Institute (IRRI) sejak 1972 telah melakukan penelitian terhadap azolla. Tapi anehnya hasilnya tidak pernah dipublikasikan atau dimasyarakatkan.

Hal ini disebabkan karena azolla merupakan sumber nitrogen di tanah persawahan yang menjadi pesaing besar bagi pupuk nitrogen buatan. Padahal secara ekonomis, azolla lebih menguntungkan dibanding pupuk nitrogen buatan.

"Azolla mudah dibudidayakan dan murah sehingga ketergantungan terhadap pupuk buatan bisa dihilangkan. Ini menguntungkan petani dan pemerintah sebab gas (bahan baku pupuk buatan) bisa diekspor maksimal," imbuh Siswono. (Faw/OL-02).

Sumber : http://www.pusri.co.id/50publikasi01.php?tipeid=DD&pubid=pub20060010

Petani Diimbau Gunakan Pupuk Azolla dan Jerami

Petani Diimbau Gunakan Pupuk Azolla dan Jerami

oleh: Jay
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Tanggamus mengimbau agar para petani dapat memanfaatkan pupuk hijau azolla dan jerami. Karena kedua pupuk ini dinilai cukup potensial untuk dikembangkan di lahan persawahan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus, Prof. Soni Isnaini mengatakan, pihaknya terus melakukan berbagai sosialisasi tentang pemanfaatan jerami kepada para petani. “Namun, memang hingga kini masih cukup banyak petani yang enggan memanfaatkannya, justru membakar jeraminya,” paparnya.

Sepertinya petani masih berpikir secara pragmatis. Sehingga pemanfaatan jerami dianggap memakan proses yang cukup lama dan kurang praktis. Dengan demikian jerami-pun akhirnya dibakar. Sedangkan, untuk pemanfaatan azolla memang sangat tergantung dengan wilayahnya, karena tidak semua wilayah menjadi tempat endemik azolla,” katanya kepada Radar Tanggamus, usai menghadiri kegiatan panen raya manggis di Pekon Mulangmaya, Kecamatan Kotaagung Timur, Kamis (9/6).

Padahal, lanjutnya, pupuk azolla dan jerami ini manfaatnya banyak sekali, salah satunya untuk budidaya padi sawah non hibrida yang dinilai mampu memasok 20 sampai 40 kg N per hektare ke dalam tanah. Selain itu mampu meningkatkan hasil panen padi sebanyak 19,23 persen atau 0,5 ton per hektar. “Apabila penggunaan pupuk azolla ini diberikan dua kali yaitu, sebelum dan sesudah tanam maka peningkatan hasil padi bisa mencapai 38,46 persen atau 1 ton per hektar,” jelasnya.

Selain itu, pemanfaatan pupuk alami ini dinilai lebih efektif untuk meminimalkan penggunaan pupuk berbahan kimia yang dinilai kurang bagus untuk perkembangan padi. “Sebenarnya sumber bahan organik yang ada cukup banyak. Namun terkadang belum tahu atau tidak biasanya petani menggunakan pupuk azolla,” ungkapnya.
Kemudian, tambahnya, khusus untuk jerami bisa menjadi pilihan alternatif pupuk organik yang bisa diolah secara mandiri oleh petani. Jerami diketahui, memiliki kandungan kalsium dan phosphor yang tinggi, dan sangat baik bagi pertumbuhan batang maupun buah. “Dengan demikian, kami menghimbau kepada para petani dapat memanfaatkan pupuk azolla dan jerami dengan baik,” pungkasnya. (arf)

Sumber : http://www.radartanggamus.co.id/kota-agung/1675-petani-diimbau-gunakan-pupuk-azolla-dan-jerami-

DURIAN KALIMANTAN


BUAH ELLAI DURIAN KALIMANTAN
( Durio kutejensis )

by Bakri Sufyan



Mungkin tak seorangpun yang tak mengenal Buah Durian buah dengan rasa yang sangat Enak, Baunya khas dan Kulit berduri dan ditemukan hamper dimerata Dunia khususnya daerah Tropik seperti Asia tenggara, Jenis durian yang ada diperkirakan mencapai sekitar ratusan jenis di Kalimantan sekitar 20 spesies didalamnya termasuk ELLAI (Durio kutejensis) yang lebih dikenal dengan Durian Kalimantan nama lainnya seperti Durian Kuning, D Linggang, D Pulu, D Nyekak, D Pekawi dll, Ada sebagian orang mengatakan bahwa ELLAI bukan durian tapi melihat segi pisik buah tersebut saya yakin ia masih masuk Jenis Durian.

ELLAI disebut sebagai Durian Kalimantan karena buah ini banyak ditemukan tersebar di wilayah Pulau Kalimantan Terutama Kalimantan Timur Sabah dan Serawak (padat populasinya di alam), buah ini juga ditemukan tersebar di luar P Kalimantan meski dengan Tingkat kerapatan yang rendah di P Sumatra, Semenanjung Malaysia, Burma, Vietnam dan Thailand.

Petani di Sulawesi Selatan pernah mencoba menanam Ellai dalam jangka lima tahun ia berbuah sebagai mana pertumbuhannya yang ada di P Kalimantan. Habitat tanaman ini berada di dataran rendah sepanjang aliran sungai, 1 km dari pantai
Hutan Basah hingga ketinggian 1,2 km dpl. Intensitas Cahaya Matahari 35 - 60 %. Jenis tanah yang disukai adalah Tanah Latosol, Padsolik dan Andosol dengan pH tanah 5,5 - 6,5, Curah Hujan antara 1.500 - 2.500 mm dan Kelembaban 50 - 80 %. Hutan Basah hingga ketinggian 1,2 km dpl.



Diperkirakan di Kalimantan terdapat sekitar 6 species Ellai dengan ciri khas tersendiri seperti warna isi buah (Merah, Kuning, putih dll), warna buah (umumnya kuning), Ukuran buah 1 - 2,5 kg, model kulit buah berduri tajam dll. Ketinggian pohon Ellai dapat mencapai 12 meter sangat dipengaruhi kerapatan tanaman makin jarang tanaman makin rendah yang baik ketinggian 6 - 9 m, rimbun dengan percabangan yang banyak dan rendah dari tanah sehingga mudah dipanjat, untuk usaha Perkebunan jarak yang Manis antara tanaman adalah 6 - 9 m, buah dalam satu pohon dapat mencapai 150 - 250 buah yang keluar dari Cabangnya. Batang lebih besar dan Sehat. Dalam kondisi subur Ellai dapat berbuah pada usia tahun keempat tahap awal buahnya sedikit dibawah 30 buah.




Daun buah Ellai lebih besar/cembung dari daun Durian dan lebih rimbun, tipe bunganya Bunga sempurna dengan mahkota bunga 5 buah umumnya bunga berwarna merah dalam satu tangkai terdiri 2-8 bunga. Sebagian besar bunga keluar dari cabang utama 80 %.







Musim bunga Ellai biasanya dimulai saat akhir musim hujan dengan masa mulai dari berbunga sampai buah panen sekitar lebih 4 bulan maka bila kita jalan-jalan di Samarinda, Balikpapan, Tarakan dan Nunukan pada akhir-akhir tahun (Oktober-Desember) kita akan melihat buah Ellai banyak dijajakan disepanjang jalan utama.



Buah Ellai terdiri 5 kolom dalam setiap kolom terisi rata-rata 3-7 biji buah yang baik dan dapat lebih tapi isinya tipis, Keistimewaan daging buah selain warna daging buah asiik yaitu kuning ialah daging buah lebih tebal 12 mm lebih tebal dan padat dari buah Durian sehingga lebih mengenyangkan Aroma sangat harum lebih lembut dari durian dan rasa sangat sedap pokoknya assiiik jadi kuliner saat Refresing.

Menurut beberapa penelitian bahwa kandungan Kalori, Alkohol dan Kolestrol dari Buah Ellai lebih rendah dari buah Durian buah ini relatip lebih aman bagi penderita Strock, Jantung dan Tekanan darah tinggi, sebagaimana kita ketahui bahwa nilai energy Kalori pada durian berbeda-beda yaitu 129-181 kalori/100 gram ( Dr Lee Bon Chye ahli Jantung) nah untuk Durian montong mencapai berat 600 gram maka kalori yang terkandung sekitar 978 kalori cukup berbahaya bagi mereka yang obesitas.

Jenis Durian lain2nya lagi :


Lahung ( Durio dulcis )

Durian Hutan/Sungkang

Bemotong ( Durio graviolens ) Durian Lay

Bagi anda Hobbian menikmati buah Nusantara tak ada salahnya mencoba ke Kalimantan seperti kota Samarinda, Balikpapan, Tenggarong, Tarakan dan Nunukan serta kota Kalimantan lainnya Banjarmasin untuk menikmati Buah Ellai memperkaya jiwa dan bathin anda dengan harga mengikuti ukuran antara Rp 20.000 – Rp 80.000.

Sumber : http://bakritomaiwa-nusantara.blogspot.com/2011/01/durian-kalimantan.html

CATATAN TEMAN

STUDY BANDING PETANI 2011 DI ENREKANG

by Bakri Supian


Perjalanan Study Banding para petani ini merupakan kegiatan tahun 2011 Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kabupaten Nunukan yang menyertakan 18 orang petani dari setiap Kecamatan yang ada dan 3 orang pendamping, yaitu :
1. Kec. Lumbis, Poktan Batik Falad, Jefri Markus
2. Kec. Sembakung, Poktan Pandan Wangi, Masduki
3. Kec. Sebuku, Poktan Gemah Ripah, Abdul Rohim
4. Kec. Krayan, Poktan, Pangeran Tadem
5. Kec. Krayan Selatan, Poktan, Lewi G Paru
6. Kec. Sebatik, Gapoktan Tunas Muda, M Agus bin Soli
7. Kec. Sebatik Barat, Poktan Bina Lestari, Suhharjo
8. Kec. Nunukan, Gapoktan Maju Bersama, M Ali Ishak
9. Kec. Nunukan Selatan, Poktan Tunas Muda, Jumadil
10. Masing-masing kecamatan tersebut di ikuti satu anggota lagi
11. Pendamping Bakri Supian, Jefri, Sp dan Fery Basa, SHut.

Bermula Rabu 30 Nopember 2011 di pelabuhan Tunon Taka Nunukan, setelah semua peserta dari berbagai kecamatan dan penumpang lain berkumpul di KM TriPutri (Speedbood), tepat jam 07.45 kamipun berangkat menuju Tarakan yang ditempuh selama tiga jam dengan suasana laut tenang, jam 11.00 speedbooad merapat di Pelabuhan SDF Tarakan. Dengan 4 mobil Avanza Rental setelah terlebih dahulu makan siang (Rp 630.000) perjalanan dilanjutkan ke Bandara JUATA Tarakan sejauh 7 km, disana disambut petugas Travel yang menyiapkan tiket pesawat LION AIR buat seluruh peserta dan membagikannya serta menyuruh agar bersegera masuk ke Passenger Room.

Alhamdulillah setelah transit terlebih dahulu di Spinggan Balikpapan akhirnya seluruh rombongan dapat mendarat di Sultan Hasanuddin Airport jam 16.00, setelah mengambil bagasi dan menunggu selama 25 menit di front bandara barulah mobil rental berupa SaniaFamily yang akan mengantar ke Enrekang tiba dipandu oleh sopir - sopir dengan dialek Makassar yang kental.

Berhubung hari agak gelap dan perjalanan yang akan ditempuh membutuhkan waktu 6-7 jam maka kami putuskan untuk mampir sejenak di Rumah Pak Fery Basa di Jalan Sepakat Makassar (bandara - kota Makassar 16 km) untuk mandi. Setelah mandi dan makan malam di Warung Pettarani berupa Sop Pangkep dan Ikan Bakar Bandeng atau Baronang (Rp 1.670.000) mobilpun melaju menuju tujuan utama Kota Enrekang melalui jalan Tol Tello.

Jam 01.15 konpoi kendaraan peserta baru memasuki Kota Enrekang, hampir sejam mutar-mutar baru bisa mendapatkan Hotel. Menurut seorang resefsionis hotel yang telah kami temui sebelumnya mengatakan bahwa pada hari Rabu malam hotel pada umumnya pull. Setelah nego dengan menejer Hotel RAHMAT peserta berhamburan menuju kamar masing-masing karena selama perjalanan hampir tidak ada yang bisa tidur baik pluss persiapan energi untuk acara sesungguhnya besok.


















Kamis, 01 Desember 2011 jam 09.00 Peserta study banding Petani 21 orang termasuk pendamping dengan mengenakan baju seragam bertuliskan " Pembelajaran Petani Kab. Nunukan 2011 " berwarna biru putih telah berkumpul di ruang Rapat Dinas Pertanian Kab. Enrekang untuk Ramah Tamah dan sekaligus Perkenalan, berhubung Kepala Dinas Pertanian lagi Dinas luar maka acara ini dipimpin Sekretaris Bapak Muh. Ihsan, SP didampingi Kepala Kantor Penyuluhan Daerah dan Bapak Jabariyah, SP Kasubid Bina Usaha dan Saya sendiri didampingi Bapak Jefri, SP Kasubid Bina Usaha Tani dari Tim Study Banding, pertemuan

pagi ini diisi dengan acara sebagaimana biasanya Kata Sambutan (Muh. Ihsan, SP) berupa beberapa penjelasan tentang daerah Kab. Enrekang, Petunjuk tentang kegiatan yang akan dilakukan dilapangan sesuai pasilitas yang ada tentunya dengan mempertimbangkan usulan yang kami kirim sebelumnya sesuai maksut dan tujuan study, intinya sambutan ini sangat menarik, jelas dan sesuai target kebutuhan dan Kata Sambutan Kepala Kantor Penyuluhan Daerah yang banyak menjelaskan situasi Pertanian daerah dan kesiapan PPL dilapangan yang akan mendukung 100 % kegiatan study tersebut.

Pada kesempatan kata Sambutan Peserta saya hanya menyampaikan Sepatah Kata yang isinya memperkenalkan diri, para peserta, data daerah dan tujuan kunjungan peserta serta terakhir penyerahan sebuah Cinderamata peserta Study Banding. Terakhir acara ditutup dengan saling bersalaman semua peserta dengan Bapak Muh. Ihsan, SP dan seluruh staf Dinas lainnya yang hadir.

Pada pukul 13.10 siang semua peserta telah berada di Lokasi Agribisnis Desa Mataran Kecamatan Anggeraja dengan melaksankan kegiatan sebagai berikut :

a. Mengunjungi dua peternakan Sapi Perah yang dimiliki masyarakat setempat yang menghasilkan Susu kemasan dalam botol, Dangke, Daging dan Kompos.

b. Mengamati kebun Pepaya di dampingi PPL dan Petaninya, pada lahan seluas 0,5 ha hasil umumnya di pasarkan di Sub Terminal Agribisnis Sumillan dan Pasar Sentral Kab. Enrekang.

c. Petani Rumpu Gajah, Produksi selain untuk kebutuhan sendiri yaitu sebagai Pakan ternak juga untuk dijual buat para Peternak Kecil yang hanya memiliki 2-4 ternak, luas lahan tanaman Rumpur Gajah umnya kecil-kecil saja berkisar 0,175-0,25 ha. Sebagian Rumput Gajah disini ditanam sebagai tanaman Konservasi Lahan dengan menanam pada Pematang dan tepi Alira Air untuk mencegah kerusakan lahan.

d. Meninjau lahan pertanian Bawang Merah yang merupakan komoditas utama bagi petani Desa Mataran. Untuk satu ha lahan membutuhkan 800-1.000 kg bibit bawang dengan masa Budidaya 60-70 hari dan Produksi hasil yang dapat dicapai sekitar 9-11 ton/ha.


Jum'at, 02 Desember 2011.
e. Melanjutkan peninjauan lahan Pertanian Bawang Merah di Desa Mataran, setiap lahan memiliki kolam penampungan air (Waterpond) atau Waterpump penarik air dari sumber air disekitar serta menggunakan system penyiraman mekanis berupa Kincir Penyiraman. Panen dilakukan pada 60 - 70 hari setelah penanaman dan hasil panen dikeringkan terlebih dahulu dengan penjemuran selama 6 - 7 hari di area dengan diatapi terpal Orange baru dikemas dalam Karung Jaring.

f. Bertatap muka dengan segenap Pengurus Gapoktan BOLANG di Desa Bolang Kec Alla Kab. Enrekang yang seluruh anggotanya terdiri dari Petani Ternak BEKE (Kambing), dalam melaksanakan kegiatannya mereka juga menerapkan Hukuman Sosial bagi anggota yang tidak tertib.

g. Ditemani PPL Desa Bolang berkeliling melihat ternak rakyat, umumnya kandang terletak tidak jauh dari rumah peternak disamping atau di belakang dengan keadaan bersih, kandang Kambing dewasa dan anakan umumnya terpisah dan petani didesa ini memiliki ternak antara 5-40 ekor.

h. Bersama PPL Teladan Nasional Tahun 2006 ibu Misnawaty Masiah, SP dan PPL lainnya di Desa Dulang Kecamatan Malua ;

- Produk utama desa ini adalah PADI varietas Infari dengan masa panen antara 3,5 - 4 bulan.
- Produksi berkisar 6 - 7 ton/ha dengan pennggunaan bibit 30 - 60 kg/ha.
- Padi Varietas lokal Daerah ini adalah " PULU MANDOTI " masa pemeliharaan mencapai 6 bulan.
- Petakan Sawah dibuat relatip lebih kecil dari biasa karena berada di kaki bukit dengan ukuran 2 x 15 meter, Pola tanam Mina Padi bersama Ikan Mas, Nila dan Lele (panen 3-4 bulan) dengan sistem pengairan sawah tidak pernah dikeringkan.

i. Bertemu Pengurus Gapoktan BUNTU BULAWAN ketuanya Supardjianto :
- Pengurus lengkap dengan kelengkapan administrasi penunjang baik.
- Unit Usaha Pemasaran Hasil Pertanian dan Simpan Pinjam. Pinjaman yang diberikan buat anggota yang benar-benar buat pengembangan usaha taninya.
j. Pertemuan dengan Pengurus STA 9Sub Terminal Agribisnis) Sumillan di ruang pertemuan dan peserta mendapat penjelasan kerja STA sebagai pasilitas pemasaran hasil pertanian dan pengontrol harga pasar.

Sabtu, 03 Desember 2011.
k. Petani Salak Sudu, banyak diusahakan oleh rakyat desa untuk pasaran lokal hingga intersulair dan dalam pemasaran menggunakan kemasan keranjang dan peti.

l. Berada di Central Agricultur Baroko, terletak di daerah pegunungan pada ketinggian 800 - 1.400 meter dpl dengan kemiringan lahan hingga 40 derajat, lokasi ini kaya akan berbagai jenis tanaman hortikultura.

Jam 15.14 dari Baroko menuju Kantor Dinas Pertanian Enrekang. Tanpa Upaca khusus acara berpamitan karna mengejar waktu, maka saat itu peserta hanya dapat saling bersalaman sambil berpelukan dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan serta mohaon maaf bila ada kesalahan selama Study Banding beberapa peserta terlihat meneteskan air mata seperti Pak M Ali Ishak dan Pak Pangeran Tadem dengan tersedu sedu. Selanjutnya 4 kendaraan meluncur ke Makassar.

Setelah puas jalan - jalan dan shoping buat oleh - oleh di Kawasan Perbelanjaan KAREBOSI MAKASSAR dalam memanfaatkan waktu sempit yang ada, kami bergegas menuju Sultan Hasanuddin Airport dan bersama Lion Air Take UP Pas jAM 14.00 menuju Tarakan.


Senin, 05 Desember 2011 jam 11.00 semua peserta telah tiba di Pelabuhan Nunukan dan masing - masing menuju rumah menggunakan kendaraan sendiri, setelah menuntaskan perjalanan dari Makassar dan transit di Balikpapan dan bermalam semalam d Kota Tarakan.


" PALING ASIK NGOPI KOPI KALOSI, TERLEBIH DITEMANI PULU MANDOTI.
INDAH KOTA DI KAKI BUKIT ENREKANG, AKAN LENGKAP DGN BAMBAPUANG "


Sumber : http://bakritomaiwa-nusantara.blogspot.com/2011_12_01_archive.html