..Ibadah qurban itu berarti perlu disiapkan dengan beternak yg baik !

Senin, 30 April 2012

Ubi Kayu Potensial Dikembangkan di Kaltim

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ubi Kayu Potensial Dikembangkan di Kaltim

Kaltim Bisa Hasilkan 200 Juta Ton/Tahun

Ubi kayu (Manihot esculenta) atau singkong masih dianggap sebagai 'makanan kedua' setelah nasi. Padahal, ubi kayu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di sebagian warga di Indonesia. Selama ini, ubi kayu hanya dikenal sebagai cemilan dalam bentuk gorengan yang dijual di pinggir-pinggir jalan atau paling tinggi hanya dibuat tepung untuk olahan kue, padahal komoditi ini bisa menjadi bahan olahan lain yang bernilai ekonomi bagus dan tentunya juga dengan harga jual tinggi.

Beberapa tahun ke depan, ubi kayu dipastikan akan naik kelas karena dapat menjadi sumber energi terbarukan atau bioenergi setelah diolah dan diproses secara kimia menjadi beberapa produk bernilai ekonomi tinggi.
 
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Ratna Shanti yang memaparkan potensi ubi kayu yang dapat dikembangkan di Kaltim. Apalagi, ubi kayu merupakan tanaman yang mudah tumbuh dimana saja bahkan di tanah tandus  sekalipun ubikayu mudah tumbuh.
 
Dalam makalahnya dipaparkan, desiminasi tentang Potensi Sumber Daya  Alam Kaltim menyebutkan bahwa ubi kayu dapat dikembangkan menjadi beberapa produk bernilai ekonomi tinggi, berupa pakan ternak, bio-energi, yakni etanol dan spiritus serta bahan agro-industri lain, yaitu stereofoam, fiber, bahan serat pakaian, plastik, lem dan lain-lain.
 
Menyongsong Kaltim sebagai provinsi Agroindustri dan Energi terkemuka masa depan, kesiapan Kaltim untuk mengembangkan Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diperbarui (renewable resources) melalui tanaman kelapa sawit, ubi kayu, padi dan aren, menjadi sangat penting.
 
Data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura menyebutkan potensi pengembangan ubi kayu di Kaltim sangat besar mengingat luasnya lahan yang masih tersedia. Lahan kering yang tersedia 2.861.116 hektare, sementara lahan yang telah ditanami ubi kayu 7.932 hektare dengan produksi 16,03 ton per hectare. Produksi produksi ubi kayu Kaltim  saat ini baru mencapai 125.714 ton.
 
“Saat ini ada beberapa jenis atau varietas ubi kayu yang cocok dikembangkan di Kaltim,L yakni jenis local, adira, malang,  gajah, mekar manik, dan darul hidayah. Bahkan, varietas seperti gajah dan darul hidayah mampu menghasilkan 100-150 ton per hektare,” ujarnya.
 
Jika diutak-atik, dengan luas lahan kering mencapai 2.861.116 hektare jika dikalikan rata-rata 100 ton per hektare, Kaltim dapat menghasilkan lebih dari 200 juta ton ubi kayu dengan masa tanam 8-9 bulan.
 
Ratna Shanti mengatakan, permintaan ubi kayu secara Internasional tidak pernah terpenuhi oleh Indonesia. Salah satu importir ubi kayu dalam bentuk umbi basah dan kering adalah China. Pabrik ubi kayu kering atau gaplek  di China selalau kekurangan bahan baku. China yang menjadikan ubi kayu sebagai tepung, serat sintetis, bio etanol dan lain-lain.
 
Kendala yang dihadapi Indonesia, khususnya Kaltim, ujar Ratna adalah persaingan ekspor ubi kayu dengan negara Thailand dan Vietnam serta jika terjadi penurunan harga komoditas ubi kayu dunia. Saat ini, harga internasional ubi kayu basah Rp600 per kilogram.
 
Menurutnya, yang harus dilakukan Pemprov Kaltim saat ini adalah membuat gerakan sosialisasi dan memotivasi petani untuk menanam ubi kayu varietas unggul. Selain itu, perlu melaksanakan intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi untuk ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.
 
“Selain itu,  tentunya melakukan penelitian tentang pemanfaatan ubikayu menjadi produk industri hilir untuk mendapatkan nilai tambah. Setelah itu, tugas pemerintah untuk berpromosi mencari investor untuk menanamkan modal dalam industri ubi kayu,” ujarnya. (mar)


Sumber : http://www.poskotakaltim.com/berita/read/10575-Ubi%20Kayu%20Potensial%20Dikembangkan%20di%20Kaltim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar