..Ibadah qurban itu berarti perlu disiapkan dengan beternak yg baik !

Rabu, 31 Juli 2013

4,69 juta ton Pupuk Bersubsidi Sudah Disalurkan

4,69 juta ton Pupuk Bersubsidi Sudah Disalurkan

Kementerian Pertanian mencatat penyaluran pupuk bersubsidi sepanjang semester pertama 2013 telah mencapai 4,69 juta ton. Ini berarti, pupuk bersubsidi yang disalurkan telah mencapai 50,73 persen dari alokasi pupuk bersubsidi tahun ini sebanyak 9,25 juta ton.

Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian Suprapti mengungkapkan, meski secara umum penyaluran sesuai target, pada beberapa jenis pupuk, penyaluran melampaui alokasi semester pertama. Penyaluran berlebih ini terjadi pada jenis pupuk SP-36 yang kelebihan penyaluran 2,37 persen dan pupuk ZA yang kelebihan penyaluran 8,79 persen.

"Sekarang petani membeli apa yang mampu dia beli. Banyak petani yang mengganti penggunaan urea dengan ZA karena harga ZA rendah. Padahal ada sulfur dalam ZA, dan tidak semua daerah cocok dengan sulfur," kata Suprapti ketika ditemui di Kementerian Pertanian, Rabu, 31 Juli 2013.

Selain perbedaan kandungan, Suprapti juga mengatakan dosis penggunaan kedua jenis pupuk ini berbeda. Suprapti menjelaskan untuk pupuk ZA hanya 50 kilogram sampai 75 kilogram per hektare. Sementara penggunaan urea mencapai 200 kilogram per hektare.

"Kami khawatir karena mengganti urea dengan ZA, petani juga menggunakan takaran 200 kilogram ZA per hektare," kata Suprapti.

Untuk itu, Suprapti mengingatkan pentingnya pendampingan penggunaan pupuk yang intensif oleh para penyuluh lapangan. Hal ini agar rekomendasi pemupukan sesuai kondisi masing-masing lokasi dapat diterapkan.

Untuk mengurangi kebocoran pupuk bersubsidi, Suprapti mengatakan sejak Mei 2013 pemerintah telah mewarnai ZA bersubsidi dengan warna oranye. Sebelumnya pupuk ZA hanya berwarna putih.

BERNADETTE CHRISTINA
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/4-69-juta-ton-pupuk-bersubsidi-sudah-disalurkan-230229217.html

Kamis, 25 Juli 2013

PUPUK ORGANIK URINE SAPI

PUPUK ORGANIK URINE SAPI


Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Dapat dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
 
Salah satu hasil pemikiran mengenai peningkatan kemampuan tanah adalah revolusi hijau yang dikembangkan di Indonesia pada awal 1970-an atau tepatnya pada tahun 1968 dengan dikenal dengan program BIMAS yang telah mampu mengubah sikap petani dari anti teknologi menjadi sikap mau memanfaatkan teknologi pertanian modern, seperti pupuk kimia, obat-obatan perlindungan dari hama dan bibit unggul. Pada dasarnya penggunaan teknologi tersebut ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tanah
 
Dari berbagai akibat penggunaan pupuk kimia tersebut masalah yang timbul antara lain :
  1. Tanaman menjadi sangat rawan terhadap hama, meskipun produktivitasnya tinggi namun tidak memiliki ketahanan terhadap hama,
  2. Penurunan daya kreasi terhadap petani yang diindikasikan dengan hilangnya pengetahuan lokal dalam mengelola lahan pertanian dan ketergantungan petani terhadap paket  teknologi pertanian produk industri.
Macam Sumber Urine :
  • Urine Manusia
  • Urine Kelinci
  • Urine kambing
  • Urine Sapi dll
Potensi Urine Sapi
  • Urine sapi  = 15 – 20 ltr/hari
  • Mengandung unsur mikro dan makro lengkap
Perbedaan Pupuk
  • Pupuk anorganik memiliki jumlah hara yang tinggi (namun hanya memiliki jenis unsur hara yang terbatas )
  • Pupuk organik sangat kaya jenis unsur hara (Makro dan Mikro) (namun dalam jumlah yang sedikit.)    
Pupuk Organik Cair urin sapi  : 
Merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.
 
Tujuan yang ingin dicapai :
  1. Menjelaskan kelebihan urin sapi sebagai bahan baku pupuk organik cair
  2. Menjelaskan kelemahan urin sapi jika langsung dijadikan  pupuk organik cair
  3. Menjelaskan  bagaimana peningkatan kualitas pupuk organik cair yang dihasilkan jika urin sapi diproses melalui fermentasi
  4. Menjelaskan bagaimana optimalisasi fermentasi  urine sapi dengan penambahan agent hayati  untuk menghasilkan pupuk organik cair yang berkualitas tinggi  
Bahan dan Alat :
  1. Urine sapi                 8,00 ltr
  2. Tetes/molase            0,50 ltr
  3. Air tebu                    0,50 ltr
  4. Dekomposer             0,25 ltr
  5. Urea                        10 butir
 
Bahan penunjang/pelengkap:
  1. Trichoderma, Spp          100 ml
  2. PGPR                             100 ml
  3. Verticillium                    100 ml
  4. Coryne bacterium          100 ml
 
Alat-alat :
  1. Fermentor
  2. Saringan
  3. Corong
  4. Gelas ukur
  Cara Pembuatan :
  1. Saring urine sapi (baik bila urine masih baru) dan masukan dalam fermentor
  2. Masukan bahan no. 2, no. 3, no. 4 dan no, 5
  3. Tutup rapat fermentor dan diamkan selama 7 hari
  4. Selama fermentor ditutup,  amati secara rutin, apabila fermentor mengembang maka buka tutup dan setelah gas terbuang tutup kembali.
  5. Setelah 7 hari, masukkan bahan no. 7, no. 8, no. 9 dan no. 10 kemudian pasang aerator pada fermentor dan hubungkan dengan listrik
  6. Aerator dinyalakan sampai bau menyengat (bau ureum) berkurang/hilang (kurang lebih 7 hari) 
 
Aplikasi kocor:  Campur pupuk organik cair tersebut 250 cc/10 ltr air dan dikocorkan pada pangkal batang dengan ukuran 100 cc/batang
 
Aplikasi semprot :  Campur pupuk organik cair tersebut 250 cc/tangki dan semprotkan merata pada bagian daun dan batang tanaman
 
Cara penyimpanan : Simpan pupuk organik cair tersebut pada tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung.
 
Sumber : http://epetani.deptan.go.id/pupuk/pupuk-organik-urine-sapi-2576

Rabu, 24 Juli 2013

Menteri Pertanian ingin optimalisasi penggunaan pupuk organik

Minimalkan konsumsi urea, harga pupuk dinaikkanMinimalkan konsumsi urea, harga pupuk dinaikkan


JAKARTA. Pemerintah memutuskan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk urea bersubsidi. Tujuannya adalah meminimalkan penggunaan urea yang dinilai justru mengurangi kesuburan tanah.

"Kami ingin optimalisasi penggunaan pupuk organik," ujar Menteri Pertanian Suswono, Kamis (5/01). Terlebih, kebijakan pengurangan penggunaan pupuk urea ini dinilai tidak membebani petani. Apalagi, penggunaan pupuk organik juga bisa menekan biaya pertanian karena bahan bakunya tak sulit didapatkan.

Sejauh ini, konsumsi pupuk urea dinilai sangat berlebih. Petani sering menggunakan pupuk urea sebanyak 2,5 kuintal sampai 3 kuintal per hektarenya. "Bahkan ada yang sampai 4 kuintal per hektare. Harusnya secukupnya 2 kuintal per hektare. Boros tapi tidak akan meningkatkan produksi," ucapnya.

Sebagai informasi, kenaikan HET untuk pupuk urea bersubsidi sebesar 12,5% akan dimulai 1 Januari 2012 dari sebelumnya Rp 1.600 per kilogram (kg) menjadi Rp 1.800 per kg. Kenaikan ini diprediksi bakal memberatkan petani.

Sebab peningkatan nilai tukar petani (NTP) di berbagai daerah selama ini tidak bisa disamaratakan. Bahkan, tren NTP belum mencerminkan kesejahteraan petani karena peningkatan NTP belum mampu mengimbangi lonjakan harga barang.

Sumber :  http://nasional.kontan.co.id/news/minimalkan-konsumsi-urea-harga-pupuk-dinaikkan

Susu Koro Pedang dari Temanggung

Menikmati Susu Koro Pedang

Wakil Bupati Kabupaten Temanggung Ir. Budiarto, MT 
sedang menikmati susu cangkordang 
(Kacang Koro Pedang).
Banyak yang suka dengan susu cangkordang ini.

 
 
Sumber : http://koropedangonline.blogspot.com/2011/11/menikmati-susu-koro-pedang.html

Nugget Cangkordang, Nugget Kacang Koro Pedang

NUGGET CANGKORDANG








 
NUGGET CANGKORDANG, Inovasi olahan berbahan baku Kacang Koro Pedang, 
Bagi teman2 yg tidak suka Nugget daging dan ikan (vegetarian) ini solusinya, Gurih , lezat, DAN bikin ketagihan,,, siap2 meramaikan pasar nugget..

Yg ini bisa juga dipesan lhooo....

Informasi lebih lanjut hubungi, : 081227022386

Sumber : http://koropedangonline.blogspot.com/2013/07/nugget-cangkordang.html

Warga Nunukan Diingatkan Bahaya Konsumsi Daging Illegal

Warga Nunukan Diingatkan Bahaya Konsumsi Daging Illegal

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Daerah (BKP3D) Nunukan Jabbar mengingatkan warga untuk berhati-hati mengonsumsi daging illegal asal Malaysia. Karena sumber daging tersebut, belum tentu berasal dari negara yang bebas  dari anthrax dan penyakit kuku mulut.Ia mengatakan menurut aturan, daging asal Malaysia jelas-jelas dilarang masuk ke Nunukan karena dikhawatirkan mengandung penyakit.

"Jangankan daging, biskuit saja tidak boleh. Karena daging dan turunannya," ujarnya.

Menurut Jabbar, pemerintah tegas melarang masuknya daging tersebut karena sumber daging belum tentu berasal dari negara yang bebas penyakit.

"Kalau penyakit anthrax sudah menjangkit, satu kasus ditemukan Nunukan, jangankan ternak manusiapun tidak boleh ke negara-negara yang bebas itu. Itu bahayanya," ujarnya.

Dikemukakan, negara yang terjangkiti anthrax baru bisa bebas dari penyakit tersebut dalam waktu 60 tahun, jika dilakukan upaya untuk menghilangkannya. Tak hanya hewan, manusia juga bisa terjangkiti.

Ia mengakui, tak mudah mengubah kebiasaan warga Nunukan pada umumnya yang sudah terbiasa mengonsumsi daging illegal dimaksud. Kebiasaan ini justru dianggap tidak masalah.

"Ini dilarang tetapi masyarakat terkadang ada bahasanya, kami 30 tahun makan tidak ada juga. Ini belum, tidak serta merta muncul penyakit itu. Kalau dibatasi kita mengiyakan, padahal sebenarnya kita tidak dibolehkan. Tetapi ada yang masuk," ujarnya.

Kebutuhan dan ketersediaan daging di Nunukan memang tidak seimbang. Berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (Susenas), setiap orang membutuhkan 8,8 kilogram daging pertahun.

"Jumlah penduduk Nunukan mencapai 173.076 jiwa berdasarkan data statistik. Dikalikan 8,8 kilogram sekitar 1.500 ton sekian pertahun. Kalau dibagi 12 bulan, sekitar 120 ton perbulannya. Sementara tersedia tidak sampai 100 ton, tidak cukup," ujarnya.

Selama ini kapasitas daging impor yang masuk Nunukan melalui Surabaya, jumlahnya sangat kecil.
"Yang masuk selama ini banyak daging tidak resmi, yang kita ketahui dari Malaysia," ujarnya.

"Dengan daging yang dipotong di sini harganya jauh lebih tinggi. Daging segar antara Rp80.000- Rp90.000. Kalau dari sebelah antara Rp50.000-60.000.  Memang ada selisih," ujarnya. (*)
Penulis: Niko Ruru
Editor: Sumarsono 
 
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/24/warga-nunukan-diingatkan-bahaya-konsumsi-daging-illegal

Senin, 22 Juli 2013

Perusahaan China-Malaysia Bangun Sawah Rp 20 Triliun di Indonesia

Perusahaan China-Malaysia Bangun Sawah Rp 20 Triliun di Indonesia


Liputan6.com, Kuala Lumpur
Kelompok agribisnis China-Malaysia tengah berupaya membangun lahan persawahan dan proyek pengolahan terpadu pada November mendatang di Indonesia. Dengan dana investasi US$ 2 miliar (Rp 20,3 triliun), perusahaan China ini berharap bisa memasuki pasar berkembang di tanah air sekaligus memenuhi pasokan beras domestik.

Seperti dilansir dari Malaysia Chronicle, Senin (22/7/2013), perusahaan perkebunan China Liaoning Wufeng Agricultural telah menandatangani nota kesepakatan kerja sama dengan Malaysian Amarak Group dan perusahaan lokal Indonesia, Tri Indah Mandiri.

Wufeng merupakan pemodal utama dalam rencana pengembangan dan pengolahan padi dan kedelai di Subang, Jawa Barat, Indonesia. Amarak diketahui berkontribusi sebesar 20% dari investasi awal di tanah air tersebut. Sebuah laporan menyatakan jumlah investasi tersebut bisa berkembang mencapai US$ 5 miliar (Rp 50,8 triliun).

CEO Wufeng, Ma Dian Cheng mengatakan perusahaannya akan segera mendirikan anak perusahaan lokal lain atas nama Wufeng di dalam negeri. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengadaan beberapa fasilitas proses pengolahan beras terpadu dengan Amarak.

Ma mengatakan 80% dari produksi kelompok perusahaan tersebut akan memenuhi pasar Indonesia. Perusahaan tersebut diketahui akan memproduksi cuka dan minyak dari olahan padi.
Setelah ekstraksi minyak, sekam akan dibakar dan bisa menghasilkan listrik untuk keperluan penggilingan padi. Sementara hasi penggilingan padi dengan silika sendiri dapat digunakan untuk manufaktur ban.

"Dengan fasilitas pengolahan kami, tak ada satupun yang terbuang. Kami adalah perintis dari berbagai teknologi di China dan kami ingin berbagi manfaat teknologi tersebut pada Indonesia," jelas Ma.

Dia lebih lanjut menjelaskan, investasi di Indonesia dapat berkisar di harga US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar yang diperuntukan bagi berbagai penelitian teknis.
Tri Indah sendiri tengah bekerja sama dengan para petani lokal guna menyiapkan 50 ribu hektare (ha) lahan percobaan di Jawa Barat.

Ma mengatakan perusahaan akan berkolaborasi dengan sejumlah universtias lokal untuk mengembangkan teknologi pengolahan padi dan menghasilkan beras berkualitas tinggi.
Sementara Wufeng berencana mengimpor sebagian besar mesin pengolahannya dari China dan menggeser semua mesin lokal yang ada. Ma memastikan kualitas mesinnya lebih baik daripada yang ada di Indonesia.

Sejak didirikan pada 2000, Wufeng memiliki 24 lahan dan 2 ribu karyawan di provinsi Liaoning, China. Perusahaannya terus gencar melakukan perluasan bisnis ke Thailand, Vietnam, Kamboja dimana banyak padi ditanam untuk memasok kebutuhan beras di kawasan China daratan.
Proyek di Indonesia akan menjadi usaha patungan Wufeng yang pertama dan diharapkan dapat memenuhi pasar luar negeri. Direktur Amarak Saadiah Osman mengatakan, usaha patungannya tersebut akan menyediakan modal untuk menggarap lebih dari satu juta hektare lahan persawahan di Indonesia.

Ma mengatakan rencananya untuk tinggal di Indonesia dalam waktu lama mengingat investasi agrikultur membutuhkan kesabaran untuk memperoleh return.
"Kami akan tinggal di Indonesia, karena negara ini pun menyambut baik niat kami," ujar Ma. Dari penawaran saham perdananya pada publik di Shanghai atau Hong Kong tahun ini, dia berencana menambah investasinya sebesar US$ 1 miliar. (Sis/Shd)

Sumber : http://id.berita.yahoo.com/perusahaan-china-malaysia-bangun-sawah-rp-20-triliun-063700192.html

Sabtu, 13 Juli 2013

Tim Pol PP-Dispertanak Nunukan Amankan 500 Kg Daging Illegal

Tim Pol PP-Dispertanak Nunukan Amankan 500 Kg Daging Illegal

Senin, 8 Juli 2013 17:20 WIB  ><    NUNUKAN, tribunkaltim.co.id
 
 
Sekitar 500 kilogram daging asal India merk Allana, yang didatangkan secara illegal dari Malaysia, Senin (8/7/2013) diamankan dalam razia Tim Gabungan Polisi Pamong Praja Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan.
 
"Ini dari razia yang kita lakukan mulai sekitar jam dua tadi. Ini ada lima pemiliknya di Pasar Jamaker," ujar Kasat Pol PP dan Linmas Nunukan Syafruddin Artha, Senin sore.
 
Daging-daging yang dikemas dalam kotak-kotak tanpa label itu, disimpan dalam 10 karung, dan sore ini langsung diamankan di Markas Satpol PP Jalan Pahlawan, Nunukan.
 
Syafruddin mengatakan, besok pagi pihaknya mengundang para pemilik daging tersebut untuk diberikan peringatan. Mereka akan diminta membuat surat pernyataan, agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.  "Daging ini kita musnahkan, jadi besok kita panggil pemiliknya. Mungkin jam 8 kita kumpulkan," ujarnya.
 
Diharapkan para pemilik daging tersebut tidak lagi mendatangkan daging-daging illegal asal Malaysia tersebut.  "Kita panggil buat pernyataan supaya dia tahu, oh ini tidak boleh barang-barang seperti ini. Dia tidak tahu, apakah dagingnya bagus atau tidak, dia kan tidak tahu?" kata Syarifuddin.
 
Pihaknya akan terus menerus melakukan razia, bahkan razia semakin diintensifkan saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
 
Dipastikan, razia daging illegal ini tidak akan membuat langka daging di Nunukan selama Ramadan. Sebab, seperti disampaikan Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan, daerah ini sudah siap mendatangkan dagin untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri.
 
Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Muhammad Rais Kahar mengatakan, ada sejumlah alasan sehingga daging Allana dilarang beredar di Nunukan. Pertama, daging tersebut tidak  dijamin kehalalannya.
 
"Kita daerah muslim, negara muslim. Kita punya kewajiban mengingatkan kepada warga kita untuk mengonsumsi daging yang ASUH, aman utuh sehat dan halal. Nah itu satu dari segi kehalalan sudah diragukan," ujarnya.
 
Kedua, daging Allana sudah diproduksi sekian bulan lamanya yang rantai produksinya tidak diketahui. Tidak bisa dipastikan, apakah terjadi kontaminasi selama daging tersebut berasal dari sumbernya di India sampai ke Malaysia, lalu dibawa ke Nunukan.
 
Ketiga, sebutnya, secara ekonomi masuknya daging tersebut sangat merugikan Indonesia. Peredaran daging tersebut di Nunukan, justru menguntungkan Malaysia. "Malaysia dengan India itu punya perjanjian dagang. Malaysia membeli daging Allana karena dia harus menjual CPO ke India. Ini yang menjadi momok buat kita. Buat apa kita mengenakkan orang sementara kita harus menanggung jeleknya?" ujarnya. (*)
 
Yang terpenting, ujarnya, larangan beredarnya daging Allana illegal dimaksud bertujuan untuk membangkitkan usaha peternakan rakyat yang ada di Nunukan. (*) 
 
Penulis: Niko Ruru  >< Editor: Sumarsono 
Sumber :  http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/08/tim-pol-pp-dispertanak-nunukan-amankan-500-kg-daging-illegal
 

Pengusaha Nunukan Ditarget 200 Ekor Sapi per Bulan

Pengusaha Nunukan Ditarget 200 Ekor Sapi per Bulan

Selasa, 9 Juli 2013 15:44 WIB  ><  NUNUKAN,tribunkaltim.co.id -

Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Muhammad Rais Kahar, Senin (8/7/2013) sore menunjukkan daging Allana hasil sitaan.
 
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Muhammad Rais Kahar mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk penyediaan daging sapi segar, terutama untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. 
 
“Kita mengundang para pengusaha atau peternak sapi yang berniat investasi dan itu sudah ada tiga orang pengusaha yang siap investasi dalam bentuk, artinya dia mengirim sapi, dia memotong di Nunukan,” ujarnya. 
 
Ia mengatakan, setiap pengusaha ditarget mampu memotong 200 ekor sapi perbulan. “Nah mereka sudah menyanggupi. Artinya kalau 200 ekor, tidak ada lagi kekurangan kita,” ujarnya. 
 
Selain menyediakan 200 ekor sapi, pengusaha juga punya kewajiban untuk membeli ternak dari masyarakat lokal. Kepada para peternak, diimbau pula untuk menjual ternak-ternak jantan atau ternak yang sudah tidak layak lagi dipelihara. 
 
“Lebih baik dipotong daripada dipelihara,” ujarnya. 
 
Dengan menyarankan para pengusaha membeli ternak dari warga lokal, diharapkan pula peternak lokal tidak lagi kebingungan mencari pasaran untuk sapi sapi yang hendak mereka jual. 
 
Selama ini, para peternak sapi bingung harus menjual kemana sapi-sapinya. Mereka terpaksa menjual langsung kepada para pedagang dengan harga murah, karena tidak punya pasar yang jelas. 
 
“Kenapa? Karena tidak ada tempat penjualan resmi. Nah sekarang kami juga dari dinas sosialisasi kepada peternak, kelompok masyarakat atau kelompok peternak, tidak usah pusing. Langsung saja bawa sapinya ke rumah potong hewan (RPH). Nanti dibeli sama pengusahanya,” ujarnya. 
 
Pemerintah daerah kembali memfungsikan RPH di Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan. Rais mengatakan, nantinya semua sapi-sapi akan dipotong di RPH, sementara para pedagang tinggal mengambil daging di RPH. 
 
“Dari dinas menyediakan sarana RPH, pengusaha memakai. Sementara kita belum menerapkan aturan macam-macam. Mereka hanya memakai, merawat ini,” ujarnya. 
 
Untuk melindungi para pengusaha dan para peternak lokal, pemerintah juga akan menggencarkan razia daging-daging illegal terutama selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri. 
 
Penulis: Niko Ruru  >< Editor: Tias  >< Sumber: Tribun Kaltim 
 Sumber  :  http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/09/pengusaha-nunukan-ditarget-200-ekor-sapi-per-bulan 

500 Kilogram Daging Ilegal asal Malaysia Dimusnahkan

500 Kilogram Daging Ilegal asal Malaysia Dimusnahkan

Rabu, 10 Juli 2013 12:34 WIB  >< NUNUKAN,tribunkaltim.co.id -  
 
Sebanyak 500 kilogram daging asal India merk Allana, yang didatangkan secara illegal dari Malaysia, Rabu (10/7/2013) dimusnahkan di Rumah Potong Hewan (RPH) Mansapa.  Daging illegal yang dikemas dalam kotak-kotak tanpa label sebanyak 10 karung itu, merupakan hasil operasi Tim Gabungan Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan serta Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan, Senin (8/7/2013) lalu, dari lima pemilik di Pasar Jamaker, Kecamatan Nunukan. 
 
Ratusan daging tersebut ditumpuk dalam satu lubang, lalu disiramkan bahan bakar minyak kemudian dibakar. Hadir pada pemusnahan tersebut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan Haji Syafruddin Artha, Kepala Bidang Produksi Sumber Daya Ternak Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Desi Toding Datu, Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Muhammad Rais Kahar beserta staf
Syafruddin mengatakan, pemusnahan daging illegal tersebut menjadi kesepakatan antara pemilik daging dengan tim.
 
“Kemarin kita sudah sepakat, pemilik dengan Dinas Pertanian dan Peternakan, bahwa mulai sejak kita dilakukan operasi, dia tidak lagi mendatangkan daging dari Malaysia. Dia akan membeli daging di RPH sini,” ujarnya, “Hasil temuan kemarin  kita musnahkan ini hari. Sudah sepakat.  Beliau beliau juga, barang kami yang ada silakan bapak musnahkan,” ujarnya. 
 
Syafruddin mengatakan, jika masih ditemukan ada pedagang yang mendatangkan daging secara illegal, tentu pihaknya akan bertindak tegas dengan memproses hukum. 
“Kemarin ada lima orang perwakilannya yang datang. Kami bersedia,  apabila kami menjual kami siap diproses hukum sesuai dengan perda yang ada.  Perda ada, undang-undangnya ada. Yang jelas kalau nanti ada lagi, akan kita proses hukum,” ujarnya. 
 
Untuk menjamin daging yang dipotong di RPH Mansapa, benar-benar bisa terjual ke masyarakat, pihaknya akan terus melakukan operasi untuk membendung daging illegal berharga murah tersebut. Sebagai perbandingan, daging illegal asal Malaysia itu hanya dijual antara Rp 50.000 hingga Rp60.000 perkilogramnyaSementara daging sapi lokal dijual berkisar antara Rp90.000 hingga Rp100.000 agar peternak dan pedagang bisa untung.
 
Ia mengatakan, tidak tertutup kemungkinan Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan akan ‘berjalan sendiri’ melakukan operasi. 
 
“Jadi kami tidak lagi menggunakan, mungkin tidak perlu koordinasi dengan instansi terknis. Kami akan turun langsung. Kalau kami temukan, langsung kami sidik. Karena kemarin sudah ada kesepakatan, dia sudah membuat pernyataan kemarin,” ujarnya. 
 
Dengan digelarnya razia dan dilakukan pemusnahan daging illegal tersebut, mulai hari ini para pedagang juga sudah bisa mendapatkan daging segar lokal di RPH Mansapa untuk dijual di pasaran. 
 
Selain menggelar razia daging illegal di pasar, pihaknya juga berencana menggelar razia penggilingan daging khususnya untuk pembuatan pentolan bakso. 
 
“Jika ditemukan ada daging Allana akan langsung disita. Razia akan rutin kita lakukan. Jika ditemukan ada pedagang bakso atau penggiling daging menggunakan daging Allana akan diberikan peringatan. Selanjutnya jika ditemukan lagi akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku,” ujarnya.
 
Penulis: Niko Ruru >< Editor: Adhinata Kusuma  ><Sumber: Tribun Kaltim
Sumber :  http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/10/500-kilogram-daging-ilegal-asal-malaysia-dimusnahkan
 

RPH Mansapa Nunukan Mampu Tampung 30 Ton Daging Segar

RPH Mansapa Nunukan Mampu Tampung 30 Ton Daging Segar

Rabu, 10 Juli 2013 16:16 WIB  ><  NUNUKAN,tribunkaltim.co.id - 
Setelah lama tak beroperasi, Rumah Potong Hewan (RPH) Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan kembali difungsikan guna menyediakan daging sapi segar untuk pasar di Nunukan. Pengoperasian kembali RPH Mansapa, seiring dengan gencarnya upaya membendung daging ilegal asal Malaysia, yang selama ini membanjiri pasar di Nunukan dengan harga jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi lokal segar.    

Harga daging yang bersumber dari India itu dijual antara Rp50.000 hingga Rp60.000 perkilogram. Sementara untuk bisa mendapatkan keuntungan, daging sapi lokal harus dijual antara Rp90.000 hingga Rp100.000 perkilogram.

 Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Muhammad Rais Kahar mengatakan, RPH Mansapa mampu menampung 30 ton daging sapi potong. 

RPH Mansapa tersebut terdiri dari tiga bangunan utama. Bangunan induk digunakan untuk tempat pemotongan sapi, satu bangunan untuk cold storage atau pendingin daging dan satu bangunan lainnya tempat pemotongan unggas. 

“Untuk RPH yang bangunan induk ini ada beberapa fasiltias. Ada  tempat pemotongan, ada untuk menggantung daging, ada beberapa ruangan untuk  pencucian, pelayuan serta ruang jeroan maupun sarana perkantoran. Di sini  ada ruangan untuk dokter hewan, untuk pemeriksa dagingnya. Kemudian ada ruang tamu untuk tamu yang datang nanti,” ujarnya. 

Pada bangunan cold storage terpisah menjadi ruang freezer yang berfungsi untuk membekukan daging dan cooler yang hanya mendinginkan daging.

 “Kemudian dilengkapi juga ada ruangan administrasi,” ujarnya. 

Ruangan cold storage  ini sebenarnya mampu menampung hingga 20 ton daging untuk setiap ruangan di freezer maupun cooler. Hanya saja untuk keperluan sirkulasi, maksimal setiap ruangan hanya bisa diisi 15 ton daging. 

“Karena butuh sirkulasi untuk pendingin juga. Kalau dua itu kita isi semuanya, itu kurang lebih 30 ton,” ujarnya. 

Pada ruangan cooler hanya membuat daging menjadi dingin tanpa membeku. Sementara pada bagian freezer, daging menjadi keras dan beku karena berada pada suhu minus 20 derajat celcius. 

“Kalau yang  dingin dia dingin saja. Kesegaran daging tetap terjaga tetapi tidak mengeras, tidak membeku,” ujarnya. 

Daging yang ditampung di sana bisa aman dikonsumsi hingga setahun setelah pemotongan, asalkan listrik tidak padam. 

“Sepanjang suhunya terjaga. Dia 8, 10 bulan, setahun, dia masih bisa aman. Karena suhunya memang ditentukan untuk menekan pertumbuhan bakteri supaya tidak terjadi pembusukan,” ujarnya. 

Pada bagian belakang ruang untuk pemotongan unggas, tersedia fasilitas untuk pemotongan seperti meja pemotongan, pisau untuk pemotongan serta kandang untuk penampungan ayam sendiri.
Penulis: Niko Ruru  >< Editor: Tias  >< Sumber: Tribun Kaltim
Sumber :  http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/10/rph-mansapa-nunukan-mampu-tampung-30-ton-daging-segar 

Razia Daging, Petugas Diteriaki Perampok

Razia Daging, Petugas Diteriaki Perampok

Kamis, 11 Juli 2013 20:23 WIB  >< tribuynkaltim/niko ruru >< 
NUNUKAN, tribunkaltim.co.id- 
 
Sekarung daging “Allana” asal Malaysia, hasil tangkapan Tim Gabungan Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan, Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan, TNI Angkatan Darat dan Polisi pada operasi, Kamis (11/7/2013) di Pasar Sentral Inhutani, Kecamatan Nunukan.  
 

Personel Tim Gabungan Satuan Polisi Pamong dan Linmas Nunukan, Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan, TNI Angkatan Darat dan Polisi, Kamis (11/7/2013) sontak dibuat kaget oleh Haji Edy. Pasalnya saat mereka sedang masuk ke gudang untuk mencari daging asal India merk Allana yang didatangkan secara illegal dari Malaysia, sang pemilik langsung berteriak.
 
"Perampok kamu semua. Dasar petugas ini perampok," kata Edy dengan suara tinggi.
 
Meskipun marah-marah, Edy tak melakukan perlawanan. Dari gudang daging miliknya di Pasar Sentral Inhutani Nunukan, ia lantas kembali ke rumahnya yang tak jauh dari gudang tersebut. Di dalam gudang, petugas menemukan sekitar 30 kilogram daging illegal.
 
Muhtar, penyidik Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan mengatakan, pihaknya terpaksa masuk ke dalam gudang, karena pemiliknya enggan menemui petugas. Saat itu, pintu gudang dalam keadaan terbuka.
 
"Tidak kita dobrak. Memang pintunya terbuka. Waktu kita ke rumahnya dia sembunyi. Kita ke gudang, malah dimatikan lampunya. Ternyata lampunya ini dikendalikan dari rumahnya. Tadi terbuka, jadi kita langsung masuk. Begitu kita masuk langsung diteriaki perampok," ujarnya.
 
Saat daging yang dikemas dalam karung itu hendak diambil petugas, Tasmia istri dari Edy meminta petugas tak menyita barang dagangannya.
 
"Ini pesanan orang Pak, dari Siemanggaris. Kebetulan ada pengantin di sana," ujarnya.
 
Petugas lalu menyita sekitar 10 kilogram daging tersebut untuk dibawa ke Markas Satpol PP dan Linmas Nunukan di Jalan Pahlawan, Kecamatan Nunukan. Sementara sisanya ditinggalkan kepada sang pemilik.
 
Kepada tribunkaltim.co.id (TRIBUNNEWS Network), Tasmia mengaku sebenarnya ia sudah takut menjual daging Allana.
 
"Itu aku beli di Pasar Pagi. Ndak banyak Pak, cuma dua kotak sekitar 30 kilogram," ujarnya.
 
Ia mengatakan, daging itu ia beli seharga Rp50.000 perkilogram. Ia lalu menjualnya seharga Rp55.000 perkilogramnya. Harga pasaran daging illegal ini jauh lebih murah dibandingkan daging sapi lokal segar yang dijual seharga Rp90.000 hingga Rp100.000 perkilogram.
 
"Ini pesanan dari Siemanggaris. Kasihan Pak kalau diambil. Mau dibuat acara pengantin," ujarnya.
 
Selain di Pasar Sentral Nunukan, tim juga melakukan razia di Pasar Pagi dan Pasar Jamaker. Di Pasar Jamaker, petugas kembali menyita sekitar 320 kilogram daging Allana. Ironisnya, sang pemilik Haji Are, ternyata pemilik daging yang sama saat dilakukan penyitaan pada operasi Senin (8/7/2013) lalu.
 
Saat itu tim menyita sekitar 500 kilogram daging illegal dari lima pemilik di Pasar Jamaker Nunukan. Esoknya para pemilik daging membuat pernyataan siap diproses hukum, jika mengulangi perbuatannya. Daging hasil sitaan itupun, Rabu (10/7/2013) kemarin telah dimusnahkan.
 
"Ini dia akan kita proses hukum. Kalau yang di Pasar Sentral Inhutani akan kita panggil, karena ini baru pertama kali," ujarnya.
 
Razia yang digelar ini tidak lepas dari upaya membendung gempuran daging illegal asal Malaysia. Untuk mengatasi kelangkaan daging, sejumlah pengusaha siap menyediakan daging segar lokal di pasaran. Sejak kemarin, daging-daging segar itupun sudah bisa dinikmati warga Nunukan dengan beroperasinya Rumah Potong Hewan Mansapa.
 
Penulis: Niko Ruru >< Editor: Adhinata Kusuma >< Sumber: Tribun Kaltim 
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/11/razia-daging-petugas-diteriaki-perampok

Tim Gabungan Kembali Sita 405 Kilogram Daging Illegal

Tim Gabungan Kembali Sita 405 Kilogram Daging Illegal

Kamis, 11 Juli 2013 20:33 WIB ><NUNUKAN, tribunkaltim.co.id- 

Tim Gabungan Satuan Polisi Pamong dan Linmas Nunukan, Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan, TNI Angkatan Darat dan Polisi, Kamis (11/7/2013) menyita 405 kilogram daging asal India merk Allana yang didatangkan secara illegal dari Malaysia, di tiga tempat yang berbeda. Penangkapan ini hanya berselang tiga hari, setelah Senin lalu tim menyita sekitar 500 kilogram daging illegal dari lima pemilik di Pasar Jamaker Nunukan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan Haji Syafrudin Artha mengatakan, dari tiga pemilik tersebut, satu pedagang di Pasar Jamaker kedapatan memiliki 325 kilogram, satu pedagang di Pasar Sentral Inhutani memiliki 20 kilogram dan pedagang di Kampung Rambutan memiliki 60 kilogram.

Haji Are, diketahui pemilik daging yang sama saat dilakukan penyitaan pada operasi Senin (8/7/2013) lalu. Daging hasil sitaan itupun, Rabu (10/7/2013) kemarin telah dimusnahkan.
"Seperti ini haji yang  kita dapatkan di Jamaker itu jumlahnya 325 kilogram. Akan kita proses hukum. Sedangkan yang dua kita temukan baru. Karena dia tidak tahu, maka kita buatkan  pernyataan," ujarnya.

Razia yang digelar ini tidak lepas dari upaya membendung gempuran daging illegal asal Malaysia. Daging ini dijual seharga Rp50.000 hingga Rp60.000 perkilogramnya, jauh lebih murah dibandingkan harga sapi lokal segar yang dijual Rp90.000 hingga Rp100.000 perkilogramnya.

Untuk mengatasi kelangkaan daging, sejumlah pengusaha siap menyediakan daging segar lokal di pasaran. Sejak kemarin, daging-daging segar itupun sudah bisa dinikmati warga Nunukan dengan beroperasinya Rumah Potong Hewan Mansapa.

"Karena ini sudah komitmen kita kemarin, kita akan  mengadakan razia rutin secara terus menerus. Apapun hasilnya nanti, apabila orang itu kita temukan dengan oang yang sama maka kita akan proses hukum. Karena kita sudah komitmen, apabila dia melakukan lagi,  apalagi nilainya lebih banyak akan kita proses hukum," ujarnya.

Syafruddin mengatakan, setiap pedagang yang telah membuat pernyataan saat dilakukan razia sebelumnya, jika kedapatan lagi dipastikan akan diserahkan kepada Polisi. Mereka terancam hukuman pidana penjara selama enam bulan dan denda Rp50 juta.

Soal maraknya daging illegal tersebut, Syafruddin mengatakan Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan dapat menyurat kepada instansi terkait terutama Kantor Bea dan Cukai, Polisi bahkan TNI Angkatan Laut untuk mencegah masuknya daging illegal tersebut dari Malaysia.

"Kalau kita bekerjasama dengan Malaysia sulit, karena Malaysia mencari keuntungan. Jelas-jelas daging ini dilarang masuk ke Indonesia tetap saja  dimasukkan. Kita tidak tahu apa maksudnya?" ujarnya.
 
Penulis: Niko Ruru >< Editor: Adhinata Kusuma ><  Sumber: Tribun Kaltim
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/11/tim-gabungan-kembali-sita-405-kilogram-daging-illegal
 

Kerbau Krayan Laris Manis


 

Ramadan, Kerbau Krayan Laris Manis

Jumat, 12 Juli 2013 11:08 WIB

Selama Ramadan permintaan kerbau di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan ikut meningkat. Permintaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging warga di Brunei Darussalam.  Penduduk di negara mayoritas Islam itu disebutkan lebih senang mengonsumsi daging kerbau asal Kecamatan Krayan.  

Tokoh masyarakat Krayan Damus Singa mengatakan, permintaan kerbau di Kecamatan krayan akan meningkat menjelang hari hari besar Islam seperti Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha. Saat itu, jumlah kerbau yang terjual bisa mencapai antara 50 hingga 100 ekor.  

“Tidak tentu juga, tergantung jumlahnya yang tersedia. Karena pengadaan kerbau di Krayan juga tidak maksimal. Siapa yang punya kerbau di sana, itu saja yang diberikan. Tergantung pada permintaan dan tergantung pada yang menjual kerbau. Kadang kalau Ramadan dan Idul Fitri bisa 50 ekor, kadang sampai 100 ekor kerbau dijualnya,” ujar anggota DPRD Nunukan ini. 

Pada musim musim seperti saat ini, para pedagang ternak kerbau di Bakelalan, Serawak, Malaysia akan berburu kerbau ke Kecamatan Krayan. Kerbau-kerbau hidup ini mereka bawa ke Bakalalan, selanjutnya dijual lagi ke Bruanei Darussalam. Secara geografis, Kecamatan Krayan berbatasan darat langsung dengan Serawak, Malaysia. Akses jalan darat antara Long Midang, Kecamatan Krayan dan Bakelalan, Serawak bisa ditempuh sekitar satu jam perjalanan menggunakan kendaraan sementara berjalan kaki bisa sekitar tiga jam. Dari Bakelalan, akses darat juga terbuka menuju ke Brunei Darussalam. 

Damus mengatakan, harga terendah seekor kerbau di Kecamatan Krayan bisa mencapai sekitar Rp 9,6 juta. Sementara harga tertinggi mencapai sekitar Rp12,8 juta. Di Brunei Darussalam, pedagang-pedagang asal Bakelalan ini menjual kerbau-kerbau tersebut dengan harga yang jauh lebih tinggi. 

Disebutkan, warga Brunei Darussalam senang mengonsumsi daging kerbau asal Kecamatan Krayan karena rasa daging yang lebih enak dibandingkan daging sapi atau kerbau dari tempat lain.  

“Menurut mereka rasa dagingnya berbeda dengan kerbau lainnya. Barangkali karena kerbau di Krayan makanannya alamiah. Jadi tidak pernah ada bahan kimia di Krayan sehingga rasa dagingnya berbeda dengan daging di tempat lain,” ujarnya.  

Sayangnya, ditengah tingginya permintaan kerbau asal Kecamatan Krayan, ternyata tak diikuti dengan upaya maksimal pengembangbiakannya. Damus memprediksi, saat ini populasi kerbau yang ada di Kecamatan Krayan hanya mencapai sekitar 500 ekor.  

“Masyarakat Krayan berharap, mereka mengusulkan supaya pemerintah memperhatikan kelompok peternakan di sana. Kalau bisa kedepan adanya peningkatkan populasi, terutama dari kelompok-kelompok peternakan kerbau,” ujarnya. 

Selain kerbau, beras organik Adan Krayan juga menjadi incaran warga Brunei Darussalam selain garam gunung.
 
Penulis: Niko Ruru >< Editor: Adhinata Kusuma ><Sumber: Tribun Kaltim 
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/12/ramadan-kerbau-krayan-laris-manis
 

Selasa, 02 Juli 2013

Buah Pir Berbentuk Buddha dari Petani China

Petani China Ciptakan Buah Pir Berbentuk Buddha









BEIJINGJika Jepang bisa membuat semangka berbentuk kotak, China tak mau kalah. Seorang petani China bahkan mampu menghasilkan buah pir berbentuk Buddha.
Adalah Hao Xianzhang, seorang petani asal Hexia,Hebia,Chinautara, yang mempunyai ide unik dan cerdas untuk membudidayakan buah pir dalam cetakan berbentuk Buddha. Bahkan Hao berencana mengekspor pir-pir imutnya itu ke Eropa, setelah sukses memanen 10.000 biji buah pir Buddha musim ini.
Seperti dilansir Daily Mail, Jumat (7/9/2012), butuh enam tahun bagi Hao untuk menyempurnakan “pir Buddha” yang sangat rumit dan butuh ketelatenan tinggi itu. Masing-masing buah pilihan dimasukkan dalam sebuah cetakan satu per satu, sehingga masing-masing buah tumbuh dalam cetakan hingga usia siap panen.
Meskipun harga satu buah “pir Buddha” ini lumayan mahal, yakni sekitar Rp70.000, Hao tak pernah kehabisan pelanggan. “Orang-orang tampaknya berpikir buah-buah ini lucu atau malah membawa keberuntungan. Banyak dari mereka yang langsung membeli begitu buah ini dipetik pohon,” jelas Hao.
Sumber : http://www.solopos.com/2012/09/07/wow-petani-china-ciptakan-buah-pir-berbentuk-buddha-326268