Razia Daging, Petugas Diteriaki Perampok
Kamis, 11 Juli 2013 20:23 WIB >< tribuynkaltim/niko ruru ><
NUNUKAN, tribunkaltim.co.id-
Sekarung
daging “Allana” asal Malaysia, hasil tangkapan Tim Gabungan Satuan
Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan, Dinas Pertanian dan Peternakan
Nunukan, TNI Angkatan Darat dan Polisi pada operasi, Kamis (11/7/2013)
di Pasar Sentral Inhutani, Kecamatan Nunukan.
Personel Tim
Gabungan Satuan Polisi Pamong dan Linmas Nunukan, Dinas Pertanian dan
Peternakan Nunukan, TNI Angkatan Darat dan Polisi, Kamis (11/7/2013)
sontak dibuat kaget oleh Haji Edy. Pasalnya saat mereka sedang masuk ke
gudang untuk mencari daging asal India merk Allana yang didatangkan
secara illegal dari Malaysia, sang pemilik langsung berteriak.
"Perampok kamu semua. Dasar petugas ini perampok," kata Edy dengan suara tinggi.
Meskipun
marah-marah, Edy tak melakukan perlawanan. Dari gudang daging miliknya
di Pasar Sentral Inhutani Nunukan, ia lantas kembali ke rumahnya yang
tak jauh dari gudang tersebut. Di dalam gudang, petugas menemukan
sekitar 30 kilogram daging illegal.
Muhtar, penyidik Satuan Polisi
Pamong Praja dan Linmas Nunukan mengatakan, pihaknya terpaksa masuk ke
dalam gudang, karena pemiliknya enggan menemui petugas. Saat itu, pintu
gudang dalam keadaan terbuka.
"Tidak kita dobrak. Memang pintunya
terbuka. Waktu kita ke rumahnya dia sembunyi. Kita ke gudang, malah
dimatikan lampunya. Ternyata lampunya ini dikendalikan dari rumahnya.
Tadi terbuka, jadi kita langsung masuk. Begitu kita masuk langsung
diteriaki perampok," ujarnya.
Saat daging yang dikemas dalam karung
itu hendak diambil petugas, Tasmia istri dari Edy meminta petugas tak
menyita barang dagangannya.
"Ini pesanan orang Pak, dari Siemanggaris. Kebetulan ada pengantin di sana," ujarnya.
Petugas
lalu menyita sekitar 10 kilogram daging tersebut untuk dibawa ke Markas
Satpol PP dan Linmas Nunukan di Jalan Pahlawan, Kecamatan Nunukan.
Sementara sisanya ditinggalkan kepada sang pemilik.
Kepada tribunkaltim.co.id (TRIBUNNEWS Network), Tasmia mengaku sebenarnya ia sudah takut menjual daging Allana.
"Itu aku beli di Pasar Pagi. Ndak banyak Pak, cuma dua kotak sekitar 30 kilogram," ujarnya.
Ia
mengatakan, daging itu ia beli seharga Rp50.000 perkilogram. Ia lalu
menjualnya seharga Rp55.000 perkilogramnya. Harga pasaran daging illegal
ini jauh lebih murah dibandingkan daging sapi lokal segar yang dijual
seharga Rp90.000 hingga Rp100.000 perkilogram.
"Ini pesanan dari Siemanggaris. Kasihan Pak kalau diambil. Mau dibuat acara pengantin," ujarnya.
Selain
di Pasar Sentral Nunukan, tim juga melakukan razia di Pasar Pagi dan
Pasar Jamaker. Di Pasar Jamaker, petugas kembali menyita sekitar 320
kilogram daging Allana. Ironisnya, sang pemilik Haji Are, ternyata
pemilik daging yang sama saat dilakukan penyitaan pada operasi Senin
(8/7/2013) lalu.
Saat itu tim menyita sekitar 500 kilogram daging
illegal dari lima pemilik di Pasar Jamaker Nunukan. Esoknya para pemilik
daging membuat pernyataan siap diproses hukum, jika mengulangi
perbuatannya. Daging hasil sitaan itupun, Rabu (10/7/2013) kemarin telah
dimusnahkan.
"Ini dia akan kita proses hukum. Kalau yang di Pasar Sentral Inhutani akan kita panggil, karena ini baru pertama kali," ujarnya.
Razia
yang digelar ini tidak lepas dari upaya membendung gempuran daging
illegal asal Malaysia. Untuk mengatasi kelangkaan daging, sejumlah
pengusaha siap menyediakan daging segar lokal di pasaran. Sejak kemarin,
daging-daging segar itupun sudah bisa dinikmati warga Nunukan dengan
beroperasinya Rumah Potong Hewan Mansapa.
Penulis: Niko Ruru >< Editor: Adhinata Kusuma >< Sumber: Tribun Kaltim
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/11/razia-daging-petugas-diteriaki-perampok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar