Krayan, Potensimu Luar Biasa
Oleh : Ir. H Ibrahim MP
Akan selalu menarik bicara tentang perbatasan.
Sayangnya, hal menarik
itu justru lebih banyak dibahas karena faktor keterbatasannya, bukan
keunggulan potensi yang dimiliki. Kali ini, saya mencoba menulis seputar
potensi besar yang tersimpan di kawasan perbatasan di barat laut
Kaltim, yakni Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.
Tepat pukul 10.00 Wita dari Bandara Nunukan, saya dan rombongan dari
Dinas Peternakan Kaltim, Ihyan Nizam (Kasi Perbibitan) dan Prof. Dr.
Suhubdy dari Universitas Mataram NTB dengan pesawat komersial Susi Air,
terbang menuju Long Bawan. Sehari sebelumnya, rombongan dari Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nunukan Desy SPt ( Kabid Peternakan
dan staf), sudah berangkat lebih dulu.
Dari udara, saya melihat hamparan hutan yang menghijau. Pemandangan ini
akan selalu kita lihat. Menuju Krayan (Long Bawan), hanya ada dua
perusahaan yang biasa menerbangi rute ini, yaitu Susi Air dan Mission
Air Fellowship (MAF), karena landasan Bandara Yuvai Semaring yang hanya
900 meter dengan lebar 23 meter.
Kabarnya, sudah ada perpanjangan landasan 200 meter dan selanjutnya yang
diperpanjang lagi hingga 1.600 meter dengan lebar 30 meter sehingga
bisa didarati pesawat dengan kapasitas lebih besar, sejenis Hercules.
Saat ini, dengan pesawat jenis Grand Carravan milik Susi Air, maksimum
penumpang yang bisa diangkut hanya 10 orang.
Mendekati Krayan, saya menyaksikan pemandangan yang sangat indah.
Kecamatan Krayan yang bertetangga dengan Kecamatan Krayan Selatan
dipagari gunung dan perbukitan. Dari udara, Krayan bak sup dalam
mangkuk raksasa. Begitu indah, memukau pandangan saya. Bagi saya, ini
adalah potensi pertama Krayan.
Kondisi dan Potensi Krayan
Kecamatan Krayan mempunyai luas wilayah sekitar 1.837,54 kilometer
persegi dengan penduduk 2.077 kepala keluarga, terdiri dari 4.271 jiwa
perempuan dan 3.685 jiwa laki-laki. Penduduk asli adalah Suku Dayak
Lundayeh. Luas Lahan pertanian pangan 2.500 hektare antara lain
ditanami Padi Adan yang terkenal di Kaltim dan konon merupakan beras
makanan utama Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunai Darussalam.
Seorang warga Krayan, Moris menyebutkan ada kurang lebih 60 macam padi
di Kecamatan Krayan. Harga satu kaleng beras (berat 15 kg) sekitar
Rp200 ribu. Produksi perhektare sekitar 3,5 ton gabah kering giling
(GKG). Satu kepala keluarga (KK) mampu menghasilkan padi sampai 1,5 ton
per tahun atau 750 hingga 1.000 kaleng beras setiap KK.
Krayan sangat subur karena cekungan dari bukit dan gunung menyebabkan
unsur hara terkumpul karena proses leaching (etraksi padat cair). Sawah
hijau terhampar pada 21 lokasi di 65 desa. Daerah ini sangat cocok
ditanami Beras Adan yang merupakan beras yang sangat terkenal dan khas.
Beras ini berwarna putih dengan ukuran lebih kecil dari beras pada
umumnya. Aromanya harum setelah dimasak. Rasanya pulen dan sedap
meskipun dilahap tanpa lauk pauk dan sayuran. Ada tiga jenis Beras Adan
yakni Adan Putih, Adan Hitam dan Adan Merah.
Menariknya, warga menanam padi tanpa pupuk kimia, hanya menggunakan
pupuk kandang dari kotoran kerbau. Ada perpaduan penanaman padi dengan
penggunaan kerbau dalam mengelola lahan pertanian. Panen padi dilakukan
sekali setahun.
Pola tanamnya dimulai sejak dilakukan persiapan penebasan lahan sejak
Maret hingga April. Lahan dibiarkan hingga Juni. Pada saat habis panen
kerbau digembala di lahan sawah dan berakhir pada saat tanam. Pada saat
itulah kerbau mengolah lahan sawah dengan menginjak-injak lahan sawah
sampai akhirnya lahan tersebut siap ditanami.
Pada Juli hingga Agustus dimulai penanaman padi. Panen dilakukan antara
Desember hingga Februari. Kira-kira demikianlah ungkapan perwakilan
petani, Ersan yang ikut dalam pertemuan dengan di rumah Kepala Desa
Kuala Belawit.
Kerbau Krayan
Selain Padi Adan yang sangat terkenal, Krayan juga memiliki potensi
ternak kerbau yang juga disukai masyarakat Brunai. Kepala Adat Krayan,
Yagung Bangau menceritakan bahwa ternak kerbau merupakan simbol
prestise masyarakat Krayan.
Siapa yang memiliki kerbau banyak menunjukkan status sosial seseorang
tinggi dan disegani. Dulu kalau seseorang ingin melaksanakan perkawinan,
paling tidak harus memberikan jujuran 30 ekor kerbau.
Tetapi sekarang aturan adat ini sudah berubah dan jujuran untuk
perkawinan hanya menyediakan tiga ekor kerbau. Pada 1999 populasi
kerbau masih sekitar sembilan ribu ekor dan berdasarkan hasil pendataan
ternak 2011 yang dilaksanakan BPS, populasi ternak kerbau di Kecamatan
Krayan sekitar 2.987 ekor.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, menjelang Hari Raya Idul Adha
2011, jumlah kerbau yang keluar dari Long Bawan ke Ba'Klalan, Malaysia
dan sekitarnya berjumlah ratusan ekor. Perkembangan ternak kerbau
memerlukan perhatian khusus, terutama saat birahi. Peternak sering
tidak memperhatikan waktu birahi kerbau yang terjadi umumnya pada sore
hari atau malam hari. Karena itu Kerbau betina dan pejantan harus
digembalakan bersama sama agar betina yang birahi cepat dikawini
pejantan agar cepat menghasilkan keturunan.
Perkembangan ternak kerbau di kawasan ini berjalan alami, sekaligus
mematahkan teori yang menyatakan memelihara kerbau susah dan lambat
berkembang. Bisa dikatakan satu ekor kerbau dalam satu tahun dapat
menghasilkan anak dan tidak jauh berbeda dengan ternak Sapi Bali.
Melihat kebiasaan warga Krayan, kerbau bisa dikelompokkan dalam berbagai
kebutuha, yakni sebagai mas kawin. Sekarang harus menyiapkan tiga ekor
kerbau sebagai jujuran. Kemudian sebagai pengolah tanah pada lahan
sawah yang menghasilkan Beras Adan dan sebagai hewan ternak yang dijual
untuk biaya melanjutkan pendidikan.
Selanjutnya ternak kerbau juga berfungsi sebagai tabungan yang
sewaktu-waktu bisa digunakan, misalnya ketika ada keluarga sakit dan
memerlukan pembiayaan pengobatan.
Harga kerbau dewasa (umur 1,5 sampai 2 tahun ) berkisar 2.000 hingga
3.500 Ringgit Malaysia atau setara dengan Rp7 juta hingga Rp9 juta (
kurs 1 ringgit Rp3000) untuk betina dan Rp10 juta hingga Rp12 juta untuk
pejantan.
Menanggulangi penurunan populasi kerbau di daerah itu, akan dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut, yakni memasukkan kerbau pejantan untuk
mengurangi inbreeding (kawin keluarga) dari luar Long Bawan. Sehingga
digalakkan intensifikasi kawin alam (Inka) dan gerakan massal inseminasi
buatan dengan menggunakan straw kerbau unggul untuk memperbaiki
kualitas kerbau di Krayan.
Selanjutnya menggalakkan pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak yang
selama ini tidak dimanfaatkan. Selain itu juga menggalakkan penanaman
rumput pakan ternak dan penanaman legum pohon, misalnya gamal dan
lainnya. Kemudian pembuatan kawasan penggembalaan ternak kerbau sehingga
deteksi birahi kerbau dapat dilakukan cepat melalui kerbau-kerbau
pejantan.
Apel dan Nenas
Potensi lain di Krayan adalah apel dan nenas. Sekitar 1997 ada program
penanaman apel di wilayah Long Bawan. Bibit berasal dari Malang yang
disebar kepada kelompok tani. Entah bagaimana bibit tersebut mungkin
tidak semua ditanam petani dan sebagian bibit dijual ke wilayah tetangga
Ba'Klalan.
Saat ini di Long Bawan sulit menemukan apel Malang, tetapi di Ba'Klalan
apel bisa tumbuh subur dan memproduksi banyak buah tersebut. Mengapa
bisa berproduksi dengan baik karena petani Ba'Klalan mendatangkan petani
dari Malang dan membudidayakan layaknya di Malang sehingga Ba'Klalan
saat ini terkenal sebagai kota penghasil apel.
Selain apel, Kecamatan Krayan juga terkenal dengan tanaman Nenas yang
diproduksi dari beberapa desa, yakni Long Api, Long Umung, Kampung Baru
dan lainnya. Harga Nenas di Long Bawan sekitar Rp3.000 sampai Rp4.000
perbuah, tetapi saat sampai di Nunukan harganya lebih mahal. Ongkos
angkut barang dari Long Bawan sampai Nunukan Rp15.000 per kg. Sedangkan
nenas yang harganya Rp4.000 per butir bila dibawa ke Nunukan maka
harganya bisa mencapai Rp20.000 perbutir.
Potensi lainnya adalah tanaman hortikultura, berupa kubis dan kacang
tanah. Tanaman ini tumbuh baik di Long Bawan. Komoditi sayuran tersebut
banyak dijual di warung-warung pada pagi hari. Petani yang menanam
masih sangat terbatas dan memerlukan pengalaman bercocok tanam.
Kebanyakan petani yang menanam berasal dari Jawa dan Tana Toraja.
Krayan, sesungguhnya memiliki potensi luar biasa. Kita tunggu saja, pada
saatnya, Krayan akan berjaya. (adv-Penulis adalah Kepala Dinas
Peternakan Kaltim).
Foto : Kerbau di Krayan Kab. Nunukan
Sumber : http://www.kaltimprov.go.id/kaltim.php?page=detailberita&id=8296