Sabtu, 13 Juli 2013

Razia Daging, Petugas Diteriaki Perampok

Razia Daging, Petugas Diteriaki Perampok

Kamis, 11 Juli 2013 20:23 WIB  >< tribuynkaltim/niko ruru >< 
NUNUKAN, tribunkaltim.co.id- 
 
Sekarung daging “Allana” asal Malaysia, hasil tangkapan Tim Gabungan Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan, Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan, TNI Angkatan Darat dan Polisi pada operasi, Kamis (11/7/2013) di Pasar Sentral Inhutani, Kecamatan Nunukan.  
 

Personel Tim Gabungan Satuan Polisi Pamong dan Linmas Nunukan, Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan, TNI Angkatan Darat dan Polisi, Kamis (11/7/2013) sontak dibuat kaget oleh Haji Edy. Pasalnya saat mereka sedang masuk ke gudang untuk mencari daging asal India merk Allana yang didatangkan secara illegal dari Malaysia, sang pemilik langsung berteriak.
 
"Perampok kamu semua. Dasar petugas ini perampok," kata Edy dengan suara tinggi.
 
Meskipun marah-marah, Edy tak melakukan perlawanan. Dari gudang daging miliknya di Pasar Sentral Inhutani Nunukan, ia lantas kembali ke rumahnya yang tak jauh dari gudang tersebut. Di dalam gudang, petugas menemukan sekitar 30 kilogram daging illegal.
 
Muhtar, penyidik Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan mengatakan, pihaknya terpaksa masuk ke dalam gudang, karena pemiliknya enggan menemui petugas. Saat itu, pintu gudang dalam keadaan terbuka.
 
"Tidak kita dobrak. Memang pintunya terbuka. Waktu kita ke rumahnya dia sembunyi. Kita ke gudang, malah dimatikan lampunya. Ternyata lampunya ini dikendalikan dari rumahnya. Tadi terbuka, jadi kita langsung masuk. Begitu kita masuk langsung diteriaki perampok," ujarnya.
 
Saat daging yang dikemas dalam karung itu hendak diambil petugas, Tasmia istri dari Edy meminta petugas tak menyita barang dagangannya.
 
"Ini pesanan orang Pak, dari Siemanggaris. Kebetulan ada pengantin di sana," ujarnya.
 
Petugas lalu menyita sekitar 10 kilogram daging tersebut untuk dibawa ke Markas Satpol PP dan Linmas Nunukan di Jalan Pahlawan, Kecamatan Nunukan. Sementara sisanya ditinggalkan kepada sang pemilik.
 
Kepada tribunkaltim.co.id (TRIBUNNEWS Network), Tasmia mengaku sebenarnya ia sudah takut menjual daging Allana.
 
"Itu aku beli di Pasar Pagi. Ndak banyak Pak, cuma dua kotak sekitar 30 kilogram," ujarnya.
 
Ia mengatakan, daging itu ia beli seharga Rp50.000 perkilogram. Ia lalu menjualnya seharga Rp55.000 perkilogramnya. Harga pasaran daging illegal ini jauh lebih murah dibandingkan daging sapi lokal segar yang dijual seharga Rp90.000 hingga Rp100.000 perkilogram.
 
"Ini pesanan dari Siemanggaris. Kasihan Pak kalau diambil. Mau dibuat acara pengantin," ujarnya.
 
Selain di Pasar Sentral Nunukan, tim juga melakukan razia di Pasar Pagi dan Pasar Jamaker. Di Pasar Jamaker, petugas kembali menyita sekitar 320 kilogram daging Allana. Ironisnya, sang pemilik Haji Are, ternyata pemilik daging yang sama saat dilakukan penyitaan pada operasi Senin (8/7/2013) lalu.
 
Saat itu tim menyita sekitar 500 kilogram daging illegal dari lima pemilik di Pasar Jamaker Nunukan. Esoknya para pemilik daging membuat pernyataan siap diproses hukum, jika mengulangi perbuatannya. Daging hasil sitaan itupun, Rabu (10/7/2013) kemarin telah dimusnahkan.
 
"Ini dia akan kita proses hukum. Kalau yang di Pasar Sentral Inhutani akan kita panggil, karena ini baru pertama kali," ujarnya.
 
Razia yang digelar ini tidak lepas dari upaya membendung gempuran daging illegal asal Malaysia. Untuk mengatasi kelangkaan daging, sejumlah pengusaha siap menyediakan daging segar lokal di pasaran. Sejak kemarin, daging-daging segar itupun sudah bisa dinikmati warga Nunukan dengan beroperasinya Rumah Potong Hewan Mansapa.
 
Penulis: Niko Ruru >< Editor: Adhinata Kusuma >< Sumber: Tribun Kaltim 
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/11/razia-daging-petugas-diteriaki-perampok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar