..Ibadah qurban itu berarti perlu disiapkan dengan beternak yg baik !

Selasa, 02 April 2013

PELUANG USAHA AYAM BROILER DI KABUPATEN NUNUKAN




 


PELUANG USAHA AYAM BROILER DI KABUPATEN NUNUKAN

Drh.Muh. Rais Kahar *)


Usaha perunggasan khususnya ayam broiler (ayam potong) di Kabupaten Nunukan hingga saat ini masih sangat menjanjikan. Keberadaan kandang ayam yang secara keseluruhan mampu menampung sekitar 87.800 ekor ayam merupakan modal utama untuk budidaya. Daya serap pasar di Kota Nunukan untuk hari-hari biasa yang mencapai 94.500 kg atau setara 47.250 ekor dengan asumsi bobot panen 2,5 kg/ekor merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi pemilik modal.

         Menurut perhitungan, seekor ayam potong yang di panen dengan bobot 2,5 kg/ekor dengan asumsi waktu pemeliharaan sekitar 35 hari, menggunakan pakan jenis starter hingga panen seharga Rp. 6.800,-/kg, harga DOC (day old chick) Rp. 7.250,-/ekor dan tingkat kematian yang mencapai 4% maka BEP (break even point) per ekor ayam pada harga Rp. 36.873,-/ekor. Harga jual ayam hidup ke pedagang di kandang saat ini mencapai Rp. 22.000,-/kg artinya peternak menikmati keuntungan sebesar 19,33% perekor untuk setiap periode pemeliharaan.  Kemudian pedagang melepas ke pasar dengan harga sekitar Rp. 25.000,-/kg, pedagang meraup keuntungan sekitar 6,82%.

        Kondisi diatas merupakan ukuran ambang batas atas harga sapronak, artinya kemungkinan margin peternak masih bisa dinaikkan. Mengapa demikian? Hal ini karena peternak masih membeli sarana produksi peternakan (sapronak) seperti pakan, obat-obatan dsb dari pedagang sapronak secara eceran, menjualnya pun masih bersifat eceran ke pedagang sehingga manajemen budidaya hingga pemasaran masih bersifat tradisional.

       Melihat perhitungan diatas, menurut kami semestinya pihak perbankan sudah bisa melirik prospek tersebut. Tapi kenyataan yang ada, usaha peternakan ayam potong masih dianggap “high risk” karena menyangkut barang hidup. Selain dianggap “barang hidup”, ayam potong di Kota Nunukan juga mengalami pasang surut usaha. Hal ini karena peternak masih berjalan sendiri-sendiri.

          Seandainya peternak ayam potong di Kabupaten Nunukan mau bersatu dalam satu wadah yang kuat dengan mengesampingkan egoisme masing-masing, maka ada keyakinan bahwa perbankan siap membantu usaha peternak disamping itu diperlukan “induk semang” bagi para peternak sehingga usaha budidaya sampai pemasaran hasil panen peternak dapat berhasil.


*) Kasi Keswan dan Kesmavet Dispertanak Nunukan
     Praktisi Peternakan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar