..Ibadah qurban itu berarti perlu disiapkan dengan beternak yg baik !

Jumat, 27 September 2013

Tarmisol ‘Pecat’ Petani Miskin di Kabupaten Nunukan

Tarmisol ‘Pecat’ Petani Miskin di Kabupaten Nunukan

Tarmisol ‘Pecat’ Petani Miskin di Kabupaten Nunukan

Senin, 23 September 2013 18:26 WIB
 
Didampingi peneliti dan penyuluh dari Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Kalimantan Timur Tarmisol, PPL Sungai Fatimah Andika Dwi Purwanto menyelenggarakan Sosialisasi Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) langsung di tengah-tengah hamparan sawah Dusun Sungai Fatimah, Desa Binusan, Kecamatan Nunukan.
Dalam SLPTT tersebut penyuluh memperkenalkan teknik jajar legowo yaitu cara menanam padi dengan berjajar tetapi secara berselang.
 
“Teknik jajar legowo telah dibuktikan dan diakui di berbagai tempat di Kalimantan Timur memberi pengaruh peningkatan produksi padi hingga 50 bahkan sampai 120 persen,” ujar Nurbani, peneliti dari BPTP Kalimantan Timur yang turut membantu penyelenggaraan sosialisasi pendampingan SLPTT di Sungai Fatimah.
 
 
 
 
Tarmisol yakin, pada saatnya nanti petani-petani dimaksud akan berhasil dengan penghasilan yang besar. “Saya akan memecat petani-petani miskin di Nunukan untuk saya ubah menjadi petani-petani yang berpenghasilan besar dengan teknik-teknik bertani yang menguntungkan. Salah satunya dengan teknik menanam padi jajar legowo,” ujarnya.
 
SLPTT dan teknik jajar legowo dilaksanakan untuk mendukung suksesnya Program Peningkatan Beras Nasional di Nunukan dengan harapan di seluruh hamparan sawah petani tidak ada yang produksinya tidak meningkat.
 
Heru Wihartopo, salah seorang penyuluh mengatakan, seluruh penyuluh khususnya PPL Pertanian mulai saat ini tidak akan ada yang bisa santai. Semua harus pro aktif dengan tiap hari langsung turun ke lahan sawah petani.
 
“Walaupun hari minggu hari libur.  Hal ini untuk memastikan bahwa petani yang turut berpartisipasi menanam padi punya harapan berhasil dan meningkat produksinya. Saya tidak mau mendengar lagi komentar dari siapa saja bahwa PPL masih ada yang tidak siap melayani masyarakat petani,” ujarnya.
 
Pada tahun ini secara nasional Presiden RI  Susilo Bambang Yudoyono mencanangkan program swasembada beras 10 juta ton. Sedangkan Kabupaten Nunukan punya target 40.000 ton gabah kering panen pada tahun ini.
 
Heru mengatakan, bagi para penyuluh program ini tidak gampang diraih pada masa-masa sekarang. Paradigma dalam penyuluhan  saat ini sudah tak seperti pada masa orde baru. Pada masa orde baru penyuluhan lebih bersifat instruktif didukung program Bimbingan Massal (Bimas) berbeda dengan saat ini penyuluhan lebih bersifat konsultatif. Para petani diberikan kelonggaran atau haknya untuk memilih sendiri dalam menetapkan komoditas yang akan diusahakan.
 
“Sepi ing pamrih rame ing gawe” atau jauh dari berharap pujian, ramai dalam kegiatan, begitu falsafahnya PPL yang mau berhasil dalam membina dan mendampingi petani sekaligus menggerakkan para petani untuk turut serta berpartisipasi menyukseskan Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) tahun ini dan seterusnya,” ujarnya.
 
Pihaknya ingin target P2BN di Nunukan bisa tercapai dengan sukses. Karena itu, semua pihak terutama yang telah termasuk dalam Tim Pelaksana P2BN Kabupaten Nunukan maupun Tim Pelaksana P2BN Kecamatan mau turun ramai-ramai ke lapangan.
 
“Bantu PPL gerakkan masyarakat petani, dampingi masyarakat petani,  bimbing masyarakat petani. Kalau petani diperhatikan, pasti mereka akan respon untuk turut mensukseskan program peningkatan swasembada beras nasional,” kata Anthonia Tangdi Kamma, Koordinator Penyuluh Kecamatan Nunukan.
 
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/09/23/tarmisol-pecat-petani-miskin-di-kabupaten-nunukan
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar