Pembuatan Pupuk Organik Cair berkadar Nitrogen Tinggi
Oleh :   Widodo Cahyono
 
 
 Sahabat tani, kondisi "sakit" atau penyakit diindap oleh petani di 
negeri kita (baca: petani kecil, gurem), karena keterbatasan pendidikan,
 akses informasi, permodalan, teknik ketrampilan, serta sikap mental 
negatif telah melahirkan penyakit kronis dan sangat akut berupa Sumber 
Daya Manusia berkualitas rendah.  Penyakit ini sangat berat dan tidak 
bisa secara kejap [instant] disembuhkan. Resep "empowering & 
improvement" (pemberdayaan & perbaikan) mutlak diberikan secara 
terprogram dan berkesinambungan sehingga mampu menghasilkan SDM yang 
handal dan mandiri, dengan sikap mental positif.
 Polemik 
mengenai pupuk kimia sintetis (baca : urea) yang sebentar lagi akan 
dicabut subsidinya dan saat ini di beberapa wilayah harga pupuk urea 
sudah mulai merangkak naik, sangat perlu untuk disikapi secara arif bagi
 para sahabat tani.  Dampak positif dan negatif  dari suatu kebijakan 
pasti akan muncul, namun jika dampak positif lebih banyak diterima oleh 
para petani, maka perlu kebijakan tersebut didukung sepenuhnya. 
 Nah, untuk persiapan pencabutan subsidi pupuk kimia sintetis, mari kita
 bagikan Teknik membuat Pupuk Organik Cair berbasis Nitrogen Tinggi.  
Bahan cukup mudah diperoleh, murah dan mujarab dalam hasil aplikasinya, 
karena bisa menghemat pemakaian pupuk kimia sintetis (urea) 35%. Yuk 
kita simak dan praktekan! 
 N (Nitrogen) dibutuhkan oleh tanaman 
dalam jumlah besar, umumnya menjadi faktor pembatas pada tanah-tanah 
yang tidak dipupuk.  N berperan dalam mempercepat pertumbuhan vegetatif 
tanaman mencakup tinggi tanaman, jumlah anakan, cabang, dan ranting. N 
juga membuat tanaman lebih hijau segar, karena banyak mengandung butir 
hijau daun. Unsur N juga merupakan bahan penyusun klorofil daun, 
protein, dan lemak, menambah kandungan protein tanaman. 
 
Kekurangan unsur N berakibat daun tanaman menjadi hijau pucat kekuningan
 sampai menguning seluruhnya, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. 
Sebaliknya kelebihan N akan merangsang pertumbuhan vegetatif, laju 
fotosintesis tinggi, penggunaan CH2O juga tinggi,  akibatnya menghambat 
kematangan tanaman, jaringan menjadi sukulen, tanaman rebah, mudah 
terserang penyakit. 
 Bentuk N yang diserap tanaman 
 1.    
Bentuk NH3 (amoniak) diserap oleh daun dari udara atau dilepaskan dari 
daun ke udara, jumlahnya tergantung konsentrasi di udara.
 2.    
Sebagian besar N diambil akar dalam bentuk  anorganik yaitu NH4+ 
(ammonium) dan NO3- (nitrat). Jumlahnya tergantung kondisi tanah, nitrat
  lebih banyak terbentuk jika tanah hangat, lembab dan aerasi baik. 
Penyerapan NH4+ lebih banyak terjadi pada pH tanah netral, sedangkan 
NO3- pada pH rendah. Senyawa NO3- umumnya bergerak menuju akar karena 
aliran masa, senyawa NH4+ bersifat tidak mobil, gerakan disebabkan oleh 
difusi juga aliran masa.
 Mari kita langsung mulai meracik! 
 Bahan-bahan:
 1. Air “bersih“ 1 liter
 2. Akar kacang tanah/kedelai sebanyak 9 kg
 3. Daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides) = 9 kg
 4. Daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata) 9 kg
 5. Nanas matang/busuk sebanyak 1 buah
 6. Air kelapa sebanyak 13 liter
 7. Urine sapi/kerbau/kambing/kelinci/ manusia = 99 ltr
 8. Mollase/gula jawa/gula aren/gula pasir = 300 gram
 9. Bioactivator/starter/Ragi kompos sebanyak 1 buah
 Alat 
 Drum plastik kapasitas 200 liter dan penutupnya
 Parang tajam untuk mencacah bahan
 Kayu pengaduk
 Cara Pembuatan 
 1. Itikadkan di dalam hati sanubari kepada Sang Pencipta Alam Semesta 
bahwa niat kita adalah semata untuk memuliakan tanah/lahan bumi pertiwi 
[khidmat dalam hati] dan hembuskan nafas kita pada air “bersih” 1 liter.
  Siramkan/cipratkan pada semua bahan-bahan yang sudah tersedia sampai 
air “bersih”  habis.
 2. Cacah akar kacang tanah/kedelai sampai 
kecil, demikian pula untuk daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides), 
 juga untuk daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata).  Lumatkan
 buah nanas matang/busuk. 
 3. Encerkan bioactivator/starter/ragi
 kompos  dengan menggunakan air kelapa, dan masukan ke dalam drum 
plastik tambahkan mollase/gula jawa/gula aren/gula pasir sebanyak 300 
gram, aduk agar homogen. Tuangkan nanas yang telah dilumat [aduk 
kembali],  masukkan akar kacang tanah/kedelai dan daun bandotan/wedusan 
(Ageratum conyzoides) dan terakhir daun marenggo/kapal terbang 
(Chromolaena odorata), tambahkan   urine sapi/kerbau/kambing/ 
kelinci/manusia sambil tetap diaduk-aduk sampai homogen. 
 4. 
Tutup drum plastik tersebut dan biarkan selama 3 minggu, dengan catatan 
setiap 3 hari sekali dibuka dan diaduk-aduk sekitar 9 menit untuk 
kemudian tutup kembali demikian seterusnya sampai 3 minggu lamanya. 
 5. Alhamdullilah, selesai sudah ramuan Pupuk Organik Cair berbasis 
Nitrogen Tinggi sebanyak ± 113 liter. Untuk aplikasi saring ramuan 
tersebut agar mendapatkan cairannya. Untuk ampasnya Jangan Dibuang 
karena bisa kita gunakan untuk membuat Pupuk Organik Pasta/Kocor pada 
tanaman sayuran!. 
 Aplikasi: 
 1. Sebelum aplikasi selalu “itikad kan” doa berniat untuk memuliakan lahan/tanah/bumi pertiwi kepada Nya.
 2. Digunakan sebagai pupuk dasar pada saat pengolahan 
lahan/membajak/traktor dengan dosis 15 liter POC basis N tinggi dicampur
 air secukupnya dan disiramkan ke lahan secara merata.
 3. Sebagai 
pupuk susulan pada pertanaman padi, aplikasikan pada 7 HST [hari setelah
 tanam] dengan dosis 1 liter POC basis N Tinggi dalam 15 liter air 
[tangki sprayer]. Ulangi setiap 7-10 hari sekali sampai menjelang 
tanaman mau berbunga.
 Catatan: Pengalaman penulis dalam membuat
 dan mempraktekan pembuatan pupuk organik cair beranalisis N tinggi, 
dapat memhemat penggunaan pupuk kimia sintetis [baca: urea]  kurang 
lebih sekitar 35%. Beberapa praktek lebih dari prosentase tersebut, 
namun sebetulnya lebih kepada sejarah lahan itu sendiri. 
 
Selamat mencoba, semoga Allah meridhoi usaha para sahabat petani dalam 
memuliakan kehidupan petani dengan mengajak bertani dengan hati. 
 
Salam
Pembuatan Pupuk Organik Cair berkadar Nitrogen Tinggi
Oleh :   Widodo Cahyono
Sahabat tani, kondisi "sakit" atau penyakit diindap oleh petani di negeri kita (baca: petani kecil, gurem), karena keterbatasan pendidikan, akses informasi, permodalan, teknik ketrampilan, serta sikap mental negatif telah melahirkan penyakit kronis dan sangat akut berupa Sumber Daya Manusia berkualitas rendah. Penyakit ini sangat berat dan tidak bisa secara kejap [instant] disembuhkan. Resep "empowering & improvement" (pemberdayaan & perbaikan) mutlak diberikan secara terprogram dan berkesinambungan sehingga mampu menghasilkan SDM yang handal dan mandiri, dengan sikap mental positif.
Polemik mengenai pupuk kimia sintetis (baca : urea) yang sebentar lagi akan dicabut subsidinya dan saat ini di beberapa wilayah harga pupuk urea sudah mulai merangkak naik, sangat perlu untuk disikapi secara arif bagi para sahabat tani. Dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan pasti akan muncul, namun jika dampak positif lebih banyak diterima oleh para petani, maka perlu kebijakan tersebut didukung sepenuhnya.
Nah, untuk persiapan pencabutan subsidi pupuk kimia sintetis, mari kita bagikan Teknik membuat Pupuk Organik Cair berbasis Nitrogen Tinggi. Bahan cukup mudah diperoleh, murah dan mujarab dalam hasil aplikasinya, karena bisa menghemat pemakaian pupuk kimia sintetis (urea) 35%. Yuk kita simak dan praktekan!
N (Nitrogen) dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, umumnya menjadi faktor pembatas pada tanah-tanah yang tidak dipupuk. N berperan dalam mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman mencakup tinggi tanaman, jumlah anakan, cabang, dan ranting. N juga membuat tanaman lebih hijau segar, karena banyak mengandung butir hijau daun. Unsur N juga merupakan bahan penyusun klorofil daun, protein, dan lemak, menambah kandungan protein tanaman.
Kekurangan unsur N berakibat daun tanaman menjadi hijau pucat kekuningan sampai menguning seluruhnya, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. Sebaliknya kelebihan N akan merangsang pertumbuhan vegetatif, laju fotosintesis tinggi, penggunaan CH2O juga tinggi, akibatnya menghambat kematangan tanaman, jaringan menjadi sukulen, tanaman rebah, mudah terserang penyakit.
Bentuk N yang diserap tanaman
1. Bentuk NH3 (amoniak) diserap oleh daun dari udara atau dilepaskan dari daun ke udara, jumlahnya tergantung konsentrasi di udara.
2. Sebagian besar N diambil akar dalam bentuk anorganik yaitu NH4+ (ammonium) dan NO3- (nitrat). Jumlahnya tergantung kondisi tanah, nitrat lebih banyak terbentuk jika tanah hangat, lembab dan aerasi baik. Penyerapan NH4+ lebih banyak terjadi pada pH tanah netral, sedangkan NO3- pada pH rendah. Senyawa NO3- umumnya bergerak menuju akar karena aliran masa, senyawa NH4+ bersifat tidak mobil, gerakan disebabkan oleh difusi juga aliran masa.
Mari kita langsung mulai meracik!
Bahan-bahan:
1. Air “bersih“ 1 liter
2. Akar kacang tanah/kedelai sebanyak 9 kg
3. Daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides) = 9 kg
4. Daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata) 9 kg
5. Nanas matang/busuk sebanyak 1 buah
6. Air kelapa sebanyak 13 liter
7. Urine sapi/kerbau/kambing/kelinci/
8. Mollase/gula jawa/gula aren/gula pasir = 300 gram
9. Bioactivator/starter/Ragi kompos sebanyak 1 buah
Alat
Drum plastik kapasitas 200 liter dan penutupnya
Parang tajam untuk mencacah bahan
Kayu pengaduk
Cara Pembuatan
1. Itikadkan di dalam hati sanubari kepada Sang Pencipta Alam Semesta bahwa niat kita adalah semata untuk memuliakan tanah/lahan bumi pertiwi [khidmat dalam hati] dan hembuskan nafas kita pada air “bersih” 1 liter. Siramkan/cipratkan pada semua bahan-bahan yang sudah tersedia sampai air “bersih” habis.
2. Cacah akar kacang tanah/kedelai sampai kecil, demikian pula untuk daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides), juga untuk daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata). Lumatkan buah nanas matang/busuk.
3. Encerkan bioactivator/starter/ragi kompos dengan menggunakan air kelapa, dan masukan ke dalam drum plastik tambahkan mollase/gula jawa/gula aren/gula pasir sebanyak 300 gram, aduk agar homogen. Tuangkan nanas yang telah dilumat [aduk kembali], masukkan akar kacang tanah/kedelai dan daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides) dan terakhir daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata), tambahkan urine sapi/kerbau/kambing/ kelinci/manusia sambil tetap diaduk-aduk sampai homogen.
4. Tutup drum plastik tersebut dan biarkan selama 3 minggu, dengan catatan setiap 3 hari sekali dibuka dan diaduk-aduk sekitar 9 menit untuk kemudian tutup kembali demikian seterusnya sampai 3 minggu lamanya.
5. Alhamdullilah, selesai sudah ramuan Pupuk Organik Cair berbasis Nitrogen Tinggi sebanyak ± 113 liter. Untuk aplikasi saring ramuan tersebut agar mendapatkan cairannya. Untuk ampasnya Jangan Dibuang karena bisa kita gunakan untuk membuat Pupuk Organik Pasta/Kocor pada tanaman sayuran!.
Aplikasi:
1. Sebelum aplikasi selalu “itikad kan” doa berniat untuk memuliakan lahan/tanah/bumi pertiwi kepada Nya.
2. Digunakan sebagai pupuk dasar pada saat pengolahan lahan/membajak/traktor dengan dosis 15 liter POC basis N tinggi dicampur air secukupnya dan disiramkan ke lahan secara merata.
3. Sebagai pupuk susulan pada pertanaman padi, aplikasikan pada 7 HST [hari setelah tanam] dengan dosis 1 liter POC basis N Tinggi dalam 15 liter air [tangki sprayer]. Ulangi setiap 7-10 hari sekali sampai menjelang tanaman mau berbunga.
Catatan: Pengalaman penulis dalam membuat dan mempraktekan pembuatan pupuk organik cair beranalisis N tinggi, dapat memhemat penggunaan pupuk kimia sintetis [baca: urea] kurang lebih sekitar 35%. Beberapa praktek lebih dari prosentase tersebut, namun sebetulnya lebih kepada sejarah lahan itu sendiri.
Selamat mencoba, semoga Allah meridhoi usaha para sahabat petani dalam memuliakan kehidupan petani dengan mengajak bertani dengan hati.
Sumber : http://www.facebook.com/groups/kliniktani/permalink/340103889355332/
![Pembuatan Pupuk Organik Cair berkadar Nitrogen Tinggi
Sahabat tani, kondisi "sakit" atau penyakit diindap oleh petani di negeri kita (baca: petani kecil, gurem), karena keterbatasan pendidikan, akses informasi, permodalan, teknik ketrampilan, serta sikap mental negatif telah melahirkan penyakit kronis dan sangat akut berupa Sumber Daya Manusia berkualitas rendah.  Penyakit ini sangat berat dan tidak bisa secara kejap [instant] disembuhkan. Resep "empowering & improvement" (pemberdayaan & perbaikan) mutlak diberikan secara terprogram dan berkesinambungan sehingga mampu menghasilkan SDM yang handal dan mandiri, dengan sikap mental positif.
Polemik mengenai pupuk kimia sintetis (baca : urea) yang sebentar lagi akan dicabut subsidinya dan saat ini di beberapa wilayah harga pupuk urea sudah mulai merangkak naik, sangat perlu untuk disikapi secara arif bagi para sahabat tani.  Dampak positif dan negatif  dari suatu kebijakan pasti akan muncul, namun jika dampak positif lebih banyak diterima oleh para petani, maka perlu kebijakan tersebut didukung sepenuhnya.
Nah, untuk persiapan pencabutan subsidi pupuk kimia sintetis, mari kita bagikan Teknik membuat Pupuk Organik Cair berbasis Nitrogen Tinggi.  Bahan cukup mudah diperoleh, murah dan mujarab dalam hasil aplikasinya, karena bisa menghemat pemakaian pupuk kimia sintetis (urea) 35%. Yuk kita simak dan praktekan!
N (Nitrogen) dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, umumnya menjadi faktor pembatas pada tanah-tanah yang tidak dipupuk.  N berperan dalam mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman mencakup tinggi tanaman, jumlah anakan, cabang, dan ranting. N juga membuat tanaman lebih hijau segar, karena banyak mengandung butir hijau daun. Unsur N juga merupakan bahan penyusun klorofil daun, protein, dan lemak, menambah kandungan protein tanaman.
Kekurangan unsur N berakibat daun tanaman menjadi hijau pucat kekuningan sampai menguning seluruhnya, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. Sebaliknya kelebihan N akan merangsang pertumbuhan vegetatif, laju fotosintesis tinggi, penggunaan CH2O juga tinggi,  akibatnya menghambat kematangan tanaman, jaringan menjadi sukulen, tanaman rebah, mudah terserang penyakit.
Bentuk N yang diserap tanaman
1.    Bentuk NH3 (amoniak) diserap oleh daun dari udara atau dilepaskan dari daun ke udara, jumlahnya tergantung konsentrasi di udara.
2.    Sebagian besar N diambil akar dalam bentuk  anorganik yaitu NH4+ (ammonium) dan NO3- (nitrat). Jumlahnya tergantung kondisi tanah, nitrat  lebih banyak terbentuk jika tanah hangat, lembab dan aerasi baik. Penyerapan NH4+ lebih banyak terjadi pada pH tanah netral, sedangkan NO3- pada pH rendah. Senyawa NO3- umumnya bergerak menuju akar karena aliran masa, senyawa NH4+ bersifat tidak mobil, gerakan disebabkan oleh difusi juga aliran masa.
Mari kita langsung mulai meracik!
Bahan-bahan:
1. Air “bersih“ 1 liter
2. Akar kacang tanah/kedelai sebanyak 9 kg
3. Daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides) = 9 kg
4. Daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata) 9 kg
5. Nanas matang/busuk sebanyak 1 buah
6. Air kelapa sebanyak 13 liter
7. Urine sapi/kerbau/kambing/kelinci/manusia = 99 ltr
8. Mollase/gula jawa/gula aren/gula pasir = 300 gram
9. Bioactivator/starter/Ragi kompos sebanyak 1 buah
Alat
Drum plastik kapasitas 200 liter dan penutupnya
Parang tajam untuk mencacah bahan
Kayu pengaduk
Cara Pembuatan
1. Itikadkan di dalam hati sanubari kepada Sang Pencipta Alam Semesta bahwa niat kita adalah semata untuk memuliakan tanah/lahan bumi pertiwi [khidmat dalam hati] dan hembuskan nafas kita pada air “bersih” 1 liter.  Siramkan/cipratkan pada semua bahan-bahan yang sudah tersedia sampai air “bersih”  habis.
2. Cacah akar kacang tanah/kedelai sampai kecil, demikian pula untuk daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides),  juga untuk daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata).  Lumatkan buah nanas matang/busuk.
3. Encerkan bioactivator/starter/ragi kompos  dengan menggunakan air kelapa, dan masukan ke dalam drum plastik tambahkan mollase/gula jawa/gula aren/gula pasir sebanyak 300 gram, aduk agar homogen. Tuangkan nanas yang telah dilumat [aduk kembali],  masukkan akar kacang tanah/kedelai dan daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides) dan terakhir daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata), tambahkan   urine sapi/kerbau/kambing/ kelinci/manusia sambil tetap diaduk-aduk sampai homogen.
4. Tutup drum plastik tersebut dan biarkan selama 3 minggu, dengan catatan setiap 3 hari sekali dibuka dan diaduk-aduk sekitar 9 menit untuk kemudian tutup kembali demikian seterusnya sampai 3 minggu lamanya.
5. Alhamdullilah, selesai sudah ramuan Pupuk Organik Cair berbasis Nitrogen Tinggi sebanyak ± 113 liter. Untuk aplikasi saring ramuan tersebut agar mendapatkan cairannya. Untuk ampasnya Jangan Dibuang karena bisa kita gunakan untuk membuat Pupuk Organik Pasta/Kocor pada tanaman sayuran!.
Aplikasi:
1. Sebelum aplikasi selalu “itikad kan” doa berniat untuk memuliakan lahan/tanah/bumi pertiwi kepada Nya.
2. Digunakan sebagai pupuk dasar pada saat pengolahan lahan/membajak/traktor dengan dosis 15 liter POC basis N tinggi dicampur air secukupnya dan disiramkan ke lahan secara merata.
3. Sebagai pupuk susulan pada pertanaman padi, aplikasikan pada 7 HST [hari setelah tanam] dengan dosis 1 liter POC basis N Tinggi dalam 15 liter air [tangki sprayer]. Ulangi setiap 7-10 hari sekali sampai menjelang tanaman mau berbunga.
Catatan: Pengalaman penulis dalam membuat dan mempraktekan pembuatan pupuk organik cair beranalisis N tinggi, dapat memhemat penggunaan pupuk kimia sintetis [baca: urea]  kurang lebih sekitar 35%. Beberapa praktek lebih dari prosentase tersebut, namun sebetulnya lebih kepada sejarah lahan itu sendiri.
Selamat mencoba, semoga Allah meridhoi usaha para sahabat petani dalam memuliakan kehidupan petani dengan mengajak bertani dengan hati.
Salam](http://sphotos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s480x480/426707_1859030812318_1884374776_n.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar