..Ibadah qurban itu berarti perlu disiapkan dengan beternak yg baik !

Selasa, 03 Juli 2012

Ali Zum Mashar: Penemu Pupuk Organik Mikroba Google yang Menghijaukan Tanah Arab Saudi

Ali Zum Mashar: Penemu Pupuk Organik Mikroba Google yang Menghijaukan Tanah Arab Saudi




Kelangkaan pupuk di Indonesia dan harganya yang tinggi menimbulkan masalah bagi petani kita. Padahal, dengan kemajuan teknologi, akan banyak penemuan baru yang nantinya membuat hidup manusia dan semua mahluk hidup di bumi ini menjadi lebih baik dan lebih mudah. Salah satunya adalah penemuan dari Ir. Ali Zum Mashar, MA.M.Si.,   peneliti di Depnakertrans, yaitu Pupuk Organik Unggul Mikroba Google dengan teknologi Bioperforasi (yang diberi nama Bio P 2000 Z), dengan harga yang relatif murah. Untuk temuan ini, Ali menjadi salah satu pemenang Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 di bidang pangan.

Menurut Ali, mahasiswa S3 program studi Ekonomi Sumber Daya Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, Teknologi Bioperforasi (menyuntikkan mikroba ke dalam tanah) berfungsi untuk menyuburkan tanah dengan memanfaatkan mikroba yang ditambah energi matahari dan air. Fungsi lainnya juga menyuburkan kembali tanah yang tidak subur/lahan kritis, seperti tanah bekas tambang, tanah berpasir, lahan gambut, atau tanah yang sudah rusak/terjadi kekentalan tanah karena penggunaan pupuk kimia yang sudah terlalu lama.

Ali mengatakan, pupuk mikroba google sudah pernah diujicobakan pada bekas tambang emas di Kerengpangi, Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 3 liter pupuk mikroba google untuk tiap hektarnya, lahan penambangan emas dapat subur kembali. Sedangkan untuk tanah berpasir, membutuhkan waktu yang lebih singkat. Untuk menyuburkan tanah bekas tambang, ungkap Ali cukup menggunakan pupuk organik ini sebanyak 8 liter per hektar selama 3 tahun, dijamin kondisi tanah menjadi subur kembali. Mikroba google juga dapat mereklamasi lahan kritis akibat tumpukan lumpur Lapindo Porong, Sidoarjo Jawa Timur. “Dengan menggunakan mikroba google, saya jamin dalam tempo satu tahun, lumpur Lapindo bisa ditanami kembali” tegas Ali.

Ali menerangkan disebut mikroba ‘google’ karena mikroba tersebut bekerja seperti google, mencari secara otomatis apa yang perlu untuk menyusun bahan organik yang dibutuhkan di dalam tanah.

Mikroba google adalah mikroba yang mencari/melacak zat potensial dari kandungan mineral tanah yang tersembunyi sebagai pemacu pembangun biosintesis mikroorganik dan bioaktivator tanah, sehingga mampu mengkondisikan kesuburan tanah secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun dalam tanaman serta membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman, sehingga memacu pertumbuhan dan produksinya.

 

Ali menegaskan bahan pupuk mikroba google ini bahan hayati baik flora maupun fauna yang digunakan sebagai bahan yang membantu menyuburkan tanah yang gersang atau sebagai nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan pupuk cair mikroba google Bio P 2000 Z ini mampu meningkatkan hasil pertanian dua sampai tiga kali lipat. Produksi kedelai meningkat tiga sampai empat kali lipat dari sebelumnya. Begitu juga dengan hasil pertanian lainnya, seperti jagung, padi, durian, mangga, rambutan, kelapa sawit, karet, dan kakao.

Pupuk organik ini, kata Ali, tidak mempunyai efek samping dan ramah lingkungan dan hemat. Selain dapat digunakan oleh petani tradisional, pupuk ini juga dapat digunakan untuk tanaman hidroponik.

Untuk aplikasinya, Ali mengatakan telah kerja sama dengan kelompok tani di 30 Kabupaten di Indonesia (antara lain Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Saat ini, telah dibangun Pusat Pelatihan dan Penerapan Bioteknologi di Cianjur, sebagai ajang para petani untuk bertukar pikiran dan juga untuk yang memerlukan pelatihan bertani.

Produk jadi pupuk ini berbentuk cair. Petani atau user tinggal menambahkan air sebanyak 300 kalinya dan zat aktifnya sudah bisa dipakai. Kalau biasanya petani menggunakan kompos 1 hektar sebanyak 4-6 ton, dengan pupuk ini cukup menggunakan 500 kg.

Bagi masyarakat yang ingin membeli pupuk organik mikroba google ini bisa langsung menghubungi Bapak Ali. “Dijamin harganya sangat kompetitif dengan yang sudah ada di pasaran, yaitu Rp 12.000,- per liter, setara dengan pupuk urea. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, silakan ikuti petunjuk dan bekerjalah dengan disiplin”, imbau Ali.

Saat ini, ungkap Ali, mikroba ini telah berhasil merambah pasaran dalam negeri dan luar negeri. “Petani di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah banyak yang menggunakan mikroba ini,” katanya. Pupuknya telah menghijaukan tanah Arab Saudi yang tandus dan juga menghasilkan panen berlipat di ChengDu, China. Tak hanya itu, Malaysia dan Australia turut mengimpor mikroba Google. Saat ini, mikroba Google ini dipasarkan oleh PT Alam Lestari sebagai fabrikator induk.

Ali mengharapkan dia bisa membantu petani yang kurang informasi dan teknologi agar lahan sebagai aset dapat mempunyai hasil yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat mensejahterakan petani Indonesia. Ali juga menghimbau petani kita bisa percaya diri untuk memberdayakan teknologi ini, kemudian negara kita akan mencapai swasembada pangan.

Tak membutuhkan lama bagi Ali untuk mematenkan mikroba Google miliknya. Saat ini, mikroba Google telah mendapatkan empat lisensi paten dari WIPO, sebuah lembaga paten yang berdomisili di Swedia. “Teknologi turunan dari mikroba ini juga akan kami patenkan,” tegasnya.
Sumber: Ristek

Sumber : http://indonesiaproud.wordpress.com/2010/02/10/ali-zum-mashar-penemu-pupuk-organik-mikroba-google/
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar