Susu putih
Oleh : Harista W
Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia.Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan
lain-lainnya untuk konsumsi manusia. Air susu yang banyak menyebar dan
dikenal dipasaran adalah air susu sapi. Sebenarnya air susu kambing dan
kerbau tidak kalah nilai gizinya dibandingkan dengan air susu sapi.
Hanya karena faktor kebiasaan dan ketersediaannya maka air susu sapi
lebih menonjol dipasaran.
Kalsium
merupakan zat utama yang diperlukan dalam pembentukan tulang, dan zat
gizi ini antara lain dapat diperoleh dari susu. Pada susu juga
terkandung zat-zat gizi yang berperan dalam pembentukan tulang seperti
protein, fosfor, vitamin D, vitamin C dan besi. Selain zat-zat gizi
tersebut, susu juga masih mengandung zat-zat gizi penting lainnya yang
dapat meningkatkan status gizi. Pada perkembangan selanjutnya, dengan
tujuan meningkatkan kualitas susu (dan juga untuk lebih menarik minat
konsumen), bentuk olahan susu banyak yang diperkaya dengan zat gizi
tambahan, misalnya dengan zat gizi kalsium (yang dikenal sebagai susu high calcium). Selain itu ada juga dengan cara mengurangi kadar lemak susu (low fat) sehingga secara proporsional kandungan gizi lainnya termasuk kalsium menjadi lebih tinggi (high calcium).
Jenis susu ini biasanya terdapat dalam bentuk susu bubuk yang pada
pengolahannya memerlukan suhu sangat tinggi, sehingga dapat menurunkan
kandungan gizi susu. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas dan
untuk mempertahankan kandungan gizi pada susu bubuk, seringkali
dilakukan melalui proses pengayaan (enrichment) zat gizi.
Air Susu Sebagai Bahan Makanan
Air
susu merupakan bahan makanan utama bagi makhluk yang baru lahir, baik
bagi hewan maupun manusia. Sebagai bahan makanan/minuman air susu sapi
mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena mengandung unsur-unsur kimia
yang dibutuhkan oleh tubuh seperti Calsium, Phosphor, Vitamin A, Vitamin
B dan Riboflavin yang tinggi. Komposisinya yang mudah dicerna dengan
kandungan protein, mineral dan vitamin yang tinggi, menjadikan susu
sebagai sumber bahan makanan yang fleksibel yang dapat diatur kadar
lemaknya, sehingga dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen.
Air
susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang
dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan
(Hadiwiyoto, S., 1983). Pada saat ini di Sumatera Utara susu dihasilkan
di Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Binjai dan Medan. Untuk pulau
Jawa, susu dihasilkan dan diproses antara lain di daerah Jawa Barat
yaitu Lembang dan ujung berung, Jawa Tengah yaitu di Semarang, Ungaran
dan Boyolali serta di Jawa Timur yaitu di Pujon, Nongko jajar, Batu dan
Grati.
Di
Amerika Serikat, wilayah-wilayah utama penghasil susu terletak didekat
kawasan urban atau perkotaan yang padat penduduk. Negara bagian Amerika
Serikat yang merupakan pengahasil susu utama adalah Wisconsin,
California, New York, Minnesota, Pensylvania, Michican, Ohio dan Iowa.
Produksi susu total di Amerika Serikat senantiasa mengikuti perkembangan
jumlah penduduk. Hal ini dimungkinkan karena meningkatnya produksi susu
tiap ekor serta menurunnya konsumsi susu dan produk susu (dari 325
kg/kapita pada tahun 1950 menjadi 250 kg pada saat sekarang). Sejak
tahun 1950, produksi susu tiap ekor sapi telah berlipat dua, yaitu
antara 4500 sampai 5400 kg susu per ekor/tahun sebagai tingkat produksi
yang umum. Banyak sapi yang istimewa yang dapat menghasilkan 13.500 kg
susu/tahun
SIFAT FISIK AIR SUSU :
1. Warna air susu :
Warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain,
tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat
dan bahan pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih dari
susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak
dan partikel koloidal dari casein dan calsium phosphat. Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan menunjukkan warna kebiruan.
2. Rasa dan bau air susu :
Kedua komponen ini erat sekali hubungannya dalam menentukan kualitas
air susu. Air susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh laktosa,
sedangkan rasa asin berasal dari klorida, sitrat dan garam-garam mineral
lainnya. Buckle et al., (1987) menyatakan bahwa cita rasa yang kurang
normal mudah sekali berkembang di dalam susu dan hal ini mungkin
merupakan akibat dari:
-
Sebab-sebab fisiologis seperti cita rasa pakan sapi misalnya alfalfa, bawang merah, bawang putih, dan cita rasa algae yang akan masuk ke dalam susu jika bahan-bahan itu mencemari pakan dan air minum sapi.
-
Sebab-sebabdari enzim yang menghasilkan cita rasa tengikkarena kegiatan lipase pada lemak susu.
-
Sebab-sebab kimiawi, yang disebabkan oleh oksidasi lemak.
-
Sebab-sebab dari bakteri yang timbul sebagai akibat pencemaran dan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan peragian laktosa menjadi asam laktat dan hasil samping metabolik lainnya yang mudah menguap.
- Sebab-sebab mekanis, bila susu mungkin menyerap cita rasa cat yang ada disekitarnya, sabun dan dari larutan chlor. Bau air susu mudah berubah dari bau yang sedap menjadi bau yang tidak sedap. Bau ini dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang mudah menyerap bau disekitarnya. Demikian juga bahan pakan ternak sapi dapat merubah bau air susu.
3. Berat jenis air susu :
Air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ air
susu = 1.027-1.035 dengan rata-rata 1.031. Akan tetapi menurut codex
susu, BJ air susu adalah 1.028. Codex susu adalah suatu daftar satuan
yang harus dipenuhi air susu sebagai bahan makanan. Daftar ini telah
disepakati para ahli gizi dan kesehatan sedunia, walaupun disetiap
negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Berat jenis
harus ditetapkan 3 jam setelah air susu diperah. Penetapan lebih awal
akan menunjukkan hasil BJ yang lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh :
-
perubahan kondisi lemak
- Adanya gas yang timbul didalam air susu
4. Kekentalan air susu (viskositas)
Seperti BJ maka viskositas air susu lebih tinggi daripada air.
Viskositas air susu biasanya berkisar 1,5 – 2,0 cP. Pada suhu 20°C
viskositas whey 1,2 cP, viskositas susu skim 1,5 cP dan susu segar 2,0
cP. Bahan padat dan lemak air susu mempengaruhi viskositas. Temperatur
ikut juga menentukan viskositas air susu. Sifat ini sangat menguntungkan
dalam pembuatan mentega.
5. Titik beku dan titik cair dari air susu :
Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu adalah
–0.500°C Akan tetapi untuk Indonesia telah berubah menjadi –0.520°C.
Titik beku air adalah 0°C. Apabila terdapat pemalsuan air susu dengan
penambahan air, maka dengan mudah dapat dilakukan pengujian dengan uji
penentuan titik beku. Karena campuran air susu dengan air akan
memperlihatkan titik beku yang lebih besar dari air dan lebih kecil dari
air susu. Titik didih air adalah 100°C dan air susu 100.16°C. Titik
didih juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan air susu dengan air.
6. Daya cerna air susu :
Air susu mengandung bahan/zat makanan yang secara totalitas dapat
dicerna, diserap dan dimanfaatkan tubuh dengan sempurna atau 100%. Oleh
karena itu air susu dinyatakan sangat baik sebagai bahan makanan. Tidak
ada lagi bahan makanan baik dari hewani terlebih-lebih nabati yang sama
daya cernanya denagn air susu.
SIFAT KIMIA SUSU :
Keasaman dan pH Susu : susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya
dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru,
maka warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus
merah warnanya akan berubah menjadi biru. Potensial ion hydrogen (pH)
susu segar terletak antara 6.5 – 6.7. Jika dititrasi dengan alkali dan
kataliasator penolptalin, total asam dalam susu diketahui hanya 0.10 –
0.26 % saja. Sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat.
Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa
yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa pospat komplek, asam sitrat,
asam-asam amino dan karbondioksida yang larut dalam susu. Bila nilai pH
air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan
bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pemburukan
bakteri.
KOMPOSISI AIR SUSU
Secara alamiah yang dimaksud dengan susu adalah hasil pemerahan sapi
atau hewan menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau dapat digunakan
sebagai bahan makanan, yang aman dan sehat serta tidak dikurangi
komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain. Hewan hewan yang
susunya digunakan sebagai bahan makanan adalah sapi perah, kerbau unta,
kambing perah (kambing etawah) dan domba. Berbagai sapi diternakkan
untuk diperah susunya antara lain Ayrshire, Brown Swiss, Guernsey, Zebu,
Sapi Grati, Fries Holand dan turunannya.
Susu
yang baik apabila mengandung jumlah bakteri sedikit, tidak mengandung
spora mikrobia pathogen, bersih yaitu tidak mengandung debu atau kotoran
lainnya, mempunyai cita rasa (flavour) yang baik, dan tidak dipalsukan.
Komponen-komponen
susu yang terpenting adalah protein dan lemak. Kandungan protein susu
berkisar antara 3 – 5 persen sedangkan kandungan lemak berkisar antara 3
– 8 persen. Kandungan energi adalah 65 kkal, dan pH susu adalah 6,7.
Komposisi air susu rata-rata adalah sebagai berikut :
Komposisi air susu dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya :
-
Jenis ternak dan keturunannya (hereditas).
-
Tingkat laktasi.
-
Umur ternak.
-
Infeksi/peradangan pada ambing.
-
Nutrisi/pakan ternak.
-
Lingkungan dan
-
Prosedur pemerahan susu.
Keseluruhan
faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu faktor-faktor
yang ditimbulkan oleh lingkungan, genetik dan management.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.2009.Susu.http://id.wikipedia.org/wiki/Susu
Anonimous.—-.Pendahuluan.http://www.damandiri.or.id/file/suryonoipbbab1.pdf.
Saleh Eniza. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. http://library.usu.ac.id/download/fp/ ternak-eniza2.pdf.
Sumber : http://thismilk.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar