PELUANG USAHA AYAM BROILER DI KABUPATEN NUNUKAN
Drh.Muh. Rais Kahar *)
Usaha perunggasan khususnya ayam
broiler (ayam potong) di Kabupaten Nunukan hingga saat ini masih sangat
menjanjikan. Keberadaan kandang ayam yang secara keseluruhan mampu menampung
sekitar 87.800 ekor ayam merupakan modal utama untuk budidaya. Daya serap pasar
di Kota Nunukan untuk hari-hari biasa yang mencapai 94.500 kg atau setara
47.250 ekor dengan asumsi bobot panen 2,5 kg/ekor merupakan peluang usaha yang
sangat menjanjikan bagi pemilik modal.
Menurut
perhitungan, seekor ayam potong yang di panen dengan bobot 2,5 kg/ekor dengan
asumsi waktu pemeliharaan sekitar 35 hari, menggunakan pakan jenis starter
hingga panen seharga Rp. 6.800,-/kg, harga DOC (day old chick) Rp. 7.250,-/ekor dan tingkat kematian yang mencapai
4% maka BEP (break even point) per ekor
ayam pada harga Rp. 36.873,-/ekor. Harga jual ayam hidup ke pedagang di kandang
saat ini mencapai Rp. 22.000,-/kg artinya peternak menikmati keuntungan sebesar
19,33% perekor untuk setiap periode pemeliharaan. Kemudian pedagang melepas ke pasar dengan
harga sekitar Rp. 25.000,-/kg, pedagang meraup keuntungan sekitar 6,82%.
Kondisi
diatas merupakan ukuran ambang batas atas harga sapronak, artinya kemungkinan
margin peternak masih bisa dinaikkan. Mengapa demikian? Hal ini karena peternak
masih membeli sarana produksi peternakan
(sapronak) seperti pakan, obat-obatan dsb dari pedagang sapronak secara eceran,
menjualnya pun masih bersifat eceran ke pedagang sehingga manajemen budidaya
hingga pemasaran masih bersifat tradisional.
Melihat
perhitungan diatas, menurut kami semestinya pihak perbankan sudah bisa melirik
prospek tersebut. Tapi kenyataan yang ada, usaha peternakan ayam potong masih
dianggap “high risk” karena menyangkut barang hidup. Selain dianggap “barang
hidup”, ayam potong di Kota Nunukan juga mengalami pasang surut usaha. Hal ini
karena peternak masih berjalan sendiri-sendiri.
Seandainya
peternak ayam potong di Kabupaten Nunukan mau bersatu dalam satu wadah yang
kuat dengan mengesampingkan egoisme masing-masing, maka ada keyakinan bahwa perbankan
siap membantu usaha peternak disamping itu diperlukan “induk semang” bagi para
peternak sehingga usaha budidaya sampai pemasaran hasil panen peternak dapat
berhasil.
*) Kasi Keswan dan Kesmavet
Dispertanak Nunukan
Praktisi Peternakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar