Jumat, 20 Januari 2012

MODEL ”KAMPOENG TERNAK DOMBA”

MODEL ”KAMPOENG TERNAK DOMBA”

“Kampoeng Ternak Domba” adalah suatu model pengembangan ternak domba berbasis sumberdaya lokal potensial, melalui introduksi teknologi bibit domba “Komposit Unggul Balitnak” sebagai langkah pendukung sumber pendapatan baru petani yang terintegrasi dengan tanaman hortikultura, dan mampu menjaga kelestarian lingkungan (buffer zone management)

Usaha ternak domba telah banyak dilakukan oleh petani di pedesaan Indonesia sebagai upaya diversifikasi usaha pokok di bidang pertanian. Secara umum manajemen pemeliharaan masih bersifat tradisional, belum mengarah pada target pendapatan (terbatas pada usaha sambilan) dan belum menerapkan inovasi teknologi maupun kelembagaan.

Salah satu upaya untuk memperkenalkan inovasi teknologi Balitnak melalui kegiatan diseminasi, maka pembentukan “Kampoeng Ternak Domba” merupakan suatu terobosan yang tepat karena paket teknologi yang sudah dikemas dapat diterapkan langsung di lapangan, sekaligus sebagai langkah pengujian inovasi teknologi yang telah dihasilkan pada skala laboratorium. Penerapan teknologi yang dimaksud bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan mampu mendukung kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Model “Kampoeng Ternak Domba” dirancang dalam suatu kawasan desa, dan dikembangkan melalui model usaha ternak domba dengan pola usaha agribisnis, target yang hendak dicapai telah ditentukan dan penanganan usahanya dari aspek hulu sampai dengan hilir. Konstruksi kampoeng ternak domba dirancang dalam suatu kawasan desa, di mana sebagian besar masyarakatnya (50%) dari jumlah KK diarahkan untuk memelihara ternak domba, sehingga kawasan tersebut akan menjadi sumber ternak dengan populasi yang stabil atau meningkat, dengan harapan populasi ternak domba lebih dominan dibanding dengan populasi penduduknya serta pendapatan rumah tangga yang berasal dari ternak domba berpeluang ditingkatkan menjadi >50% UMR daerah setempat (Rp, 500.000,-/bulan).

Dalam jangka panjang sifat usahanya akan diarahkan sebagai “cabang usaha” bahkan dapat menjadi “usaha pokok” dengan target 50-70 persen total pendapatan petani di pedesaan berasal dari usaha ternak domba.

Kampung Ternak Domba terletak di Kampung Cinyurup, Kelurahan Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten dibentuk sebagai Buffer Zone (kawasan penyangga) karena lokasi tersebut berbatasan dengan kawasan hutan lindung yang dapat menyediakan ketersediaan rumput lapangan dan leguminosa pohon sepanjang tahun dengan kualitas yang baik. Pola pikir yang dikembangkan adalah dengan memberdayakan masyarakat sekitar hutan melalui usaha pemeliharaan ternak domba, maka usahatani sayuran yang banyak merambah hutan sekitar dapat dikendalikan melalui usaha konservasi dan keterkaitan usahatani (integrasi tanaman – ternak).

Oleh karena itu upaya rehabilitasi hutan lindung, dan diversifikasi ataupun pengalihan prioritas usaha dari menanam sayuran di kawasan hutan menjadi usahatani ternak terpadu menjadi salah satu sasaran yang hendak dicapai, di samping upaya peningkatan pendapatan petani.

Sumber : http://www.sinartani.com/Agro-Inovasi/model-kampoeng-ternak-domba-mengarah-pada-pengembangan-village-breeding-centre-sebagai-salahsatu-wahana-diseminasi-balai-penelitian-ternak.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar