Cara Mengatasi Serangan Babi Hutan Pada Tanaman Kelapa Sawit
Mengatasi serangan babi hutan bukanlah perkara mudah. Mengendalikan hama bermoncong panjang dan kuat ini jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan mengatasi serangan tikus atau landak
Tingkat kesulitan mengendalikan babi hutan ini cukup tinggi dan butuh biaya ekstra, karena tubuh babi yang lebih besar, tenaganya yang sangat kuat, dan kemampuan menggali tanahnya yang luar biasa. Jika babi mau, ia bisa menumbangkan sepohon kayu tegak sebesar paha orang dewasa, dengan cara menggali tanah tempat tumbuhnya.
Nah, apabila lahan anda yang akan ditanami kelapa sawit atau tanaman lain ada babi hutannya, maka terlebih dahulu harus diupayakan penanggulangan akan kemungkinan serangan hama itu.
Pemagaran tiap pohon sawit yang baru ditanam dengan kayu-kayu kecil tidaklah banyak membantu, karena babi memiliki kekuatan penghancur yang cukup kuat.
Cara paling efektif dan murah adalah dengan memagari sekeliling lahan dengan tanaman salak yang banyak berduri panjang-panjang.
Saat kecambah bibit sawit mulai ditanamkan ke polibag persemaiannya, maka mulai jugalah semai bibit salak.
Setahun kemudian, bibit salak sudah bisa ditanamkan di sekeliling lahan, jarak tanam 35-40 cm, atau tergantung besar anakan salak. Yang menjadi perhitungan adalah, setahun kemudian barisan tanaman salak sudah menyatu, hingga tak ada celah bagi babi untuk masuk.
Nah, saat bibit sawit sudah berumur dua tahun, adalah umur yang tepat untuk ditanamkan ke lahan yang memiliki sejarah serangan tikus, landak dan babi hutan.
Babi hutan dan landak sudah dipagar dengan salak berduri, sedangkan tikus sudah tak berdaya menghadapi besar dan kerasnya batang anak sawit umur dua tahun.
Sekarang anda sudah bisa memiliki sebidang kebun yang aman dari serangan hama pengerat. Dan anda bisa juga menikmati manis dan renyahnya buah salak yang berasal dari pohon yang anda tanam, meski pun awalnya hanya sebagai pagar hidup pelindung lahan.
Sebenarnya, masih ada cara lain yang cukup efektif untuk mengurangi efek destruktif dari babi hutan. Hanya saja cara ini butuh modal yang lebih banyak untuk pekerjaan.
Bibit kelapa sawit di tanam di dalam lubang ukuran panjang 50 cm, lebar 50 dan dalam 40 cm. Lalu didasar lubang dibuat lubang lagi untuk menanam bibit. Lubang yang besar dibiarkan atau tidak ditimbun. Dengan cara ini babi hutan akan kesulitan menjangkau batang bawah bibit sawit. Babi tak punya pijakan untuk beraksi. Jika babi nekad, maka babi akan terperosok dan hidungnya tertusuk duri sawit.
Cara ini sudah terbukti efektif kami praktekkan di Bagan Siapi-api.
Cara yang paling umum dilakukan orang adalah dengan menanam bibit sawit yang sudah berumur 2 tahun. 1/3 bagian bibit sebelah atas dipangkas, lalu ditanam dengan cara memendam sejengkal batang bawah.
Jadi, bagian akar dan sejengkal bagian batang bawah ada di dalam tanah.
Kesulitannya adalah jarang sekali ada dijual bibit sawit umur 2 tahun. Kalau pun ada, harganya lumayan mahal. Jika bibit sawit non sertifikat umur setahun harganya 14.000 rupiah, bibit umur dua tahun bisa seharga 24.000 rupiah perpokok.
Sumber foto lihat di : http://zahirkabupatenbatubara.blogspot.com/2014/03/1.html
Sumber : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/2014/03/tanaman-sawit-hancur-mengatasi-serangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar