Sabtu, 04 Oktober 2014

JUWAWUT

Setaria italica (L.) P. Beauvois
[Back]
Spesies :Setaria italica (L.) P. Beauvois
Nama Inggris :Foxtail millet, Italian millet, German millet.
Nama Indonesia :Juwawut
Nama Lokal :juwawut (Jawa), jawawut (Sunda)
Deskripsi :Rumput tahunan, sering berwarna sedikit ungu. Sistem perakaran padat, dengan akar liar tipis dan liat dari buku terbawah. Batang tegak, lampai, menyrisip dari tunas terbawah, kadang-kadang bercabang. Pelepah daun silindris, terbuka diatas; ligula pendek, berjumbai, helaian daun memita-melancip. Perbungaan malai seperti bulir, buliran berbentuk menjorong, bunga bawah steril, bunga atas hermaprodit. Biji membulat telur lebar, melekat pada sekam kelopak dan sekam mahkota, berwarna kuning pucat hingga jingga, merah, coklat atau hitam.
Distribusi/Penyebaran :Juwawut telah diketahui sebagai tanaman sereal sejak lama (5000 SM di Negeri China dan 3000 SM di Eropa). Tanaman ini mungkin asal perkembangannya dari rumput liar dan prosese domestikasi telah berlangsung mulai dari Eropa ke Jepang, bahkan barangkali hingga China; kemungkinan besar juwawut pertama kali didomestikasi di dataran tinggi di Cina tengah dan langsung menyebar ke India dan Eropa. Sekarang, juwawut telah ditanam diseluruh dunia dan menjadi jenis yang paling penting di Cina, India dan Eropa bagian tenggara. Di Asia Tenggara, jenis ini hanya ditanam sewaktu-waktu dalam skala kecil.
Habitat :Jenis ini dapat ditanam di daerah semi kering dengan curah hujan kurang dari 125 mm dalam 3-4 bulan masa pertumbuhan. Jenis ini tidak tahan terhadap genangan dan rentan terhadap periode musim kering yang lama. Di daerah tropis, tanaman ini dapat tumbuh pada daerah semi kering sampai ketinggian 2000 m. Tanaman ini menyukai lahan subur tetapi dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah dari tanah berpasir hingga tanah liat yang padat, dan bahkan tetap tumbuh pada tanah miskin hara atau tanah pinggiran.
Perbanyakan :Jenis ini dapat diperbanyak dengan biji, baik ditaburkan atau ditanam dalam lubang. Kebutuhan benih 8-10 kg/ha apabila jenis yang ditanam hanya juwawut. Di India, jenis ini sering ditanam dalam campuran dengan padi-padian, kapas dan gandum.
Manfaat tumbuhan :Butir juwawut digunakan untuk makanan manusia di Asia, Eropa bagian tenggara dan Afrika utara. Mungkin dimasak dan dimakan seperti beras, baik utuh maupun dengan dihancurkan. Juga dapat ditumbuk dan tepungnya dibuat roti tak beragi atau ketika tepungnya dicampur dengan tepung terigu dapat dibuat roti beragi. Tepungnya juga digunakan untuk membuat bubur dan puding. Di Cina bagian utara, tepung ini menjadi bagian dari bahan pokok makanan dan biasanya dicampur dengan polong-polongan dan dimasak, atau tepung dicampur dengan tepung sereal lain untuk membuat adonan roti dan mi. Di India, juwawut dihargai sebagai makanan dan diperlakukan sebagai hidangan `suci` dalam upacara-upacara yang religius. Di Cina, juwawut dianggap sebagai suatu makanan yang bergizi dan sering direkomendasikan untuk wanita-wanita yang hamil dan orang tua. Sejak tahun 1990 juwawut juga telah digunakan di Cina untuk membuat keripik mini, juwawut gulung kering dan tepung untuk makanan bayi. Kecambah juwawut digunakan sebagai sayuran dan terutama di Rusia dan Burma (Myanmar), digunakan sebagai bahan untuk membuat bir dan alkohol, dan di Cina, juga digunakan untuk membuat cuka dan anggur. Di Eropa, juwawut dan jenis Setaria lain ditanam sebagai makanan unggas dan burung peliharaan. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Setaria italica liar dapat menjadi gulma yang merugikan pada kebun gandum dan tanaman polong-polongan, terutama di daerah temperate/beriklim hangat. Sebagai bahan obat, juwawut dapat dipakai sebagai diuretic, astringent, digunakan untuk mengobati rematik.
Sinonim :Panicum italicum L. (1753), Panicum viride L. [var.] italica L. (1759), Setaria viridis (L.) P. Beauvois subsp. italica (L.) Briquet (1910).
Sumber Prosea :10: Cereals p.127-130 (author(s): Grubben, G.J.H. & Partohardjono, S.)
Kategori :Bahan Pangan Pokok

Sumber : http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=233

Tidak ada komentar:

Posting Komentar