Kamis, 12 April 2012

TANAMAN JERUK DAN KARET

Oleh : Asbudi Salam


Jamur upas (Upasia salmonicolor (Berk. et Br.) Tjok.) adalah jamur penyebab penyakit upas atau mati cabang/ranting. Penyakit ini biasanya menyerang pohon perkebunan dan buah budidaya di daerah tropis, terutama di musim penghujan. Gejala penyakit ini, matinya pepagan batang dan tampak mengering. Pada awalnya bagian yang terserang tampak keperakan, lalu beralih merah jambu. Pada saat ini miselia jamur telah menyerang pada jaringan korteks kulit kayu. Penyakit jamur ini biasa mneyerang bagian pangkal cabang atau ranting, tempat air terkumpul.

Pada serangan yang berat mengakibatkan tanaman lalu mati sebagian atau seluruhnya. Sehingga mempengaruhi populasi tanaman per hektar, dan hasil yang diperoleh tidak optimal, kerugian secara tepat memang sulit untuk ditentukan, tetapi penyakit ini berarti penting dan kadang – kadang sangat merugikan.

JAMUR UPAS (PINK DESEASE)
PADA TANAMAN JERUK


Jamur ini merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri - ciri dari jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, dan pertumbuhan, serta reproduksinya.

Gejala Serangan

Penyakit jamur upas pada jeruk disebabkan oleh Corticium salmonicolor Berk. & Br. Gejala timbul pada batang atau ranting yang dilapisi benang – benang mengkilap seperti sarang laba - laba (stadium membenang) berwarna merah muda. Perkembangan selanjutnya jamur masuk dalam kulit menyebabkan kulit membusuk. Terdapat bintil spora jamur (stadium membintil). Pada tahap ini biasanya menyebabkan daun - daun menjadi gugur, ranting dan cabang terserang dapat mengalami kematian. Pada stadium lebih parah menyebabkan permukaan pada kulit terserang yang berwarna merah jambu (stadium kortisium) berubah menjadi abu – abu. Lapisan miselium mem bentuk bercak – bercak tak beraturan seperti kerak (stadium nekator).

Bioekologi

Kelembaban dan cahaya yang kurang pada percabangan tanaman mendorong perkem bangan penyakit. Patogen ini masuk dengan penetrasi langsung. Penyebaran terjadi oleh karena kelembaban yang tinggi pada ranting, adanya percikan air, pengairan atau hujan.

Pengendalian

Upayakan agar cahaya dapat masuk secara sempurna ke seluruh bagian tanaman. Apa bila tajuk tanaman telah bertautan sebaiknya dipangkas. Bagian tanaman yang sakit lalu dibuang dengan cara dipotong pada batas 5 cm dari bagian sakit, kemudian luka ditutup dengan bahan penutup luka (parafin). Potongan tanaman yang sakit lalu dibakar. Bagian sakit yang belum parah stadiumnya dapat diobati dengan pengerokan, kemudian dilabur dengan fungisida dengan bahan aktif Copper atau bubur California.


JAMUR UPAS (Corticium salmonicolor)

PADA TANAMAN KARET

Penyakit jamur upas merupakan penyakit penting pada tanaman karet, karena dapat menjadikan kerusakan pada batang/ranting tanaman sehingga mempengaruhi produksi lateks. Jamur upas menyerang tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).

Penyakit ini lebih berbahaya bila menyerang TBM dan TM bila dibandingkan dengan tanaman tua. Pada TBM, jamur mematikan batang atau cabang yang menyebabkan tajuk tanaman kurang berkembang, sehingga tanaman lambat disadap. Serangan jamur di tanaman tua terjadi pada ranting, dan jarang terjadi pada batang atau cabang, karena pada bagian kulit batang atau cabang telah ada terbentuk lapisan gabus. Penyakit tersebut banyak menyerang tanaman pada kebun yang lembab dan kurang sinar matahari. Klon – klon yang tajuknya rindang relatif rentan terhadap jamur upas.

Penyebab Penyakit

Penyebab penyakit jamur upas Corticium salmonicolor. Nama lain jamur upas tersebut adalah Upasia salmonicolor, Pelli cularia salmonicolor, Phanerochaete salmoncolor dan Botryobasidium salmonicolor.

Gejala Serangan

Jamur upas timbul pada batang atau cabang yang kulitnya sudah berwarna coklat, tetapi belum membentuk lapisan gabus yang tebal. Umumnya jamur mulai berkembang dari pangkal batang atau sisi bawah cabang, karena disini keadaannya lebih lembab dari pada di bagian lain.

Gejala awal ditandai dengan adanya benang – benang halus yang mirip sarang laba – laba pada bagian dari tanaman yang terserang. Kemudian patogen membentuk kumpulan hifa yang dilanjutkan dengan pembentukan kerak berwarna merah jambu. Pada tahap ini kulit dan kayu yang ada dibawahnya telah membusuk. Untuk mengimbangi kerusakan tersebut, biasanya pada jaringan yang masih sehat tumbuh tunas – tunas baru dan jaringan kulit yang terinfeksi mengeluarkan lateks.

Lateks meleleh pada cabang atau batang yang kemudian mengering tampak seperti garis – garis hitam. Menurut perkembangan nya gejala tersebut dapat dibagi 4 (empat) stadium :

1. Stadium rumah laba – laba : pada tingkat ini, jamur akan membentuk lapisan tipis miselia yang mengkilat seperti sutera. Pada stadia ini jamur belum menembus jaringan kulit.

2. Stadium membintil : sebelum masuk ke jaringan kulit, jamur akan membentuk kumpulan hifa yang mempunyai bintil. Hal ini sering terjadi di depan lenti sel.

3. Stadium kortisium : pada tingkat ini jamur membentuk kerak berwarna merah jambu. Kulit yang di bawah kerak merak jambu ini telah membusuk. Kerak ini merupakan lapisan basidium yang mem bentuk basidiospora.

4. Stadium nekator : kulit kayu dibawah kerak kortisium menjadi busuk dan bila jamur berkembang terus, maka akan terbentuklah piknidia yang berwarna merah tua yang biasanya terjadi pada sisi yang agak kering, misalnya pada sisi atas cabang. Pada stadium ini, didalam piknidium jamur membentuk spora yang lain yaitu konidium. Piknidia inilah yang disebut Nekator yang umumnya terdapat pada batang atau cabang yang sudah mati. Pada level yang lebih lanjut daun – daun pada batang atau cabang yang sakit menjadi layu dan mengering. Kuncup – kuncup tidur di bawah bagian yang terserang ber kembang menjadi tunas dan akhirnya tanaman karet menjadi mati.

Cara Berkembang dan Sebaran Penyakit

Penyakit ini dapat berkembang dengan cepat bila keadaan kebun lembab dan kurang sinar matahari. Cara penyebaran penyakit melalui spora jamur yang terbawa oleh angin dan percikan air. Jamur Cortisium salmonicolor merupakan jamur yang cosmopolite (inangnya banyak) meliputi kurang lebih 140 jenis tanaman antara lain karet, jeruk, durian, dan belimbing, nangka, lada, kopi, cempedak, dan lain sebagainya.

Posted by
Sumber : http://asbudisalamminds.blogspot.com/2011/06/ayam-nunukan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar