Senin, 02 April 2012

ANALISa Rantai pasok Agribisnis Hortikultura Wilayah Perbatasan Indonesia dan Malaysia di Nunukan-Tawau











ANALISa Rantai pasok Agribisnis Hortikultura Wilayah Perbatasan Indonesia dan Malaysia di Nunukan-Tawau

Kuntoro Boga Andri1*

ABSTRACT

Wilayah perbatasan Kabupten Nunukan dengan Kota Tawau, negara bagian Sabah, Malaysia mempunyai potensi yang besar untuk dapat dikembangkan sebagai sentra produksi dan pemasok produk pertanian bagi kawasan ini. Sejauh ini, struktur ekonomi Nunukan masih didominasi oleh sumbangan sektor pertanian, hasil hutan dan perdagangan lintas batas melalui Pulau Sebatik.

P
engkajian ini bertujuan untuk:
(a) Mengetahui komoditas hortikultura potensial, struktur pasar dan pelaku pasar serta peranannya di kawasan ini,
(b) Identifikasi mekanisme perdagangan lintas batas Indonesia-Malaysia pada komoditas hortikultura di kawasan
(c) Menentukan strategi dan kebijakan perbaikan tataniaga yang berjalan.

Data primer diperoleh melalui
metode RRA dan FGD dengan para pelaku agribisnis dan pedagang pelintas batas di kedua wilayah. Diskusi mendalam (deep interview) dilakukan dengan petani, pedagang dan pelaku agribisnis hortikultura di beberapa lokasi wilayah perbatasan Nunukan dan Tawau. Data sekunder berupa informasi statistik wilayah perbatasan diperoleh dari dokumen, buku laporan tahunan, dan publikasi resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan dan Propinsi Kalimantan Timur.

Pengkajian dilakukan pada tahun 2008 dengan melakukan survey intensif selama 3 minggu dalam bulan Juli, September dan November dikedua wilayah (Nunukan dan Tawau). Hasil pengkakajian memperlihatkan terbatasnya dukungan prasarana dan sarana transportasi dan telekomunikasi menyebabkan aksesibilitas aliran produk komoditas terhadap pasar kawasan perbatasan sangat terbatas. Keterbatasan dukungan kelembagaan agribisnis menyebabkan pengelolaan pembangunan dikawasan ini mengalami hambatan.

Selain itu sistem kelembagaan pasar juga belum berkembang dengan baik menyebabkan banyaknya kehilangan potensi ekonomi bagi daerah perbatasan. Untuk meningkatkan efisiensi yang menguntungkan sistem ekonomi secara keseluruhan, diperlukan sinergi antara produsen dengan konsumen serta industri pengolahan di kawasan ini untuk memperoleh tata niaga yang efektif.

Perlu pendekatan perbaikan tataniaga yang dapat meningkatkan posisi tawar petani sebagai produsen. Selain itu strategi dan model pengembangan rantai pasok yang mengurangi tingginya biaya transaksi dalam pemasaran produk hortikultura di kawasan ini sangatlah diperlukan.

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur (Email : kuntoro@gmail.com)

Sumber : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pertanian%20nunukan&source=web&cd=23&ved=0CC4QFjACOBQ&url=http%3A%2F%2Ffaperta.ugm.ac.id%2Fsemnassosek%2Fform%2Ffiles%2FAbstrak_-_Seminar_Nasional_Sosek_Faperta_UGM_-_Kuntoro_Boga_Andri_(1).docx&ei=_GB5T7XaK8esrAfD-OW0DQ&usg=AFQjCNG4mc_hnst_xnsy48waOoJc6O2lUw&cad=rja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar