..Ibadah qurban itu berarti perlu disiapkan dengan beternak yg baik !

Senin, 30 Januari 2012

Prinsip budidaya padi sehat dengan Herbafarm Bio Organik

Prinsip budidaya padi sehat dengan Herbafarm Bio Organik

Apa itu budidaya padi sehat?

Budidaya padi sehat adalah cara bercocok tanam padi ramah lingkungan dengan mengurngi/tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan seperti pestisida atau herbisida dan diganti dengan pestisida nabatinatau agensia hayati.penggunaan pupuk kimia juga dikurangi dengan sebanyak mungkin dan menggatikannya dengan kompos jerami

Mengapa padi sehat?

Penggunaan bahan-bahan kimia untuk pertanian saat ini sudah sangat berlebihan, baik berupa perstisida, herbisida, maupun pupuk kimia. Bahan-bahan itu tidak hanya berbahaya bagi lingkungan maupun hewan, tetapi residu bahan kimia itu juha berbahaya bagi manusia. Penggunaan bahan kimia berbahaya tersebut dihilangkan sama sekali dan diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Padi yang dihaslkan leih aman dan sehat untuk dikonsumsi. Kualitas dan rasa pun lebih enak da pulen.

Prinsip budidaya padi sehat

Pengadaan benih

Gunakan benih bersetifikat dan berlabel biru(ES), bercap BPSB, dan tidak kadaluwarsa.
Daya tumbuh minimal 90% dengan kebutuhan 8-15 kg/ha. Gunakan benih yang sesuai dengan kondisi pertanian setempat, produktivitas tinggi, umur pendek, dan harganya baik.

Perlakuan benih

Sebelumnya benih dibersihkan dan dirandah dalam air biasa selama kurang lebih 20 jam kemudian rendam benih dengan larutan Herbafarm-Bio Organik, larutkan 10ml atau 1 tutup per 5 liter air. Rendam benih yang akan ditanam selama 1-3 jam. Gunakan hanya benih yang tenggelam, kemudian peram benih untuk merangsang perkecambahan serempak(dalam 48 jam bibit akan berkecambah hingga 1mm).



Pembuatan Persemaian


Buat bedengan persemaian 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk kandang,
serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa dikurangi. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm. Semprot bedengan dengan dengan larutan Herbafarm-Bio Organik dengan dosis 50ml per tangki(17lt), setelah 3 hari bedengan siap disebar benih.


Persiapan lahan

Pengolahan tanah dapat dilakukan secara sempurna ( kali bajak dan 1 kali garu) atau olah tanah minimal atau atau tanpa olah tanah sesuai keperluan dan kondisi. Factor yang menentukan adalah kemarau panjang, pola tanam, jenis/tekstur tanah. Dua minggu sebelum pengolahan tanah taburkan bahan organik (kompos bisa dibuat sendiri atau pupuk organik yang ada di pasaran) secara merata diatas hamparan sawah. Bahan organik yang digunakan dapat berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha atau kompos jerami sebanyak 5 ton/ha. Kemudian lahan disemprot larutan herbafarm-bio organik(guna merangsang pertumbuhan mikroba).


Penanaman

Tanam bibit muda (kurang dari 21 HSS, hari setelah sebar), sebanyak 1-2 bibit/rumpun. Bibit lebih muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun akan menghasilkan anakan lebih banyak. Pada saat bibit ditanam, tanah dalam kondisi jenuh air. Penanaman disarankan dengan sistem jejer legowo 2 : 1 atau 4 : 1 (40x(20x10) cm atau (50x(25x12,5) cm, karena populasi lebih banyak dan produksinya lebih tinggi dibanding dengan sistem jejer tegel. Cara tanam berselang seling 2 baris tanam dan 1 baris kosong (legowo 2 : 1) atau 4 baris tanam dan satu baris kosong (legowo 4 : 1). Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 14 HST (hari setelah tanam).



Keuntungan cara tanam jejer legowo antara lain :
o Rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak.
o Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi.
o Pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah.
o Pada tahap awal areal pertanaman lebih terang sehingga kurang disenangi tikus
o Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.


Pengaturan air

Cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah diari dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal. Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus.
Pemberian air berselang (intermittent) adalah
pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang
secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah:
1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi lebih luas
2. Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam. Akar yang dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.
3. Mencegah timbulnya keracunan besi.
4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
5. Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.
6. Mengurangi kerebahan
7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.

Penyiangan
Penyianan dilakukan 2 kali. Pertama pada tanaman umur 20-22 hari setelah tanam dan kedua pada 15 hari setelah penyiangan pertama. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma menggaruk tanah sekitar gulma da membenamkan gulma tersebut.


Pemupukan


Pupuk utama yang digunakan adalah kompos dengan penambahan NPK dan Urea dengan dosis yang dikurangi secara bertahap. Pupuk dasar kompos diberikan 1 minggu sebelum tanam dengan ukuran 0,2-0,5kg/m2 atau 2-5ton/Ha. Pemupukan susulan menggunakan NPK dilakukan setelah padi umur 20-25 hari setelah tanam. Dosis NPK yang digunakan adalah setengah dari dosis anjuran dan ditebar secara merata. Pemupukan susulan menggunakan Urea pada saat tanaman 45-50 hari setelah tanam dengan dosis setengah dari anjuran. Secara berkala dilakukan penyemprotan dengan Herbafarm-bio organik dengan dosis 40ml atau 4 tutup per tangki(17 liter) untuk 500m2. penyemprtan dilakukan pada saat tanaman umur 10(pertumbuhan), 20 & 30(memperbanyak anakan), 50(pertumbuhan dan penguatan rumpun), 70(mulai keluar bulir).


Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit menggunakan perinsip PHT(pengendalian hama terpadu) yaitu melalui pendekatan kultur teknis, mekanis dan biologis.hindari penggunaan pestisida kimia. Penggunaan pestisida diganti dengan menggunakan agensia hayati dan pestisida nabati yang dibuat dari ramuan tanaman-tanaman tertentu.


Panen dan paska panen
Panen dilakukansetelah padi menguningdi atas 90% atau cukup umur. Gunakan sabit bergerigi agar bulir gabah tidak banyak yang rontok. Gunakan alas yang lebar. Gunakan alat perontok atai perontok banting bertirai. Lakukan penjemuran secara dini.

Sumber : http://herbafarmsidomuncul.blogspot.com/2010/04/padi-sehat-dengan-herbafarm-bio-organik.html

Bupati Nunukan: Jangan Jual Beras ke Malaysia

Bupati Nunukan: Jangan Jual Beras ke Malaysia

Bupati Nunukan: Jangan Jual Beras ke Malaysia



















Petani memanen padi



Bupati Nunukan, Basri meminta petani di Kecamatan Sebatik Barat tidak menjual produksi padinya ke Tawau, Malaysia.

"Jangan jual padi ke Malaysia. Prioritaskan jual ke Pulau Nunukan dulu," kata Basri, Sabtu (10/12/2011) saat bertatap muka dengan warga di Kecamatan Sebatik Barat.

Basri mengatakan, selama ini warga khususnya di Pulau Nunukan lebih banyak mendapatkan suplai beras dari Pare-pare Sulawesi Selatan.

"Coba nanti saya coba, kapal dari Pare-pare jangan mengangkut beras ke Nunukan. Kalang kabut mereka, pasti dia ambil dari Sebatik," ujarnya.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/12/10/bupati-nunukan-jangan-jual-beras-ke-malaysia

Medco Kembangkan Padi Organik dengan Pola SRI di Nunukan

Medco Kembangkan Padi Organik di Nunukan

Setelah sukses mengembangkan padi organik di sejumlah desa di Kecamatan Sembakung, Medco Energi kembali menjajal pengembangan padi jenis non kimia itu di Desa Binusan, Kecamatan Nunukan.

Minggu (24/7/2011) hari ini penanaman perdana dilakukan di Desa Binusan dihadiri sejumlah pejabat Medco E&P Indonesia dan pejabat Pemkab Nunukan.

Manajer Comdev Medco E&P Indonesia Frista mengatakan, pengembangan system of rice intensification (SRI) organik untuk ketahanan dan kemandirian pangan ini merupakan salah bentuk program Corporate Social Responsibility MedcoEnergi.

Sejumlah alasan pengembangan SRI organik didasari pada gagal panen seperti yang diberitakan di media massa, kemudian data statistik yang menunjukkan pertanian semakin parah.

Selain itu, terjadi peningkatan kebutuhan pupuk kimia dan pestida yang harganya terus meningkat sementara produksi padi terus turun karena kesuburan tanah yang ikut menurun. “Kami belajar dari petani, kami mencoba menerapkan pertanian organik,” ujarnya.(*)

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2011/07/24/medco-kembangkan-padi-organik-di-nunukan

SRI Solusi Peningkatan Produksi Padi di Nunukan

Sumber Foto : http://herbafarmsidomuncul.blogspot.com/2010/04/padi-sehat-dengan-herbafarm-bio-organik.html

SRI Solusi Peningkatan Produksi Padi di Nunukan


MedcoEnergi Oil&Gas Indonesia mengembangkan system of rice intensification (SRI) organik sebagai salah satu bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR).

Pengembangan sistem pertanian organik yang menggunakan bibit dan pupuk organik dari kompos ini diharapkan dapat meningkatan produksi padi para petani di Nunukan.

Ali dari MedcoEnergi menjelaskan, ada sejumlah keunggulan SRI diantaranya memiliki perakaran yang bisa menghasilkan hingga seratus anakan.

“Kalau yang biasa ruas antara satu dan lain memanjang dan tidak menghasilkan anakan disebabkan berapa perlakuan dicabut akarnya putus sehingga ditanam dalam yang menyebabkan jaringan komplek hancur. Sehingga hidupnya dipengaruhi jaringan sederhana, akhirnya panen bulir hijau daunnya kering,” ujarnya.

Metode SRI mengandalkan pupuk organik yang berasal dari kompos. Pengembangan sistem ini mampu membuat petani bisa berhemat 80 persen sarana produksi pertanian. Padi mampu menghemat hingga 43 persen air sehingga meskipun tidak hujan 56 hari sebelum panen, hal tersebut tidak akan berpengaruh pada produktivitas.

Produksi padi sangat tinggi mencapai 7,44 ton perhektar. “Jadi alasan utama pengembangan SRI yakni produktivitas padi tinggi sehingga meningkatkan pendapatan petani,” katanya.

Sistem ini juga diklaim mampu memulihkan kesuburan lahan dan mampu memelihara keberlanjutan produktivitas lahan. Selain itu penerapan sistem ini mengedepankan kearifan lokal dan ramah lingkungan.

Ali mengatakan, peningkatan produksi padi perlu dilakukan karena permintaan pengan khususnya beras terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk. Selain itu penerapan SRI akan mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan penurunan keanekaragaman hayati. “Ini juga memperhatikan keberlanjutan sistem produksi padi akibat degradasi lahan dan kualitas lingkungan, fenomena pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim,” ujarnya. (*)

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2011/07/24/sri-solusi-peningkatan-produksi-padi-di-nunukan


Petani Beralih, Anak Muda Tak Turun ke Sawah

Petani Beralih, Anak Muda Tak Turun ke Sawah


turun_kesawah.jpg.jpeg

Tribun Medan - Sabtu, 10 Desember 2011 13:07 WIB



























NUNUKAN - Bupati Nunukan, Basri mengakui selama ini terjadi kecenderungan petani mulai meninggalkan sawah. Mereka beralih ke rumput laut.

"Di Nunukan sawah ditinggal, turun ke laut sampai laut saja habis dikaveling untuk rumput laut," katanya.

Selain itu ada kecenderungan anak-anak muda tidak lagi mau turun ke sawah. Mereka lebih memilih menjadi tenaga kontrak di kantor pemerintah dan merasa gengsi turun ke sawah.

"Dia takut tangannya rusak, tangannya kotor. Padahal kalau bukan kita mengubah diri kita sendiri tidak ada yang berubah," ujarnya.

Ia mengharapkan sawah yang ada saat ini terus dipelihara. Jangan sawah ditanami tanaman lain yang menyebabkan produksi padi semakin berkurang.

"Memang petani sawah tidak ada yang kaya karena saya mantan petani juga. Tapi saya minta sawah yang ada supaya dipelihara. Sapi dikumpulkan nanti kotorannya minimal jadi pupuk. Kemudian dedak jangan dibakar tetapi dibusukkan dibuat kompos," terang Basri. (*)

Sumber : http://medan.tribunnews.com/2011/12/10/petani-beralih-anak-muda-tak-turun-ke-sawah

Nunukan Siapkan 1.000 Hektare Lahan Demplot


Nunukan Siapkan 1.000 Hektare Lahan Demplot

Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur telah menyiapkan 1. 000 hektare untuk lahan percontohan pertanian (demplot).

"Kabupaten Nunukan memiliki potensi lahan yang cukup luas untuk dikembangkan sebagai sentra produksi pangan terutama beras sehingga pengembangan sektor pertanian perlu dilakukan untuk mendukung program `food estate` dan `rice estate` yang dicanangkan pemerintah Provinsi Kaltim. Sebagai upaya merealisasikan program itu, Pemerintah Kabupaten Nunukan telah menyiapkan sekitar 1.000 hektare lahan untuk dijadikan demplot," ungkap Kepala Sub Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Nunakan, Hasan Basri, yang dihubungi dari Samarinda melalui telepon genggamnya, Kamis.

Dalam upaya mendukung program tersebut Pemerintah Kabupaten Nunukan telah menggandeng Bosowa Foundation, induk program CSR (corporate social responsibility) dari PT. Semen Bosawa, sebuah perusahaan pabrik semen yang berlokasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

"Selain menyiapkan 1. 000 hektare lahan demplot, Pemerintah Kabupaten Nunukan juga akan menggandeng pihak swasta dalam hal ini Bosowa Foundation untuk penerapan teknologi pertanian dalam upaya meningkatkan produksi pertanian di Nunukan," kata Hasan Basri.

Sebagai upaya merangsang petani dalam meningkatkan produksi padi mereka, Pemerintah Kabupaten Nunukan lanjut dia menggelar lomba menanam padi yang diikuti para petani dan sejumlah pejabat.

"Lomba menanam padi ini langsung dihadiri Bupati Nunukan, yang juga ikut langsung terjun melakukan penanaman. Kegiatan ini menghadirkan ratusan petani dari berbagai desa di Nunukan," katanya.

"Kepada para petani, bupati berharap agar berkecil hati dengan profesi yang disandang mereka tetapi justru harus bangga sebab profesi tersebut menurut beliau merupakan pekerjaan yang mulia," ungkap Hasan Basri.

Terkait rencana kerja sama dengan pihak Bosowa Foundation, Kasubag Humas Kabupaten Nunukan itu mengakui masih dalam proses penjajakan.

"Kerjasama tersebut tidak hanya pada sekotro pertanian tetapi juga pada sektor perikanan dan budidaya rumput laut. Namun, saat ini Pemerintah Kabupaten Nunukan masih mengkaji teknis kerja sama tersebut," kata Hasan Basri. (*)

Sumber : http://kaltim.antaranews.com/berita/5687/nunukan-siapkan-1000-hektare-lahan-demplot

BUPATI NUNUKAN KEMBALI KOBARKAN SEMANGAT PETANI MENANAM PADI

DIBAWAH GUYURAN HUJAN, BUPATI KEMBALI KOBARKAN SEMANGAT PETANI MENANAM PADI
Berita dikirimkan oleh Joned,S.Hut pada tanggal 2012-01-26 12:28:06






















Dalam arahannya, Bupati mengatakan bahwa Kabupaten Nunukan mempunyai potensi lahan yang cukup luas untuk dikembangkan sebagai sentra produksi pangan, terutama beras. Hal ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program food estate dan rice estate. Dalam waktu dekat, akan dibuka demplot sekitar 1000 Ha, yang akan diolah secara mekanis. Bahkan saat ini pemerintah Kabupaten Nunukan tengah menjajagi kerjasama dengan Bosowa Foundation untuk mengembangkan pertanian dalam arti luas. Oleh karena itu, Drs Basri menekankan kembali bahwa kehadirannya ditengah-tengah petani merupakan wujud kepedulian, kecintaan dan juga perhatian yang besar terhadap petani.

"Jangan sampai profesi petani ini dianggap remeh, tetapi sebaliknya, petani ini mempunyai derajat yang mulia", ungkap Bupati Nunukan.

Pada acara yang digelar cukup sederhana itu pula, digelar lomba menanam padi, yang diikuti oleh para petani dan para pejabat. Antusiasme warga semakin meningkat melihat kepiawaian Bupati Nunukan melakukan penanaman padi, mengalahkan para pesaingnya di jajaran pejabat. Tak pelak, hal ini menjadi pendorong semangat petani untuk kembali turun ke sawah, menggarap lahan-lahan pertanian menjadi lebih produktif.

"Kalau nanti panen, senang kalau saya diundang kembali", tutur Drs Basri. Bagi Drs Basri menanam padi seperti ini seperti membuka kembali lembaran kehidupannya puluhan tahun silam, sebelum sukses sebagai seorang prajurit TNI dan menjadi Bupati.

"Untuk itu, petani harus bekerja keras, pemerintah daerah siap membantu apa yang menjadi keluhan petani, Tetapi petani sendiri harus mempunyai kemauan yang keras untuk maju", Tandas Drs Basri berharap.

Seiring acara berlangsung tak terasa rintik hujan mulai turun, namun tidak menyurutkan semangat dan acara terus berlangsung.

"Hujan ini bukan halangan, tetapi hujan ini berkah bagi petani, semoga petani di Kabupaten Nunukan dapat lebih maju dan sejahtera", pungkas bupati memberi semangat petani dan hadirin yang hadir.

Sumber : http://www.nunukankab.go.id/?menu=pil?=com_kat=8&id=61

Nunukan Siapkan Seribu Hektare Lahan Demplot


Nunukan Siapkan Seribu Hektare Lahan Demplot


NUNUKAN- Pemkab Nunukan, telah menyiapkan 1.000 hektare untuk lahan percontohan pertanian atau demplot. "Kabupaten Nunukan memiliki potensi lahan yang cukup luas untuk dikembangkan sebagai sentra produksi pangan terutama beras sehingga pengembangan sektor pertanian perlu dilakukan untuk mendukung program `food estate` dan `rice estate` yang dicanangkan pemerintah Provinsi Kaltim," ungkap Kepala Sub Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Nunakan, Hasan Basri, yang dihubungi dari Samarinda melalui telepon genggamnya.

Dalam upaya mendukung program tersebut Pemkab Nunukan telah menggandeng Bosowa Foundation, induk program CSR (corporate social responsibility) dari PT Semen Bosawa, sebuah perusahaan pabrik semen yang berlokasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Sebagai upaya merangsang petani dalam meningkatkan produksi padi mereka, Pemkab Nunukan lanjut dia menggelar lomba menanam padi yang diikuti para petani dan sejumlah pejabat. "Lomba menanam padi ini langsung dihadiri Bupati Nunukan, yang juga ikut langsung terjun melakukan penanaman. Kegiatan ini menghadirkan ratusan petani dari berbagai desa di Nunukan," katanya.

Terkait rencana kerja sama dengan pihak Bosowa Foundation, Kasubag Humas Kabupaten Nunukan itu mengakui masih dalam proses penjajakan.

"Kerja sama tersebut tidak hanya pada sekotro pertanian tetapi juga pada sektor perikanan dan budidaya rumput laut. Namun, saat ini Pemerintah Kabupaten Nunukan masih mengkaji teknis kerja sama tersebut," kata Hasan Basri. (bd-ant)

Sumber : http://www.korankaltim.co.id/read/news/2012/22813/nunukan-siapkan-seribu-hektare-lahan-demplot-.html

Kamis, 26 Januari 2012

Mulai Tahun Depan, Padi Adan Krayan tak Dijual ke Ba Kelalan Malaysia

Mulai Tahun Depan, Padi Adan tak Dijual ke Ba Kelalan






NNK_panen_padi_Niko_Ruru.JPG

Yana, warga Desa Long Midang, Kecamatan Krayan sedang memanen padi adan yang telah menguning. (foto Tribun Kaltim/Nico Ruru)


NUNUKAN, tribunkaltim.co.id-
Warga di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan boleh bernafas lega. Mulai tahun depan, mereka tidak perlu lagi harus bersusah payah dan jauh-jauh menjual beras mereka ke Ba Kelalan, Negara Bagian Serawak, Malaysia.

Pasalnya mulai tahun depan, padi adan produksi petani di daerah terisolir itu akan ditampung suatu lembaga. Dengan begitu, selain tak perlu susah payah mencari pasaran beras, mereka juga bisa mendapatkan harga yang relatif lebih stabil tanpa harus dipermainkan pembeli seperti selama ini di Ba Kelalan.

Camat Krayan Samuel ST Padan mengatakan, saat ini telah terbentuk Asosiasi Masyarakat Adat Perlindungan Beras Adan Krayan. Lembaga yang didalamnya melibatkan empat kepala adat sebagai pelindung itu dibentuk menindaklanjuti diperolehnya sertifikat indikasi geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atas salah satu jenis padi adan.

IG merupakan bentuk perlindungan hukum terhadap produk unggulan yang dikembangkan secara spesifik seperti di Krayan. Di Krayan terdapat empat jenis padi adan yakni beras berwarna putih pendek, beras berwarna putih panjang, beras berwarna merah dan beras berwarna hitam.

"Yang mendapatkan IG yang beras adan yang kecil-kecil pendek," ujarnya.
Selama ini beras adan lebih banyak dijual ke Ba Kelalan Malaysia. Segantang atau 3,5 kilogram beras adan dijual seharga 19 ringgit Malaysia atau sekitar Rp55.100 dengan kurs Rp2.900 per satu ringgit Malaysia. Sementara di Bario, Serawak, Malaysia, beras adan asal Krayan ini dijual hingga 25 ringgit Malaysia pergantang.

Samuel mengatakan, untuk tahun ini rencana tersebut akan segera disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi lebih pada pengenalan lembaga yang akan menampung dan menjual padi adan serta menjelaskan, apa itu IG?

Tahun 2013, asosiasi yang terbentuk itu akan mengemas, memberikan label termasuk mencarikan pemasaran beras adan tersebut. Promosi beras adan akan dilakukan melalui website sehingga siapa saja bisa memesannya secara online.

"Misalnya nanti setelah panen ada yang pesan 100 ton, itu orang pesan tinggal kita kirimkan saja," ujarnya.

Asosiasi akan membentuk koperasi induk ditingkat kecamatan. Selain itu akan dibentuk 20 koperasi kecil di lokasi dan desa-desa yang akan langsung menampung hasil panenan para petani. Gabah yang dijual petani dikoperasi kecil ini akan dibawa ke koperasi induk.

"Nanti asosiasi lewat koperasi induk ini akan membeli gabah lalu menyimpan di gudang. Nanti diolah lalu dikemas, dipasarkan sendiri," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk saat ini asosiasi memang masih memerlukan modal awal. Karena itu dalam waktu dekat akan diadakan rapat yang melibatkan pihak kecamatan untuk membicarakan kebutuhan modal, kebutuhan pelatihan ditingkat asosiasi, pelatihan ditingkat koperasi hingga ketingkat petani.

"Mulai tahun 2012 kita meminta agar padi kecil yang untuk dijual, ditanam sebanyak-banyaknya, sekuat-kuatnya. Itu yang mau kita tampung. Nanti ditanam juga beras yang untuk dimakan. Jadi yang banyak ditanam itu beras yang mau dijual," ujarnya.
Ia optimistis, jika program ini berjalan tahun depan tentu dapat mengubah image selama ini, jika warga di Kecamatan Krayan hanya bisa menjual beras adan ke Malaysia.

"Kita dibodohi dengan beras selama ini. Perhitungannya mereka membeli Rp50.000 bisa dapat tiga kilogram sementara mereka menjual Rp50.000 sekilogram. Nanti kita berharap warga Krayan tak lagi membawa beras untuk dibarter di Ba Kelalan. Tetapi mereka ke sana membeli sembako dengan membawa duit," katanya

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/01/24/mulai-tahun-depan-padi-adan-tak-dijual-ke-ba-kelalan

Rabu, 25 Januari 2012

Bosowa Jajaki Rice and Food Estate di Nunukan

Bosowa Jajaki Rice and Food Estate di Nunukan


Founder Bosowa Grup HM Aksa Mahmud, Rabu (25/1/2012) hari ini meninjau lahan-lahan yang dapat digunakan utnuk program rice and food estate di Kabupaten Nunukan. Dengan menggunakan helikopter, Aksa yang didampingi Bupati Nunukan Basri berputar-putar sekitar satu jam di udara Kabupaten Nunukan.

Aksa mengatakan, kelompok Bosowa masuk dalam program ini dengan maksud agar Indonesia berhenti mengimpor beras. "Luas sawah irigasi kita, hanya 20 persennya di Thailand. Tetapi dia ekspor ke Indonesia. Sawah kita tidak produktif. Sawah perhektar 5-6 ton. Di negara lain sudah 10 ton keatas. Makanya butuh teknologi," ujarnya,

Ia mengatakan, Bosowa menilai beras lebih penting dari minyak. Apalagi dengan menanam padi setiap petani bisa menghasilkan Rp30 juta untuk sekali panen perhektarnya. Jika dalam setahun petani dimaksud mampu memanen hingga tiga kali, berarti dia bisa mendapatkan Rp90 juta setahun.

Berbeda dengan petani kelapa sawit yang produksinya 3 juta ton sampai 3,5 juta ton pertahun, hanya mempu memberikan pemasukan untuk petani sebesar Rp40 juta perhektarenya.

Dalam program food and rice estate, Bosowa memberikan bimbingan kepada para petani. Perusahaan ini memproduksi bibit yang diberikan kepada petani. Selanjutnya petani ini dididik untuk melakukan pemupukan. "Inilah fungsi-fungsi Bosowa Foundation," ujarnya.

Meskipun demikian, dari peninjauan yang dilakukannya hari ini, Aksa malah melihat Kabupaten Nunukan lebih cocok untuk pengembangan kelapa sawit ketimbang padi.

"Untuk menanam padi diperlukan air tawar, saya lihat dari atas Nunukan banyak air asin. Kalau ini kita lakukan, berarti ini tadah hujan. Ini tidak produktif. Sawit yang produktif di sini," ujarnya. (*)

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/01/25/bosowa-jajaki-rice-and-food-estate-di-nunukan

Aksa Mahmud Tinjau Lokasi Food and Rice Estate di Nunukan

Aksa Mahmud Tinjau Lokasi Food and Rice Estate di Nunukan


NUNUKAN, tribunkaltim.co.id- Founder Bosowa Grup HM Aksa Mahmud, Rabu (25/1/2012) siang ini akan berkunjung ke Nunukan untuk meninjau lokasi food and rice estate di Kabupaten Nunukan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Yophie F Wowor mengatakan, berdasarkan arahan dan petunjuk Bupati Nunukan Basri, untuk program tersebut disiapkan lokasi pertama di Sebaung, Kecamatan Nunukan Selatan dengan luas kurang lebih 4.500 hektare. Status lahan masih KBK. Lokasi kedua di Semenggaris, Kecamatan Siemenggaris dengan luas lahan sekitar 5.000 hektare. Status lahan KBNK (HPL Kementerian Transmigrasi).

"Lokasi ketiga di Kecamatan Sebuku dengan luas sekitar 33.400 hektare dan status lahan KBK yang belum dibebani ijin," ujarnya.

Sementara lokasi keempat di Kecamatan Semenggaris seluas 1.300 hektare. Di bebani izin kelapa sawit PT Tunas Mandiri Lumbis dengan status kawasan KBNK.

"Untuk Pulau Nunukan akan dikelola dengan sistem kemitraan oleh PT Bosowa seluas sekitar 2.000 hektare. Selanjutnya hari ini akan dilakukan survei udara bersama pihak PT Bosowa," ujarnya.

Untuk lahan Pulau Nunukan dan lokasi empat sudah dilakukan pengambilan sampel tanah.
Ia mengatakan pihak PT Bosowa juga menjajaki kemungkinan untuk membangun pabrik pengolahan rumput laut di Kecamatan Nunukan Selatan.

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/01/25/aksa-mahmud-tinjau-lokasi-food-and-rice-estate-di-nunukan

Jumat, 20 Januari 2012

AGAR MANGGA MUDAH BERBUAH

AGAR MANGGA MUDAH BERBUAH

Buah mangga merupakan hal yang tidak asing bagi masyarakat indonesia, karena negeri ini termasuk penghasil buah mangga yang cukup berkualitas.Bagi yang ingin menanam atau mungkin telah mempunyai pohon mangga disekitar rumah namun sulit untuk berbuah, tips dibawah ini semoga dapat membantu agar pohon mangga cepat berbuah.

1. Pohon mangga menyukai tempat yang udara terbuka atau mengalir, jika tempat terlalu sempit atau terlalu banyak pohon yang saling berhimpitan, pohon mangga akan sulit untuk mengeluarkan bakalan kembang sebagai calon buah mangga.

2. Pohon mangga menyukai struktur kelembaban tanah yang sedang, sehingga tingkat kebasahan tanah harus diperhatikan, tanah yang terlalu banyak mengandung air cenderung merangsang tanaman untuk memproduksi daun. Jika tanah terlampau kering, biasanya bakalan kembang lebih mudah muncul namun jika kadar air dibiarkan terlalu sedikit maka pada saat kembang telah menjadi bakalan mangga maka akan mudah rontok. Pastikan saja kondisi kelembaban dengan tingkat sedang yaitu dengan pembuatan bedengan disekitar tanaman mangga, yang fungsinya untuk sanitasi air yang ada.

3. Pemupukan juga dapat dilakukan dengan memberikan unsur fosfor sebagai perangsang pembungaan dan kalium sebagai pengatur nutrisi sehingga bakalan buah tidak mudah rontok. Untuk selengkapnya tentang unsur-unsur pada pupuk silahkan baca artikel tentang pupuk disini.

4.Perhatikan keseimbangan dahan daun. Dahan daun yang terlalu rapat akan menyulitkan sirkulasi udara dan pencahayaan yang masuk. Lakukan pemangkasan dahan yang sekirannya tidak berguna agar alur nutrisi yang dihasilkan oleh tanaman dapat difokuskan untuk produksi pembuahan.

Demikian tips dari saya, semoga bermanfaat. (bst)

Sumber : http://www.ilmuflora.com/2010/12/agar-mangga-mudah-berbuah.html

Limbah Pati Kasava Sebagai Pakan Ayam

Limbah Pati Kasava Sebagai Pakan Ayam

Jagung kini menjadi rebutan berbagai kepentingan pengguna, yang terbaru sebagai bahan bakar nabati. Sehingga industri unggas yang banyak membutuhkan jagung harus mempertimbangkan bahan alternatif, termasuk produk ubikayu.

Satu penelitian belum lama ini oleh tim ilmuwan Thailand dan Vietnam, S. Khempaka dkk menunjukkan potensi dan kelayakan pulp kasava kering (PKK) untuk masuk dalam formulasi pakan ayam pedaging. Pulp kasava adalah bubur kasava yang merupakan limbah dari proses pengolahan pati ubikayu (kasava).

Penelitian yang didukung Universitas Teknologi Suranaree, Thailand itu dilakukan terhadap ayam pedaging campuran jantan dan betina sejak umur 7 hari hingga 42 hari. Ayam dibagi dalam beberapa kelompok yang diberi pakan dengan campuran pulp kasava kering dalam persentase berbeda.

Kesimpulan yang diperoleh dari studi tersebut ialah bahwa pulp kasava kering (PKK) bisa digunakan sebagai bahan campuran pakan untuk memasok sebagian diet energi yang dibutuhkan ayam pedaging. Tetapi jumlahnya harus dibatasi hingga proporsinya paling banyak 8% saja. Kadar pati pada PKK masih tinggi yakni 69,89%.

Selain itu disimpulkan pula bahwa PKK tidak hanya berguna sebagai sumber energi saja, tetapi juga bisa meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan mengurangi penumpukan lemak perut ayam pedaging.

Pertumbuhan dan berat badan ayam pedaging yang diberi PKK 8% atau kurang tidak menunjukkan perbedaan berarti dibanding kontrol. Pemberian PKK di atas 8% menyebabkan terjadinya penurunan signifikan performa pertumbuhan, berat badan dan kecernaan unsur nutrisi ayam pedaging. Ini terkait dengan kadar kandungan tinggi serat pada PKK. Dan pemberian PKK sampai 12% tidak meningkatkan berat tembolok.

Dibanding kontrol, karkas yang sudah dikeluarkan ususnya dan juga bagian-bagian lain yang dikeluarkan (giblets) dari ayam pedaging yang diberi PKK tidak menunjukkan perbedaan nyata. Kesamaan terlihat pula pada bagian-bagian karkas seperti dada, paha, filet dsb. Berat alat-alat dalam seperti hati, jantung, pankreas dsb juga tidak berbeda.

Sumber : http://www.sinartani.com/Litbang-Mancanegara/limbah-pati-kasava-sebagai-pakan-ayam.html

MODEL ”KAMPOENG TERNAK DOMBA”

MODEL ”KAMPOENG TERNAK DOMBA”

“Kampoeng Ternak Domba” adalah suatu model pengembangan ternak domba berbasis sumberdaya lokal potensial, melalui introduksi teknologi bibit domba “Komposit Unggul Balitnak” sebagai langkah pendukung sumber pendapatan baru petani yang terintegrasi dengan tanaman hortikultura, dan mampu menjaga kelestarian lingkungan (buffer zone management)

Usaha ternak domba telah banyak dilakukan oleh petani di pedesaan Indonesia sebagai upaya diversifikasi usaha pokok di bidang pertanian. Secara umum manajemen pemeliharaan masih bersifat tradisional, belum mengarah pada target pendapatan (terbatas pada usaha sambilan) dan belum menerapkan inovasi teknologi maupun kelembagaan.

Salah satu upaya untuk memperkenalkan inovasi teknologi Balitnak melalui kegiatan diseminasi, maka pembentukan “Kampoeng Ternak Domba” merupakan suatu terobosan yang tepat karena paket teknologi yang sudah dikemas dapat diterapkan langsung di lapangan, sekaligus sebagai langkah pengujian inovasi teknologi yang telah dihasilkan pada skala laboratorium. Penerapan teknologi yang dimaksud bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan mampu mendukung kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Model “Kampoeng Ternak Domba” dirancang dalam suatu kawasan desa, dan dikembangkan melalui model usaha ternak domba dengan pola usaha agribisnis, target yang hendak dicapai telah ditentukan dan penanganan usahanya dari aspek hulu sampai dengan hilir. Konstruksi kampoeng ternak domba dirancang dalam suatu kawasan desa, di mana sebagian besar masyarakatnya (50%) dari jumlah KK diarahkan untuk memelihara ternak domba, sehingga kawasan tersebut akan menjadi sumber ternak dengan populasi yang stabil atau meningkat, dengan harapan populasi ternak domba lebih dominan dibanding dengan populasi penduduknya serta pendapatan rumah tangga yang berasal dari ternak domba berpeluang ditingkatkan menjadi >50% UMR daerah setempat (Rp, 500.000,-/bulan).

Dalam jangka panjang sifat usahanya akan diarahkan sebagai “cabang usaha” bahkan dapat menjadi “usaha pokok” dengan target 50-70 persen total pendapatan petani di pedesaan berasal dari usaha ternak domba.

Kampung Ternak Domba terletak di Kampung Cinyurup, Kelurahan Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten dibentuk sebagai Buffer Zone (kawasan penyangga) karena lokasi tersebut berbatasan dengan kawasan hutan lindung yang dapat menyediakan ketersediaan rumput lapangan dan leguminosa pohon sepanjang tahun dengan kualitas yang baik. Pola pikir yang dikembangkan adalah dengan memberdayakan masyarakat sekitar hutan melalui usaha pemeliharaan ternak domba, maka usahatani sayuran yang banyak merambah hutan sekitar dapat dikendalikan melalui usaha konservasi dan keterkaitan usahatani (integrasi tanaman – ternak).

Oleh karena itu upaya rehabilitasi hutan lindung, dan diversifikasi ataupun pengalihan prioritas usaha dari menanam sayuran di kawasan hutan menjadi usahatani ternak terpadu menjadi salah satu sasaran yang hendak dicapai, di samping upaya peningkatan pendapatan petani.

Sumber : http://www.sinartani.com/Agro-Inovasi/model-kampoeng-ternak-domba-mengarah-pada-pengembangan-village-breeding-centre-sebagai-salahsatu-wahana-diseminasi-balai-penelitian-ternak.html


Mesin Modern untuk Tanam dan Panen Padi

Mesin Modern untuk Tanam dan Panen Padi




Satu ton bibit padi yang digendong mesin modern ini dapat ditanam di persawahan hanya dalam waktu 4 jam. Harganya pun tidak mahal.

Paring Husada, Manager Marketing PT. Kubota Indonesia, yang menjual mesin modern untuk tanam padi (rice transplater) di Indonesia mengatakan mesin ini sudah dipakai di beberapa wilayah pertanian Indonesia, khususnya Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Menurutnya, rice transplater Kubota masuk ke Indonesia pada tahun 2009. Alat ini merupakan produk dari Cina dan di Indonesia dijual dengan harga Rp 54 juta. “Alat ini bisa kami jual secara kredit,” tambah Paring Husada kepada Sinar Tani.

Rice transplanter adalah mesin modern untuk menanam bibit padi dengan sistem penanaman yang serentak. Cara pakai alat ini sangat gampang. Bibitkan gabah dalam petakan sawah seluas 20x80 cm. Setelah tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit tersebut ditaruh di atas mesin rice transplater.

Selanjutnya, mesin siap beroperasi. Dalam sekali gerak, mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30 cm. Hanya dalam waktu 4 jam, satu ton bibit padi yang digendongnya sudah habis ditanam.

Empat Pekerjaan
Selain rice transplater, karena kelangkaan tenaga pemanen, di beberapa tempat di Indonesia sudah mulai menggunakan mesin modern pemanen padi (combine harvester). Mesin ini bisa memotong padi, merontokkan gabah, membersihkan gabah dan memasukkannya ke dalam karung.

Totong Ariwantoro, Direktur Pemasaran PT. Vietindo Jaya, penjual combine harvester mengatakan mesin ini sangat efisien karena dalam 1 ½ jam dapat memanen padi seluas 1 ha. “Dalam sehari combain harvester ini dapat memanen padi seluas 6 ha,” tambahnya.

Sumber : http://www.sinartani.com/Sorotan/mesin-modern-untuk-tanam-dan-panen-padi.html

Memotivasi Staf, Kadispertanak Nunukan Adakan Lomba Menanam Sayur

Memotivasi Staf, Kadispertanak Nunukan Adakan Lomba Menanam Sayur


Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Yophie F Wowor punya cara tersendiri untuk memotivasi para stafnya, khususnya staf wanita yang bekerja di instansi tersebut.

Ia mengadakan lomba dan menjanjikan hadiah kepada pemenangnya. Uniknya lagi, lomba ini dilaksanakan dalam waktu hingga empat bulan. Lomba dimaksud yakni menanam sayur-sayuran di pekarangan rumah masing-masing.

Sekretaris Dispertanak Nunukan Dian Kusumanto mengatakan, lomba yang dicanangkan Kadispertanak Nunukan untuk memotivasi para karyawan, terutama instansi dimaksud.

“Ini sangat penting sekali karena kalau Dinas Pertanian semangat, para staf semangat otomatis akan menambah semangat mereka, memberikan kepercayaan kepada mereka untuk membina masyarakat. Jadi kita mulai dari kita sendiri, dari karyawan kita sendiri,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Kepala Dispertanak mencanangkan lomba dikalangan staf yang dikhususkan untuk wanita. Seluruh staf itu diharapkan mengikuti lomba menanam sayur-sayuran di rumah masing-masing.

Sayur-sayuran yang ditanam itu merupakan jenis sayuran yang dibutuhkan mereka untuk masak sehari-hari seperti lombok, sayur sawi, bayam ataupun daun seledri yang bisa digunakan sendiri di rumah.


Yophie memang selama ini dikenal sangat giat bercocok tanam maupun beternak. Berbeda dengan para pejabat yang berkebun namun membayar buruh untuk mengerjakan lahannya, Yophie harus turun langsung mencangkul hingga menanam berbagai jenis tanaman di kebunnya. Bahkan pria yang satu ini memanfaatkan bagian atas rumah untuk beternak unggas.

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/01/05/memotivasi-staf-kadispertanak-nunukan-adakan-lomba-menanam-sayur

BUTUH PUPUK ORGANIK LEBIH BANYAK UNTUK ALIHKAN KETERGANTUNGAN PUPUK KIMIA

BUTUH PUPUK ORGANIK LEBIH BANYAK UNTUK ALIHKAN KETERGANTUNGAN PUPUK KIMIA

Sektor pertanian membutuhkan pasokan pupuk majemuk dan pupuk organik lebih banyak dalam jangka menengah dan panjang. Ini diperlukan karena Indonesia berupaya untuk mengalihkan ketergantungan pada penggunaan pupuk kimia, yakni urea. Industri pupuk diminta untuk memenuhi kebutuhan petani yang berbeda-beda di setiap daerah.

Menurut Bayu Krisnamurthi, Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Perekonomian revitalisasi pabrik pupuk yang dicanangkan pemerintah saat ini bisa dijadikan momentum untuk memaksimalkan pasokan pupuk pada setiap daerah yang berbeda-beda. Penggunaan pupuk kedepan lebih mengarah pada bertambahnya penggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik. Pupuk majemuk diperlukan karena kandungan zat tidak sama sehingga pasokan pupuk untuk padi di Karawang-Jawa Barat misalnya tidak akan sama dengan padi di Papua. Kandungan N,P dan K di Karawang akan berbeda dengan di Papua.

Sektor pertanian juga membutuhkan lebih banyak pupuk organik sehingga revitalisasi pabrik pupuk juga sebaiknya diarahkan pada pembangunan pabrik-pabrik baru yang menghasilkan pupuk organik. Saat ini, baru beberapa produsen yang menanamkan modalnya pada pabrik pupuk organik , yakni Pusri dan Pupuk Kaltim.

Namun, pembangunan pabrik pupuk organiknya masih sebatas unit-unit produksi baru sehingga produksinya masih sangat terbatas. Padahal trennya adalah pengembangan pupuk organik yang lebih banyak ketimbang pupuk urea.

Salah satu produsen pupuk organik saat ini yang sedang berusaha untuk memaksimalkan produksi pupuk organik dalam bentuk pupuk kompos maupun dalam bentuk Organic Soil Treatment dengan merek dagang yakni Green Botane adalah PT. Godang Tua Jaya Farming yang berlokasi di Daerah Bantar Gebang, Bekasi.

Dalam memenuhi kebutuhan akan pupuk organik serta upaya untuk mengurangi ketergantungan pupuk kimia salah satu distributor pupuk organik cair juga yakni Diamond Interest International dengan produknya yakni Pupuk Organik Cair D.I. Grow juga memberikan solusi dan kontribusi yakni dengan penggunaan pupuk organik cair D.I. Grow akan mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 30%.

Terbuka Peluang Nunukan Membangun Embung Lebih Banyak |

Terbuka Peluang Nunukan Membangun Embung Lebih Banyak

|


Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Yophie F Wowor mengatakan, dalam kunjungannya ke Jakarta bertemu dengan Direktur Lahan Kementerian Pertanian, pihaknya diberikan peluang untuk membuat embung sebanyak-banyaknya. Peluang ini untuk mendukung program peningkatan beras nasional.

Selain embung pihaknya berharap dibangunkan jalan usaha tani untuk mendukung pengangkutan produksi pertanian. Sebab tanpa jalan usaha tani tentu akan mempersulit petani memasarkan hasilnya.

Yophie mengatakan, sebagai bagian upaya peningkatan produksi beras nasional pihaknya melaksanakan program intensifikasi dengan modernisasi pengolahan tanah melalui mekanisasi yaitu penggunaan mesin pertanian.

Di samping itu melalui bantuan benih unggul, bantuan pupuk dan pestisida.
"Semua ini akan berjalan dengan baik apabila penyuluh, kontak tani dan petani berbarengan," ujarnya.

Perbaikan irigrasi tidak lepas dari program Dispertanak Nunukan. Pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Nunukan untuk membantu pembangunan jaringan irigasi untuk mengairi sawah.

Sementara untuk program ekstensifikasi dilakukan dengan perluasan pencetakan sawah. Daerah atau lahan yang kurang produktif terus ditingkatkan melalui program optimalisasi lahan. "Saya juga diberikan peluang silakan diusulkan lahan yang kurang optimal kita optimalisasikan. Ini menjadi perhatian pemerintah pusat sampai daerah," ujarnya.

Dispertanak Nunukan melalui surat keputusan Bupati Nunukan akan menetapkan Camat ditingkat kecamatan sebagai ketua untuk peningkatan produksi padi. Sementara kepala desa dan lurah ditetapkan sebagai ketua di tingkat kelurahan dan desa.

"Kepala desa dan lurah akan dibantu PPL. Jadi PPL tidak berkantor di kantor camat atau kabupaten tetapi di desa. Jadi silakan laporkan kalau ada PPL tidak ada di lapangan. Kita harus lakukan perubahan," katanya kepada petani di Kecamatan Sebatik Barat, Sabtu (10/12/2011).

Sementara untuk program diversifikasi, pihaknya bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Kabupaten Nunukan.

Penulis : Niko Ruru
Editor : Fransina

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2011/12/10/terbuka-peluang-nunukan-membangun-embung-lebih-banyak

Krayan Selatan Minta Sektor Pertanian Dioptimalkan

Krayan Selatan Minta Sektor Pertanian Dioptimalkan

NUNUKAN- Camat Krayan Selatan Serfianus meminta kepada Pemkab Nunukan melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) untuk memaksimalkan potensi sektor pertanian yang ada di Kecamatan Krayan Selatan, karena selama ini dinilai masih belum pernah tersentuh oleh instansi terkait.

Hal itu dikatakan kepada Wakil Bupati Nunukan Hj Asmah Gani dan sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saat rapat koordinasi belum lama ini. “Bidang pertanian optimalisasi lahan pertanian, ini yang tidak pernah disentuh. Selama yang menjadi camat, ini tidak pernah dimaksimalisasikan,” kata Serfianus.

Padahal, sektor pertanian di Krayan Selatan memiliki potensi yang besar dalam pengembangannya kedepan. Buktinya, beras Krayan hasil pertanian saat ini diakui kualitasnya yang baik. Selain peternakan, pihaknya juga peranan Pemkab Nunukan dalam memaksimalkan sektor peternakan. “Karena ini salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujarnya.

Mengenai program praktis dari Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat, Aman dan Sejahtera (Gerbang Emas) yang disampaikan Wakil Bupati Nunukan Hj Asmah Gani, diakui semua program sangat dibutuhkan masyarakat di Krayan Selatan. “Semua program itu masih dibutuhkan untuk Krayan Selatan,” ujarnya.

Sementara Camat Krayan Samuel ST Padan dalam kesempatan itu meminta agar dalam program Gerbang Emas juga memuat tentang pemberian bantuan asrama mahasiswa yang ada diluar daerah. Selain itu bantuan pasar perbatasan, pengelolaan subsidi barang dikelola koperasi sebagai mitra kerja. (kh)

Sumber : http://www.korankaltim.co.id/read/news/2011/18838/krayan-selatan-minta-sektor-pertanian-dioptimalkan--.html

Nunukan Ditarget Produksi Beras 43.000 Ton

Nunukan Ditarget Produksi Beras 43.000 Ton
NUNUKAN - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nunukan Yophie F Wowor mengatakan, untuk peningkatan produksi beras nasional, Kabupaten Nunukan dituntut untuk dapat meningkatkan produksi beras minimal lima persen atau mencapai4 3.000 ton pertahun pada tahun 2012.

Ia mengakui, program itu memang sangat berat. Namun karena sudah menjadi tanggungjawab, semua pihak harus bersatu padu mulai dari aparatur terkait, kontak tani dan para petani sebagai ujung tombak.

"Para penyuluh, semua lapisan yang berkaitan dengn peningkatan produksi beras nasional harus bersatu bergandeng tangan," ujarnya, Sabtu (10/12/2011) di Kecamatan Sebatik Barat.

Untuk peningkatan produksi beras ini, Dispertanak Nunukan melakukan tiga hal yang meliputi, intensifikasi, ekstentifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi pangan.

Ia menyebutkan Kecamatan Sebatik Barat merupakan salah satu target peningkatan beras di Kabupaten Nunukan. Kecamatan itu memiliki sawah seluas 736 hektare dengan produksi beras rata 4,8 ton perhektar sawah.

"Sebatik Barat memproduksi 3.456 ton beras pertahun. Inilah kebanggan kami karena masyarakat Sebatik Barat mendukung program peningkatan beras nasional," ujarnya.

Ia mengatakan, perlu memberikan reward kepada petani yang berhasil meningkatanproduksi beras. Begitu pula dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang berprestasi perlu diberikan reward.

"Kita berharap petani bisa ke Jakarta bisa ketemu Presiden. Mulai tahun depan program itu harus kita kembalikan lagi," ujarnya.

Sumber : Tribunnews.com

Nunukan pun Terpikat Mengembangkan Jeruk

Pemagangan Petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan di Balitjestro

Pada tanggal 14-18 Nopember 2011 Balitjestro memberikan pelatihan kepada 10 peserta magang dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Nunukan. Pada pelatihan ini tema yang dibahas adalah Pembibitan, Pengendalian Hama/Penyakit dan Budidaya Tanaman Jeruk.

Kabupaten Nunukan mempunyai potensi dan prospek positif untuk pengembangan tanaman jeruk. Dengan demikian ada suatu peningkatan pengetahuan bagi petugas didalam memberikan penyuluhan kepada petani dalam upaya mengembangkan budidaya tanaman jeruk sehat yang bebas penyakit. Dengan adanya pemagangan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas jeruk, pengelolaan tanaman yang baik, serta mampu mengembangkan tanaman jeruk yang bebas penyakit. Dengan adanya pembinaan dan pengawalan dari Balitjestro tentang teknologi sesuai materi pemagangan akan menjadikan produksi dan kualitas jeruk yang dihasilkan akan semakin meningkat.

Selain diberikan materi petugas juga melakukan praktikum dalam kegiatan pengelolaan tanaman jeruk yang bebas dari penyakit. Hal ini dimaksudkan agar dalam penerapannya di lapangan petugas dapat memberikan contoh dan mengajak petani untuk melakukan pengeloaan tanaman yang lebih baik.

Untuk lebih memantapkan program yang akan dilaksanakan, petugas mengikuti kegiatan kunjungan ke sentra kebun jeruk Selokerto di Dau Malang. Kunjungan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi jeruk maupun tanaman yang ada di Selokerto yang kemudian dapat dijadikan acuan dalam pengembangan jeruk di Kabupaten Nunukan yang mempunyai potensi dalam usaha mengembangkan tanaman jeruk.
Dari pemagangan ini diharapkan petugas dapat mengimplementasikan apa yang didapat dari pelatihan yang telah dilakukan selama 4 hari di Balitjestro untuk disampaikan kepada petani di Kabupaten Nunukan.

Sumber : http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/468.html